yang terdapat dalam kisi mineral. Sebaliknya dalam keadaan kering Fe
2+
teroksidasi menghasilkan Fe
3+
dan ion hidrogen yang menurunkan pH tanah.
2.2. Fosfor P dalam Tanaman
P berperan pada berbagai aktivitas metabolisme tanaman dan merupakan komponen klorofil Buckman dan Brady 1969. Menurut Brady 1990 P adalah
komponen pembentuk adenosindifosfat ADP dan adenosintrifosfat ATP, dua senyawa yang terlibat dalam transformasi energi yang paling signifikan pada
tanaman. ATP merupakan sintesis dari ADP baik melalui respirasi dan fotosintesis. ATP merupakan sebuah gugus fosfat energi tinggi yang mendorong
proses biokimia yang membutuhkan energi. Misalnya, penyerapan beberapa nutrisi dan transportasi hasil di dalam pabrik, serta sintesis molekul baru.
P bersifat mobil di dalam tanaman. Ketika tanaman menua atau masak, sebagian besar unsur P dipindah ke biji dan atau buah. Ketika tanaman mengalami
kekahatan, P akan ditranslokasikan dari jaringan tanaman tua ke bagian tanaman yang masih muda dan aktif. Pasokan P pada tanah yang terlalu banyak dapat
mengakibatkan kekahatan Zn, Cu dan Fe Havlin et al. 2005.
2.3. Fosfor P dalam Tanah
P di dalam tanah berada dalam bentuk organik dan inorganik. Total P didalam tanah berkisar antara 0.02 sampai 0.15 atau setara dengan 200 sampai
2000 kg P ha
-1
, jumlah total P tersebut termasuk P yang berada dalam bahan organik tanah Williams 1969; Brady 1990. Tisdale dan Nelson 1975
menyatakan bahwa pada umumnya P inorganik yang terdapat pada tanah mineral lebih tinggi dibandingkan P organik.
Ketersediaan P inorganik sangat ditentukan oleh 1 pH tanah, 2 kandungan Fe, Al dan Mn yang larut, 3 kandungan Fe, Al hidrous oksida, 4
kandungan Ca dan CaCO
3
, 5 jumlah dan dekomposisi bahan organik, dan 6 aktivitas mikroorganisme. Faktor pertama sampai faktor keempat saling terkait
karena pH tanah secara drastis mempengaruhi reaksi P dengan ion dan mineral yang berbeda Brady 1990.
Menurut Hardjowigeno 1987 P yang terdapat pada tanah masam adalah P yang diikat oleh Al dan Fe melalui pertukaran ligan atau terpresipitasi oleh Al
3+
dan Fe
3+
Al-P dan Fe-P. Sedangkan menurut Leiwakabesy 1988 P pada tanah alkalin berada dalam bentuk Ca-P Ca
3
PO
4 2
. Pada tanah masam bentuk senyawa dari Fe-P dan Al-P yang tepat belum
banyak diketahui, senyawa yang mungkin ada adalah strengite FePO
4.
2H
2
O dan variscite AlPO
4
. 2H
2
O Brady 1990. Brady 1990 menyatakan bahwa beberapa Fe, Al dan Mn larut biasanya ditemukan di tanah mineral sangat asam. Reaksi
dengan ion H
2
PO
4 -
akan segera terjadi, dan menghasilkan pembentukan Fe-P, Al- P dan Mn-P. Presipitasi kimia tersebut dapat direpresentasikan sebagai berikut,
dengan menggunakan kation Al sebagai contoh.
Al
3+
+ H
2
PO
4 -
+ 2H
2
O ↔ 2H
+
+ AlOH
2
H
2
PO
4 -
tersedia tidak tersedia
Ion H
2
PO
4 -
tidak hanya bereaksi dengan Fe, Al dan Mn tetapi bahkan lebih luas dengan hidrous oksida yang tidak larut dari unsur-unsur, seperti gibsite
Al
2
O
3
.3H
2
O dan goethite Fe
2
O
3
. 3H
2
O Menurut Brady 1990 ketersediaan P dalam tanah alkalin ditentukan
sebagian besar oleh kelarutan senyawa kalsium fosfat Ca-P yang ditemukan. Penggendapan Ca-P ditentukan oleh tinggi atau rendahnya konsentrasi ion Ca
2+
dan tingginya pH tanah Mengel dan Kirkby 1982. Tan 1982 melaporkan bahwa tanaman tidak hanya menggambil P dalam
bentuk inorganik tetapi juga dalam bentuk organik. O’Halloran 1993 dan
Beauchemin, Simard 2000 melaporkan bahwa P organik yang berasal dari sisa- sisa mikroorganisme dapat diikat oleh Al dan Fe hidrous oksida atau oleh tepi
lapisan Al mineral liat 1:1 yang rusak. Brady 1990 menyatakan bahwa senyawa P organik dalam tanah relatif
kurang berfungsi, meskipun jumlahnya lebih dari setengah total P yang berada di dalam tanah. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar sifat P organik dalam
tanah tidak diketahui. Namun terdapat tiga kelompok utama P organik yang ditemukan didalam tanaman dan tanah, yaitu 1 inositol phosphate yaitu eter
phosphate seperti senyawa gula, inositol, 2 asam nukleat, dan 3 phospholipid.
Sementara itu senyawa P organik lainnya yang berada di dalam tanah tidak diketahui identitas dan jumlahnya.
2.4. Fosfor P pada Tanah Sawah