tidak memiliki pola dalam pemberian atau penempatan pupuk P di lahan sawah. Pemberian dan penempatan pupuk di lahan sawah dilakukan para petani hanya
berdasarkan kemampuan yang dimiliki petani.
Tabel 4. Perbedaan Nilai Resin-P
i
pada Setiap Lokasi
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey P 0.05.
Perbedaan nilai Resin-P
i
pada setiap jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh tanah tidak nyata terhadap
nilai Resin-P
i
. Tanah Inceptisols memiliki nilai Resin-P
i
sebesar 22.3 mg P kg
-1
. Tanah Ultisols memiliki nilai Resin-P
i
sebesar 16.9 mg P kg
-1
. Tanah Vertisols memiliki nilai Resin-P
i
sebesar 27.3 mg P kg
-1
.
Tabel 5. Perbedaan Nilai Resin-P
i
pada Setiap Jenis Tanah
Jenis Tanah Resin-P
i
Rata-rata mg P kg
-1
StDev Inceptisols
22.3a 16.4
Ultisols 16.9a
9.30 Vertisols
27.3a 14.3
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey P 0.05.
Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis menyatakan bahwa nilai Resin-P
i
memiliki korelasi tidak nyata dengan beberapa sifat kimia tanah yang telah di analisis.
4.3. NaHCO
3
-P
i
, -P
o
Hasil NaHCO
3
-P
i
, -P
o
disajikan pada Tabel 6. Provinsi Jawa Barat memiliki kisaran nilai NaHCO
3
-P
i
antara 10.8 hingga 71.2 mg P kg
-1
sedangkan
Lokasi Resin-P
i
Rata-rata mg P kg
-1
StDev Jawa Barat
16.0a 6.20
Jawa Tengah 26.3a
18.2 Jawa Timur
27.2a 15.6
NaHCO
3
-P
o
memiliki kisaran 8.90 hingga 49.2 mg P kg
-1
. Karawang memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
paling rendah yaitu sebesar 10.8 mg P kg
-1
sedangkan Cicalengka memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
yang paling tinggi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 71.2 mg P kg
-1
. Nilai NaHCO
3
-P
o
tertinggi berada di Cikarawang sebesar 49.2 mg P kg
-1
, sedangkan Jatisari memiliki nilai NaHCO
3
-P
o
terkecil sebesar 8.90 mg P kg
-1
. Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata nilai NaHCO
3
-P
i
sebesar 40.1 mg P kg
-1
dan nilai NaHCO
3
-P
o
sebesar 19.7 mg P kg
-1
. Provinsi Jawa Tengah memiliki kisaran nilai NaHCO
3
-P
i
antara 20.5 hingga 116 mg P kg
-1
sedangkan NaHCO
3
-P
o
memiliki kisaran 10.1 hingga 26.2 mg P kg
-1
. Batang memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
terendah sebesar 20.5 mg P kg
-1
dan Kendal memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
tertinggi sebesar 116 mg P kg
-1
. Nilai NaHCO
3
-P
o
tertinggi berada di Kendal sebesar 26.2 mg P kg
-1
, sedangkan Jogjakarta memiliki nilai NaHCO
3
-P
o
terkecil sebesar 10.1 mg P kg
-1
. Provinsi Jawa Tengah memiliki rata-rata nilai NaHCO
3
-P
i
sebesar 55.3 mg P kg
-1
dan nilai NaHCO
3
-P
o
sebesar 17.2 mg P kg
-1
. Provinsi Jawa Timur memiliki kisaran nilai NaHCO
3
-P
i
antara 14.7 hingga 59.3 mg P kg
-1
sedangkan NaHCO
3
-P
o
memiliki kisaran 6.10 hingga 8.70 mg P kg
-1
. Jombang memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
paling rendah sebesar 14.7 mg P kg
-1
dan yang tertinggi berada di Ponorogo dengan nilai 59.3 mg P kg
-1
. Nilai NaHCO
3
-P
o
tertinggi berada di Tambak Rejo sebesar 8.70 mg P kg
-1
, sedangkan Bojonegoro dan Jombang memiliki nilai NaHCO
3
-P
o
terkecil sebesar 6.10 mg P kg
-1
. Provinsi Jawa Timur memiliki nilai rata-rata NaHCO
3
-P
i
sebesar 31.1 mg P kg
-1
dan nilai NaHCO
3
-P
o
sebesar 7.50 mg P kg
-1
. NaHCO
3
-P
i
, -P
o
adalah fraksi P yang diinterpretasikan sebagai P yang berkorelasi kuat dengan serapan P oleh tanaman dan mikroba dan terikat di
permukaan mineral Mattingly 1975 atau bentuk presipitasi Ca-P dan Mg-P Olsen dan Sommers 1982. Provinsi Jawa Tengah memiliki nilai rata-rata
NaHCO
3
-P
i
terbesar dibandingkan dengan Provinsi lain. Provinsi Jawa Timur memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
terkecil dibandingkan dengan provinsi lain. Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata nilai NaHCO
3
-P
i
terbesar diantara provinsi lain.
Tabel 6. NaHCO
3
-P
i
dan NaHCO
3
-P
o
pada Tanah Sawah di Pulau Jawa
Provinsi Lokasi
NaHCO
3
-P
i
mg P kg
-1
NaHCO
3
-P
o
mg P kg
-1
Jawa Barat Karawang
10.8 16.9
Jatisari 65.2
8.90 Pamanukan
26.7 14.3
Indramayu 31.7
9.10 Palimanan
20.7 17.1
Cicalengka 71.2
22.5 Cikarawang
54.2 49.2
Rata-rata 40.1
19.7 Jawa Tengah
Brebes 45.3
13.5 Suradadi
23.0 20.8
Batang 20.5
17.6 Kendal
116 26.2
Demak 28.6
12.5 Jekulo
55.03 22.1
Borobudur 49.2
11.8 Kutoarjo
53.9 14.9
Karanganyar 59.2
21.4 Buntu
85.3 17.4
Jogjakarta 71.8
10.1 Rata-rata
55.3 17.2
Jawa Timur Bojonegoro
35.5 6.10
Tambak Rejo 15.6
8.70 Nganjuk
30.4 8.40
Jombang 14.7
6.10 Ponorogo
59.3 7.90
Rata-rata 31.1
7.50
Penelitian Hartono et al. 2006 menunjukkan bahwa tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang tinggi akan memiliki nilai
NaHCO
3
-P
i,
-P
o
lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang rendah. NaHCO
3
-P
i
merupakan ikatan yang terjadi setelah ikatan NaOH-P namun ikatan
ini lebih lemah dibandingkan dengan NaOH-P. NaHCO
3
-P
o
berasal dari organik yang terikat lemah dengan Fe dan Al hidrous oksida. Besarnya nilai NaHCO
3
-P
i,
-P
o
diduga karena tingginya kadar Fe dan Al hidrous oksida di dalam tanah.
Perbedaan nilai NaHCO
3
-P
i
, -P
o
pada setiap lokasi dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh lokasi tidak nyata
terhadap nilai NaHCO
3
-P
i
, -P
o
. Hasil uji yang tidak nyata diduga karena standar deviasi antar lokasi yang berbeda satu sama lain. Variasi yang timbul dapat
disebabkan karena sebaran pemupukkan P yang bervariasi di setiap lokasi. Berdasarkan hasil wawancara pemupukkan P dilahan sawah tidak memiliki pola
yang sama di setiap lokasi. Para petani memberikkan pupuk P ke lahan hanya berdasarkan pada kemampuan petani dalam mengaplikasikan pupuk.
Tabel 7. Perbedaan Nilai NaHCO
3
-P
i
, -P
o
pada Setiap Lokasi
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey P 0.05.
Perbedaan nilai NaHCO
3
-P
i
, -P
o
pada setiap jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh tanah tidak nyata
terhadap nilai NaHCO
3
-P
i
, sedangkan pengaruh tanah terhadap NaHCO
3
-P
o
nyata. Tanah Inceptisols memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
sebesar 48.1 mg P kg
-1
dan nilai NaHCO
3
-P
o
sebesar 15.8 mg P kg
-1
. Tanah Ultisols memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
sebesar 37.4 mg P kg
-1
dan nilai NaHCO
3
-P
o
sebesar 33.4 mg P kg
-1
. Tanah Vertisols memiliki nilai NaHCO
3
-P
i
sebesar 42.3 mg P kg
-1
dan nilai NaHCO
3
-P
o
sebesar 10.8 mg P kg
-1
. Tabel 8. Perbedaan Nilai NaHCO
3
-P
i
, -P
o
pada Setiap Jenis Tanah
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey P 0.05.
Lokasi NaHCO
3
-P
i
NaHCO
3
-P
o
Rata-rata mg P kg
-1
StDev Rata-rata
mg P kg
-1
StDev Jawa Barat
40.1a 23.3
19.7a 13.8
Jawa Tengah 55.3a
28.3 17.2a
5.00 Jawa Timur
31.1a 18.2
7.50a 1.20
Jenis Tanah NaHCO
3
-P
i
NaHCO
3
-P
o
Rata-rata mg P kg
-1
StDev Rata-rata
mg P kg
-1
StDev Inceptisols
48.1a 29.9
15.8a 5.70
Ultisols 37.4a
23.8 33.4b
22.3 Vertisols
42.3a 20.0
10.8a 5.30
Uji korelasi sifat-sifat kimia tanah dan fraksi-fraksi P dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis menyatakan bahwa nilai NaHCO
3
-P
i
dengan beberapa sifat kimia yang telah di analisis memiliki korelasi tidak nyata.
4.4. NaOH-P