NaOH-P HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji korelasi sifat-sifat kimia tanah dan fraksi-fraksi P dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis menyatakan bahwa nilai NaHCO 3 -P i dengan beberapa sifat kimia yang telah di analisis memiliki korelasi tidak nyata.

4.4. NaOH-P

i , -P o Hasil NaOH-P i, -P o di Pulau Jawa disajikan pada Tabel 9. Provinsi Jawa Barat memiliki kisaran nilai NaOH-P i antara 45.0 hingga 217 mg P kg -1 sedangkan NaOH-P o memiliki kisaran antara 33.4 hingga 133 mg P kg -1 . Cicalengka memiliki nilai NaOH-P i terbesar yaitu sebesar 217 mg P kg -1 , sedangkan nilai terkecil berada di Karawang yaitu sebesar 45 mg P kg -1 . Nilai NaOH-P o tertinggi berada di Jatisari sebesar 133 mg P kg -1 , sedangkan Palimanan memiliki nilai NaOH-P o terkecil sebesar 33.4 mg P kg -1 . Rata-rata nilai NaOH-P i Provinsi Jawa Barat sebesar 132 mg P kg -1 dan nilai NaOH-P o sebesar 77.3 mg P kg -1 . Provinsi Jawa Tengah memiliki kisaran nilai NaOH-P i antara 51.4 hingga 245 mg P kg -1 sedangkan NaOH-P o memiliki kisaran antara 30.7 hingga 96.3 mg P kg -1 . Kendal memiliki nilai NaOH-P i terbesar yaitu 245 mg P kg -1 , sedangkan nilai terkecil berada di Demak yaitu sebesar 51.4 mg P kg -1 . Nilai NaOH-P o tertinggi berada di Batang sebesar 96.3 mg P kg -1 , sedangkan Kendal memiliki nilai NaOH-P o terkecil sebesar 30.7 mg P kg -1 . Provinsi Jawa Tengah memiliki rata-rata nilai NaOH-P i sebesar 127 mg P kg -1 dan nilai NaOH-P o sebesar 59.7 mg P kg -1 . Provinsi Jawa Timur memiliki kisaran nilai NaOH-P i antara 28.8 hingga 67.5 mg P kg -1 sedangkan NaOH-P o memiliki kisaran antara 49.6 hingga 85.6 mg P kg -1 . Bojonegoro memiliki nilai NaOH-P i terbesar yaitu 67.5 mg P kg -1 , sedangkan nilai terkecil berada di Tambak Rejo yaitu sebesar 28.8 mg P kg -1 . Nilai NaOH-P o tertinggi berada di Bojonegoro sebesar 85.6 mg P kg -1 , sedangkan Ponorogo memiliki nilai NaOH-P o terkecil sebesar 49.6 mg P kg -1 . Provinsi Jawa Timur memiliki rata-rata nilai NaOH-P i sebesar 48.8 mg P kg -1 dan nilai NaOH-P o sebesar 67.0 mg P kg -1 . Tabel 9. NaOH-P i dan -P o pada Tanah Sawah di Pulau Jawa Provinsi Lokasi NaOH-P i mg P kg -1 NaOH-P o mg P kg -1 Jawa Barat Karawang 45.0 34.3 Jatisari 175 133 Pamanukan 89.1 67.8 Indramayu 92.1 70.0 Palimanan 43.9 33.4 Cicalengka 259 103 Cikarawang 217 97.5 Rata-rata 132 77.3 Jawa Tengah Brebes 106 81.0 Suradadi 61.2 46.5 Batang 172 96.3 Kendal 245 30.7 Demak 51.4 37.9 Jekulo 160 52.8 Borobudur 92.1 74.7 Kutoarjo 96.5 66.2 Karanganyar 103 57.0 Buntu 188 70.4 Jogjakarta 126 43.1 Rata-rata 127 59.7 Jawa Timur Bojonegoro 67.5 85.6 Tambak Rejo 28.8 59.7 Nganjuk 49.3 74.4 Jombang 32.0 65.8 Ponorogo 66.4 49.6 Rata-rata 48.8 67.0 NaOH-P i , -P o adalah fraksi P yang diinterpretasikan sebagai P yang terikat lebih kuat secara kemisorpsi oleh Fe dan Al hidrous oksida Tiessen dan Moir 1993. Provinsi Jawa Barat memiliki nilai rata-rata NaOH-P i , -P o yang lebih besar dibandingkan dengan provinsi lain. dibandingkan dengan nilai rata-rata NaOH-P i pada Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Barat memiliki nilai NaOH-P i terbesar diantara provinsi lain. Penelitian Hartono et al. 2006 menunjukkan bahwa tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang tinggi akan memiliki nilai NaOH-P i , -P o lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang rendah. Besarnya nilai NaOH-P i ,-P o di Jawa Barat diduga karena nilai Fe dan Al hidrous oksida di Jawa Barat lebih besar dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perbedaan nilai NaOH-P i , -P o pada setiap lokasi dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh lokasi tidak nyata terhadap nilai NaOH-P i , -P o . Hasil uji yang tidak nyata diduga karena standar deviasi antar lokasi yang berbeda satu sama lain. Variasi yang timbul dapat disebabkan karena sebaran pemupukkan P yang bervariasi di setiap lokasi. Berdasarkan hasil wawancara pemupukkan P yang diberikan ke lahan tidak memiliki pola. Petani memberikkan pupuk P ke lahan hanya berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Sehingga nilai NaOH-P i, -P o beragam di setiap lokasi. Tabel 10. Perbedaan Nilai NaOH-P i , -P o pada Setiap Lokasi Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey P 0.05. Perbedaan nilai NaOH-P i , -P o pada setiap jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh tanah tidak nyata terhadap nilai NaHCO 3 -P i dan NaHCO 3 -P o . Tanah Inceptisols memiliki nilai NaHCO 3 -P i sebesar 116 mg P kg -1 dan nilai NaHCO 3 -P o sebesar 66.8 mg P kg -1 . Tanah Ultisols memiliki nilai NaHCO 3 -P i sebesar 194 mg P kg -1 dan nilai NaHCO 3 -P o sebesar 97.0 mg P kg -1 . Tanah Vertisols memiliki nilai NaHCO 3 -P i sebesar 78.7 mg P kg -1 dan nilai NaHCO 3 -P o sebesar 57.6 mg P kg -1 . Lokasi NaOH-P i NaOH-P o Rata-rata mg P kg -1 StDev Rata-rata mg P kg -1 StDev Jawa Barat 132 a 86.0 77.3a 37.0 Jawa Tengah 127a 58.5 59.7a 19.9 Jawa Timur 48.8a 18.3 67.0a 13.7 Tabel 11. Perbedaan Nilai NaOH-P i , -P o pada Setiap Jenis Tanah Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey P 0.05. Uji korelasi sifat-sifat kimia tanah dan fraksi-fraksi P dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis menyatakan bahwa nilai NaOH-P i memiliki korelasi dengan pH dan Ca dd . NaOH-P i memiliki korelasi negatif dengan pH dan Ca dd. Hal ini berkaitan dengan semakin rendah pH maka kandungan Fe dan Al hidrous oksida didalam tanah semakin meningkat dan keberadaan Fe-P dan Al-P NaOH-P i semakin meningkat. Kandungan Ca dd didalam tanah akan rendah jika tanah telah didominassi oleh Fe dan Al oksida.

4.5. HCl-P