Penelitian Terdahulu Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan

21 5. Jika memungkinkan, ukuran WTP sebaiknya dicari, karena responden sering kesulitan dengan penentuan nilai nominal yang ingin mereka berikan 6. Ukuran contoh yang cukup besar sebaiknya dipilih untuk mempermudah perolehan selang kepercayaan dan reabilitas. 7. Pengujian kebiasaan, sebaiknya dilakukan dan pengadopsian strategi untuk memperkecil bias strategi secara khusus. 8. Penawaran sanggahan sebaiknya diidentifikasi. 9. Diperlukan pengetahuan dengan pasti jika contoh memiliki karakteristik yang sama dengan populasi, dan penyesuaian diperlukan. 10. Tanda parameter sebaiknya dilihat kembali untuk melihat apabila mereka setuju dengan harapan yang tepat.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengukuran nilai atau manfaat ekonomi barang dan jasa lingkungan dalam bentuk moneter uang sudah cukup banyak dilakukan sebelumnya. Kebanyakan penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti Metode Kontingensi, Metode Biaya Perjalanan, dan Metode Biaya Hedonik. Walaupun demikian penelitian tentang nilai ekonomi terhadap barang dan jasa lingkungan masih perlu dilakukan karena penelitian mengenai nilai ekonomi barang dan jasa lingkungan akan memberikan hasil yang berbeda untuk waktu dan tempat yang berbeda serta variabel-variabel tidak bebas yang digunakan berbeda. Beberapa penelitian dengan menggunakan Metode Kontingensi telah dilakukan oleh Syakya 2005, Fitriani 2008, Wijaya 22 2008 dan Majid 2008 yang hampir seluruhnya mengukur kesediaan membayar atau Willingness To Pay. Penelitian yang dilakukan oleh Majid 2008 mengenai Analisis Willingness To Pay WTP pengunjung sebagai dasar penetapan retribusi tarif masuk dalam upaya pelestarian lingkungan pada kawasan Situ Babakan menunjukkan bahwa 86 persen responden bersedia untuk membayar retribusi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Dari penelitian ini pun diketahui bahwa besarnya nilai WTP yang dapat dijadikan acuan dalam penetapan retribusi sebasar Rp 2.104,65 per orang. Sedangkan penelitian tentang penilaian manfaat keberadaan kawasan ekowisata yang dilakukan oleh Wijaya 2008 pada objek wisata Situ dan Candi Cangkuang hanya memperoleh 40 persen responden yang bersedia untuk membayar. Hal tersebut dikarenakan kawasan objek wisata Situ dan Candi Cangkuang masih kurang menarik karena tidak optimalnya sarana dan prasarana yang dimiliki. Hasil penelitaian yang telah dilakukan oleh Fitriani 2008 mengenai faktor-faktor yamg mempengaruhi frekuensi kunjungan ke agrowisata Taman Wisata Mekarsari TWM dengan Metode Kontingensi menunjukkan tingkat pendapatan, biaya perjalanan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, lama mengetahui keberadaan TWM, jumlah tanggungan keluarga, hari kunjungan, waktu yang dihabiskan di lokasi, kesediaan membayar dan waktu tempuh merupakan faktor- faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang berpengaruh. Nilai manfaat TWM yang diperoleh pada penelitian ini sebesar Rp 8.681.092.500,- yang didapatkan 23 dari jumlah total kesediaan membayar seluruh pengunjung, dengan rata-rata kesediaan membayar sebesar Rp 23.000,- per orang. Penelitian mengenai analisis WTP pada objek wisata Pantai Lampuuk di Nangroe Aceh Darussalam yang dilakukan oleh Syakya 2005 diperoleh bahwa besarnya nilai WTP pengunjung rata-rata adalah sebesar Rp 1.719,203 dengan kesediaan membayar retribusi sebesar 92 persen dan sisanya sebesar 8 persen tidak bersedia membayar untuk pengelolaan dan pengembangan objek wisata tersebut, dengan alasan merupakan peran pemerintah dan juga persepsi tentang pantai merupakan barang publik yang dapat dinikmati oleh siapapun. Penelitian yang dilakukan oleh Buckley, et al 2008 di Irlandia dengan judul Recreational Demand For Farm Commonage In Ireland: A Contingent Valuation Assesment mengukur besarnya WTP pengunjung terhadap akses publik dan pengembangan trek pada lahan pertanian bersama yang digunakan sebagai sarana rekreasi berjalan kaki pada area dataran tinggi dan dataran rendah di Irlandia Barat dengan menggunakan CVM. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa 54 persen dari sampel pada dataran rendah dan 44 persen pada datara n tinggi memberikan WTP yang positif terhadap ‘scenario implementation’ yang ditawarkan. Dari penelitian tersebut diketahui pula bahwa permintaan akan skenario yang ditawarkan pada dataran rendah memiliki preferensi yang lebih baik, hal ini tercermin dari median WTP yang diperoleh sebesar € 12.22 jika dibandingkan dengan € 9.08 yang merupakan median WTP pada area dataran tinggi. III. KERANGKA PEMIKIRAN Danau Situgede merupakan sebuah danau kecil yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kondisi alam yang tenang dan asri dengan pemandangan hutan karet yang menyegarkan menjadikan kawasan Danau Situgede sebagai salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Tingkat kunjungan yang cukup baik dan terus mengalami peningkatan pada obyek wisata ini merupakan suatu kondisi yang baik bagi kegiatan wisata tersebut, namun di sisi lain hal tersebut justru dapat menimbulkan suatu kekhawatiran akan kelestarian lingkungannya. Rencana pengembangan dan promosi Danau Situgede sebagai salah satu objek wisata di Kota Bogor pun dapat memberikan dampak yang kurang baik apabila pengelolaan yang dilakukan tidak mengedepankan asas keberlanjutan sustainability. Sifat barang publik yang melekat pada Danau Situgede juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kondisi lingkungan kawasan Danau Situgede itu sendiri. Sifat non excludable dan non rivalry dalam pemanfaatan sumberdaya, menjadikan setiap orang dapat memanfaatkan Danau Situgede sebagai objek wisata tanpa batasan apapun. Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini kondisi kualitas lingkungan Danau Situgede mulai mengalami penurunan, seperti banyaknya sampah yang berserakan membuat lingkungan menjadi kotor, serta terjadinya pendangkalan pada danau. Upaya pelestarian lingkungan pada kawasan Danau Situgede harus mulai dilakukan sejak saat ini sebelum kondisi lingkungannya semakin memburuk. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. 25 Pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dengan jumlah pemasukan yang tidak terlalu besar, pihak pengelola membutuhkan tambahan dana untuk melaksanakan upaya pelestarian tersebut. Partisipasi dari seluruh pihak terlebih dari pengunjung yang merupakan konsumen jasa wisata Danau Situgede sangat diharapkan. Untuk itu kesediaan pengunjung untuk membayar sejumlah uang yang selanjutkan akan dimanfaatkan untuk pelestarian lingkungan kawasan wisata Danau Situgede perlu diketahui. Diharapkan dengan diketahuinya kesediaan membayar WTP dan besarnya nilai WTP pengunjung wisata Danau Situgede upaya pelestarian lingkungan dapat dilakukan sehingga keberlanjutan wisata Danau Situgede dapat tetap terjaga. Secara ringkas kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1. 26 Sumber : Penulis 2009 Keterangan : : Metode Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Berfikir Danau Situgede Rekreasi dan Wisata Pengelolaan oleh masyarakat Dijadikan Kawasan Wisata Rencana Dinas Pariwisata Kota Bogor Berpotensi terjadi kerusakan lingkungan Biaya Pelaksanaan Kegiatan Pelestarian Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan ketidaksediaan membayar WTP dari pengunjung terhadap upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede Meng- identifikasi persepsi pengunjung terhadap Danau Situgede Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung terhadap pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede Penilaian besarnya WTP pengunjung terhadap pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede Analisis Deskriptif Regresi Logit Regresi Berganda Besarnya Willingness To Pay WTP Meng- identifikasi karakteristik pengunjung Danau Situgede Upaya Pelestarian Lingkungan Wisata Danau Situgede Pemanfaatan Sumberdaya Alam Danau Situgede CVM IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian