Laporan Akhir KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021
III - 58
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GROBOGAN
3. Kelembagaan dan Tata Kelola
Belum optimalnya pelayanan publik serta tata kelola pemerintahan yang baik masih merupakan bagian dari permasalahan pembangunan di Kabupaten Grobogan. Upaya untuk
melakukan peningkatan pelayanan dilakukan dengan usaha-usaha perbaikan dalam service delivery maupun manufacturing di dalam tubuh pemerintahan. Sedangkan peningkatan tata
kelola pemerintahan dilakukan dengan efektifitas pembinaan dan pengawasan terhadap semua unsur manajemen pemerintahan.
Terbatasnya jumlah personil Satpol PP yaitu sebanyak 60 orang dibandingkan dengan jumlah penduduknya sebanyak 1.343.960 jiwa dan luas wilayah sebesar
1.975,86 Km2, sehingga pelayanan belum optimal. Belum optimalnya penyediaan jaringan komunikasi antar SKPD dan pengembangan Website pemerintah Kabupaten Grobogan.
Jumlah website SKPD justru mengalami penurunan pada tahun 2015 14 website. Belum optimalnya pemberdayaan sumberdaya informasi dan komunikasi. Pemberdayaan kelompok
informasi dan kecamatan di tiap kecamatan baru dilaksanakan sebanyak 37
Laporan Akhir KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021
III - 59
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GROBOGAN
4. Konflik dan Kesenjangan Sosial
Tingginya tingkat kesenjangan antar kelompok pendapatan di Kabupaten Grobogan ditunjukkan dengan indeks gini rasio pada tahun 2013 sebesar 0,34, trennya masih
meningkat dibandingkan dengan kondisi tahun 2010-2012. Dengan melebarnya kesenjangan antar kelompok pendapatan, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih
serius dengan berusaha meningkatkan keberpihakan pengelolaan anggaran dan pembangunan
daerah yang
mengarah pada
kelompok-kelompok masyarakat
berpendapatan rendah. Rendahnya pembangunan gender di Kabupaten Grobogan ditunjukkan dengan
masih rendahnya Indeks Pembangunan Gender IPG dan Pemberdayaan Gender IDG. IPG Kabupaten Grobogan pada tahun 2014 adalah sebesar 85,44 masih rendah
dibandingkan dengan nilai IPG Provinsi Jawa Tengah sebesar 91,89. Sama halnya dengan IDG Kabupaten Grobogan pada tahun 2014 sebesar 56,95 berada lebih rendah
dibandingkan dengan IDG Jawa Tengah sebesar 74,46. Selain itu IPG dan IDG Kabupaten Grobogan jika dilihat berdasarkan posisinya di Jawa Tengah, berada pada ranking 33.
Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS yang memerlukan penanganan, tahun 2015 baru sebesar 67,32 PMKS yang memperoleh bantuan sosial
dalam memenuhi kebutuhan dasar. Belum maksimalnya penanganan korban bencana, tahun 2015 baru 66,67 korban bencana yang menerima bantuan sosial. Terbatasnya
jumlah dan kapasitas sarana sosial, Tahun 2015 jumlah panti sosial sebanyak 29 lembaga. Masih terbatasnya jaminan sosial yang diberikan kepada penyandang cacat fisik dan mental
serta lanjut usia tidak potensial. Tahun 2015 sebesar 3,61. Belum optimalnya kepesertaan PUS dalam ber-KB, dari total PUS yang ada di
Kabupaten Grobogan hanya 77,47 saja yang telah menjadi pesrta KB aktif. Rendahnya partisipasi kaum laki-laki dalam mnegikuti program KB. dari keseluruhan peserta KB aktif
hanya 1,31 saja laki-laki yang menjadi akseptor KB. Belum maksimalnya anggota Bina Keluarga Balita BKB yang ber-KB, yakni hanya 60 saja. Masih rendahnya partisipasi
remaja dalam Bina Keluarga Remaja BKR, tahun 2014 baru mencapai 22.Masih rendahnya partisipasi lansia dalam Bina Keluarga Lansia BKL, tahun 2014 persentasenya
hanya mencapai 8
Laporan Akhir KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021
III - 60
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GROBOGAN
5. Kerentanan dan Pelestarian Sosial Budaya