Cultural Studies Model Komunikasi Politik Dalam Penyampaian Kritik Sosisal Melalui Kebudayaan Kenduri Cint

budaya yang temanifestasikan di dalam masyarakat. Pengaruh Maxisme terhadap cultural studies disini sangat kuat. Melihat pula bahwa budaya tidak dimaknai sebagai sebuah wilayah netral dan artinya kritik terhadap budaya yang lebih dikedepankan. 37 2. Cutural studieskajian budaya adalah perspekltif teoritis yang berfokus bagaimana budaya dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan dominan. Kajian kebudayaan tidak merujuk pada doktrin tunggal mengenai prilaku tunggal manusia. Bahkan Stuar Hall dengan persuasif berpendapat bahwa “kajian budaya memiliki banyak wacana, juga memiliki beberapa sejarah. Ia adalah kelompok formasi yang utuh, memiliki peristiwa dan momen masa lalu.” Kajian budaya berkaitan dengan sikap, pendekatan, dan kritik mengenai sebuah budaya. Budaya merupakan fitur utama dalam teori ini, dan budaya telah menyediakan sesuatu yang telah mendorong para peneliti untuk mendiskusikan, tidak sepakat, menantang, dan merefleksikan. 38 Bahkan Jhon Hartley mengamati peneliti telah mencapai “sedikit kesepakatan mengenai apa yang dianggap sebagai kajian budaya, baik sebagai praktisi kritis atau alat institusional.” 39 Kajian budaya menegaskan bahwa budaya harus dipelajari terkait dengan hubungan sosial dan sistem dimana budaya di produksi dan dikonsumsi. Dengan demikian study mengenai budaya erat kaitannya dengan studi tentang masyarakat, politik dan ekonomi. Kajian budaya menunjukan bagaimana budaya media mengartikulasikan nilai-nilai dominan, ideologi politik, perkembangan sosial dan hal baru pada zaman tersebut. Ini merupakan konsep budaya dan masyarakat AS sebagai medan yang perebutkan oleh berbagai kelompok dan ideologi berjuang melawan dominasi. Televisi, film, musik, dan bentuk-bentuk budaya popular sering 37 Year Panji, Komunikasi dan Konstruksi masarakat Konsumen Suatu perspektif Cultural Studies, Jakarta: Kencana, 20, ed.1, cet.1. hlm. 463 38 Iij, Farid Hamid Hery Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan, Jakarta: Kencana, 20, ed.1, cet.1. hlm. 473 39 Richard west Lynn H. Turner, Pengantar Teory Komunikasi: Analisi dan Aplikasi diterjemahkan oleh Maria Natalia Damayantu Maer, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008, edisi ke-3, hlm.63 bersifat liberal atau konservatif, atau kadang-kadang mengepresikan pandangan yang lebih radikal atau oposisi. 40 40 Douglas Kellner, Cultural Studies, Multiculturalism, and Media Culture, hlm.2 30 BAB III

A. Sejarah Berdirinya Komunitas Kenduri Cinta

Kenduri Cinta berdiri dan diprakarsai oleh seorang Budayawan, EMHA Ainun Nadjib pada 12 Februari Tahun 2000, yang merupakan terobosan militan seorang budayawan dan seniman revolusioner dalam mengibarkan panji “Politik yang cerdas”, sebagai panglima di kancah pertarungan idiologi dan politik kebudayaan ketika itu. Langkah EMHA Ainun Nadjib dalam bidang Seni Gamelan yan g dinamakan dengan ”Kyai Kanjeng ” merupakan gebrakan tersendiri dimana pesan- pesan dakwah dan kritik sosial dalam essai, puisi-puisi, serta syair-syair nyanyian yang disampaikannya, yang ketika itu politik diseterui secara alergis sebagai barang kotor yang bejat. Pada dasarnya politik adalah yang membebaskan kita dari penjajahan Belanda dan Jepang, dan membuat kita sebagai bekas inlader menikmati kebudayaan yang bebas dan bertanggung jawab. 1. Jamaah Maiah Apa itu maiyah? Jika ada orang yang bertanya seperti itu kepada 100 orang jamaah mayiah, maka dia akan mendapat 100 jawaban yang berbeda. Mengapa bisa demikian? Tidak ada penjelasan yang akurat. Namun, sekedar untuk mendekatinya kiranya penjelasan dibawah berikut ini akan membantu. 41 Menurut tulisan tulisan kecil yang banyak beredar di kalangan Komunitas Maiyah, kata maiyah berasal dari bahasa arab Maiyatullah yang berarti bersama allah. Kemudian, tersandung dengan lidah masarakat Jawa dan akrab sebagai Maiyah. Maiyah tidak akan pernah mencapai bentuk formal semacam organisasi masyarakat. Lebih lanjut menurut EMHA sebagai guru, sahabat sekaligus ayah orang yang pernah memberikan tiga alasan untuk menjawab pertanyaan seperti 41 Prayoga R. Saputra, Spiritual Journey, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012, h. 34 itu. 42 Pertama, kata Em ha “saya lebih baik nyolokin cabai rawit kemulut jamaah maiyah dari pada duduk dan menjelaskan panjang lebar tentang cabai rawit kepada mereka. Kedua, mereka-kan orang maiyah, bukan hanya saya dan yang ketiga saya akan dimarahi oleh kanjeng nabi, Aulia bahkan para kekasih allah jika metode Thoriqot seperti itu yang saya terapkan kepada orang maiyah dan siapapun. Sebutan Jamaah atau Jemaah ini tidak benar-benar bergerak secara institutif sebagai kelompok eksklusif tertentu. Jemaah ini secara rutin berkumpul dalam forum bersama Cak Nun Emha Ainun Nadjib . Acara ini mungkin bisa dibilang pengajian, tapi standar yang biasa ditemui dalam sebuah acara pengajian tidak benar-benar menjadi dominan. Sebab di dalamnya lebih banyak mengajarkan semangat hidup, sikap toleran dan hidup bersama dalam kontribusi kebaikan. Jadi boleh juga dibilang bahwa Jamaah Maiyah tidaklah identik sebagai sekumpulan orang Islam saja. Malah seringkali hadir dalam pengajian ini tokoh-tokoh lintas agama, aliran, suku bangsa, etnik, LSM lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa dalam maupun luar negeri, dan lain-lain. Nuansanya sangat berbudaya dan tidak juga serta-merta menjadi sinkretisme. Bahkan banyak kejadian unik, salah satunya hadirnya orang gila yang akhirnya bisa sembuh disalah satu acara Jemaah Maiyah. Dengan gaya bicara khasnya, Cak Nun bilang “Acara ini bukan acara khusus untuk orang Islam, tapi untuk semua manusia yang Islam dan yang tidak Islam, manusia waras dan manusia yang tidak waras, bahkan Jin, Setan, Dhemit, Gendruwo, kalau memang berminat untuk jadi baik akan disambut dengan tangan terbuka”. Kenduri Cinta memang tidak bisa melepaskan diri dari 42 Prayoga: “Spitual Journey” , Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012 , Pemikiran Perenungan Emha, hlm. 29. Cak Nun sebagai figur panutan. Tapi pengkulturan bukan menjadi ideologi masal di Jemaah Maiyah. Jadi meskipun Cak Nun tidak bisa hadir didalam acara, tetap saja acara bisa berlangsung dengan baik. B. Visi - Misi Tujuan besar yang akan dicapai KKC dengan berbagai kendalanya adalah, Kenduri Cinta siap menciptakan masyarakat khususnya yang hadir ini bisa menjadi lebih harmonis dan lebih dewasa menaggapi permasalahan- permasalahan yang pelik pada saat ini, tidak harus adu-jotos, debat sengit di media yang membingungkan masarakat yang menyimak, kita disini bersenda gurau dengan lantunan salawat dan berdialog lebih berlapang dada dalam segala perbedaan. Kenduri Cinta dan Kiai kanjeng bisa tampil di berbagai belahan dunia yang dihadiri oleh orang-orang dunia, kalau ke Prancis ya dia hadiri orang-orang Prancis, kalau ke Mesir ya dihadiri oleh orang-orang Mesir bukan orang-orang Indonesia sendiri, mungkin dari 1000 orang asing yang menonton paling satu atau dua orang Indonesia itu yang hadir, dan itupun Kedutaan Besar Republik Indonesia nya. Semuanya murni dari Allah tanpa proposal, tanpa bantuan media, seratus persen Allah yang yang menyajikannya, disini Kyai Kanjeng duduk bersama dengan Jamaah Maiyah tidak ada intervensi dari pihak manapun, tiga belas tahun ini kita jalani bersama tanpa ada satu mediapun yang mau menjajalkan kepala kameranya untuk kemaslahatan umat, tapi tidak apalah yang penting kita tetap berlapang dada dalam setiap yang tidak sama dengan kita. 43 Misi kita tidak disini bukan sekedar bermusik, nomor satu adalah kemesraan kita dengan masyarakat bisa terjalin mesra, kita hanya berusaha menciptakan adapun feedback itu bagaimana cara individual masing masing menilainya seperti apa, karena disini kita bangsa bertuhan kalau manusia mempelajari yang segala yang ghaib sedangkan Allah yang menciptakan 43 Data diakses dari www.youtube.kenduricintaPadangbulan.com pada tanggal 12 Desember 2013 pukul 20.00 segala yang gaib. Ketika kita menjawab sesuatu karena ketika seseorang menginginkan jawaban sesuatu akhirnya bangsa kita ini paham akan udang dibalik batu. Orang menolong ada udang dibalik batu, parpol, organisasi, pemerinta semuanya ada udang dibalik batu karna pengalaman bangsa ini yang ditanamkan selalu udang dibalik batu. Kiai kanjeng dan kenduri cinta berkeliling kesetiap daerah pernah ditanya oleh wartawan maksud dan tujuan kegiatan ini itu apa? Saya ngak pernah mengerti maksud jawaban yang diinginkan wartawan itu apa Sebagian orang beranggapan ada visi misi terselubung, selalu beranggapan ada udang dibalik batu, mereka tidak percaya pada kemurnian, selalu beranggapan selalu udang dibalik batu. Misi kita hanya Kenduri Cinta Perkumpulan Cinta 44

C. Struktur Keanggotaan

Komunitas Kenduri cinta ini di Pimpin oleh Emha Ainun Nadjib sebagai narasumber dan pengisi disetiap kegiatan dengan group musik nya Kiai Kanjeng, dan ada juga para musisi, budayawan ataupun sastrawan lainnya yang hadir dalam kegitan ini. Dan tak jarang para pemuka-pemuka agama ikut andil dalam kegiatan ini. Di Komunitas Kenduri Cinta tidak ada struktur organisasi yang baku, semua bisa menjadi ketua pelaksana, semua bisa menjadi bendahara, semua bisa menjadi apapun yang mereka inginkan agar perkumpulan ini terus berlangsung, ini murni dari kesadaran masing masing, ada yang memiliki peralatan soundsistem mereka membawanya sendiri untuk dimanfaatkan Komunitas Kenduri Cinta ini semua murni dari hati masing masing dan ini telah berlangsung selama 14 tahun lamanya dan sampai pada saat ini kenduri cinta berdiri. 44 Emha Ainun Nadjib, Pengantar Markesot Bertutur 1994.