Analisis Cluster Spektrum Refelektansi Lamun Berdasarkan Jarak

berdasarkan selisih jarak distance level terbesar Tabel 5, maka dihasilkan 2 kelompok cluster pembagian lamun Gambar 13. Tabel 5. Analisis cluster keempat spesies lamun di Pulau Panggang Kelompok Jenis lamun Jumlah anggota kelompak 1 Ea, Cs, dan Hu 3 2 Si 1 Keterangan: Ea = Enhalus acoroides Cs = Cymodocea serrulata Si = Syringodium isoetifolium Hu = Halodule uninervis Kelompok pertama yaitu spesies Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata, dan Halodule uninervis, serta kelompok kedua Syringodium isoetifolium. Nilai jarak atau ketidaksamaan yang kecil, seperti yang ditunjukan oleh dua jenis lamun Cymodocea serrulata dan Halodule uninervis pada skala jarak 2.86, menunjukan kedua spesies lamun yang bersangkutan memiliki kesamaan yang besar sehingga memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat. Hal ini disebabkan oleh penampang daun yang dimiliki Cymodocea serrulata dan Halodule uninervis hampir sama, yaitu lebar daun 2-4 mm untuk tiap spesies Gambar 1. Keempat jenis lamun pada skala jarak Euclidean 7.46 tersebut menunjukan ketidaksamaan yang besar antara kelompok 1 dan 2. Hal ini dipengaruhi oleh variasi pigmen daun dan morfologi daun lamun. Berdasarkan bentuk morfologi daun yang dilihat di lapang untuk kelompok 2, yaitu Syringodium isoetifolium memiliki bentuk daun seperti silinderlidi, sedangkan untuk kelompok ke-1 Enhalus acoroides memiliki penampang daun yang lebih besar dengan lebar 1-5 cm Gambar 1. Si Cs Hu Ea Spesies lamun 2 3 4 5 6 7 8 Jar ak Gambar 13. Dendogram pengelompokan keempat jenis lamun berdasarkan ketidaksamaan nilai reflektansi

4.4. Analisis Diskriminan Spektrum Reflektansi Pada Lamun

Analisis diskriminan digunakan untuk menentukan bobot dari suatu kelompok prediktor yang paling baik untuk membedakan dua atau lebih kelompok kasus Cramer 2004 in Seniati 2011. Analisis diskriminan menghasilkan fungsi diskriminan. Fungsi diskriminan dari berbagai spektrum warna di bawah ini didasarkan pada pembagian spektum warna sinar tampak, dengan mengacu pada buku Ocean Optics 2007 . Fungsi ini digunakan untuk mengklasifikasikan nilai reflektansi akan masuk ke dalam suatu kelompok spektrum sinar tampak. Adapun fungsi persamaannya sebagai berikut : 7.46 5.66 2.86 D 1 = -219.04 +1.91 S u +13.12 S bl +2.84 S b +0.70 S h + 2.75 S hk +3.26 S k -0.01 S o +7.79 S m +1.50 S mt D 2 = 26.12 -1.30 S u -11.47 S bl -1.75 S b -0.85 S h -3.09 S hk +0.36 S k -0.50 S o +5.20 S m +2.25 S mt D 3 = 25.91 +7.46 S u -9.32 S bl -1.09 S b -0.55 S h -3.58 S hk -2.37 S k -0.47 S o +2.20 S m +0.19 S mt Keterangan : S u = Spektrum Ungu 400-450 nm S bl = Spektrum Biru Langit 450-480 nm S b = Spektrum Biru 480-510 nm S h = Spektrum Hijau 510-550 nm S hk = Spektrum Hijau Kuning 550-575 nm S k = Spektrum Kuning 575-585 nm S o = Spektrum Orange 585-620 nm S m = Spektrum Merah 620-700 nm S mt = Spektrum Merah Tepi 700-750 nm Jumlah fungsi diskriminan tergantung dari jumlah kelompok dikurangi 1 yang paling kecil Seniati, 2011. Fungsi diskriminan pertama, kedua, dan ketiga secara bersama adalah signifikan. Persamaan fungsi diskriminan yang dihasilkan akan memberikan peramalan yang paling tepat untuk mengklasifikasi suatu individu kedalam kelompok berdasarkan prediksi. D merupakan fungsi yang mampu mengklasifikasikan suatu jenis lamun kedalam suatu kelompok panjang gelombang. Korelasi setiap spektrum panjang gelombang dengan masing-masing fungsi diskriminan disusun dalam sebuah struktur matriks Tabel 6. Spektrum ungu 400-450 nm, merah 620-700 nm, dan orange 585-620 nm merupakan variabel yang saling berkorelasi kuat dengan