Uji Multikolinear Uji Heteroskedastisitas

43 Jika F hit F tabel , maka H diterima yang berarti variabel X i secara serentak tidak berpengaruh nyata terhadap Y i . Tetapi, jika F hit F tabel , maka H ditolak yang berarti variabel X i secara serentak berpengaruh nyata terhadap Y i . 4.7.7. Uji Kenormalan Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Data atau observasi dalam penelitiaan ini jumlahnya lebih dari 30, oleh karena itu data telah mendekati sebaran normal sehingga diketahui bahwa statistik t dapat dikatakan sah. Namun, untuk meyakini data mendekati sebaran normal perlu dilakukan sebuah uji. Salah satu uji yang dapat dilakukan adalah uji Kolmogorov Smirnor. Hasil uji Kolmogorov Smirnor dapat dilihat pada hasil analisis regresi berganda yaitu pada tabel One Sample Kolmogorov Smirnov Test.

4.7.8. Uji Multikolinear

Multikolinear merupakan salah satu masalah yang sering timbul dalam Ordinary Least Square OLS, yaitu terjadinya hubungan korelasi yang kuat antar peubah-peubah bebas. Menurut Koutsoyianniss dalam Majid 2008, deteksi adanya multikolinear dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya nilai koefisian determinasi R 2 dengan koefisien determinasi parsialnya antar dua peubah bebas r 2 . Multikolinear dapat dianggap tidak bermasalah apabila koefisien determinasi parsial antar dua peubah bebas tidak melebihi nilai koefisien determinansi atau koefisien korelasi berganda antar semua peubah secara simultan. Namun, akan menjadi masalah apabila koefisien determinasi parsial 44 antar dua peubah bebas melebihi atau sama dengan nilai koefisien determinansi atau koefisien korelasi berganda antar semua peubah secara simultan. Secara matematis dapat dituliskan dalam pertidaksamaan berikut : r 2 x j , x j R 2 x 1 , x 2 , ...., x k Masalah multikolinear dapat diketahui dengan melihat langsung melalui output regresi berganda, dengan melihat nilai VIF, dimana jika nilai VIF 10 maka terdapat masalah multikolinear.

4.7.9. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi metode pendugaan metode kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas maka dilakukan uji heteroskedastisitas seperti yang disarankan oleh Goldfeld dan Quandt dalam Ramanathan 1997. Langkah- langkah pengujian heteroskedastisitas dengan uji white heteroskedastisitas sebagai berikut : H : tidak ada heteroskedastisitas H 1 : ada masalah heteroskedastisitas Tolak H jika obs R 2 λ 2 df-2 atau probability obs R 2 α Gejala heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan melihat dari plot grafik hubungan antar residual dengan fits-nya. Jika pada gambar ternyata residual menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas atau ragam error sama. V. KEADAAN UMUM

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian