Kondisi Umum Komunitas Lamun di Pulau Panggang

Salinitas dapat mempengaruhi proses reflektansi dari adanya molekul-molekul garam yang terlarut dalam air laut. Lamun merupakan tumbuhan yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap salinitas mulai dari perairan estuari dengan salinitas 10 ‰ hingga mencapai 45 ‰. Meskipun pada salinitas rendah dan tinggi lamun dapat mengalami stress dan mati pada salinitas 45 ‰ Hemminga dan Duarte, 2000. Suhu perairan di Pulau Panggang memiliki kisaran suhu berkisar antara 30- 33 °C, kisaran suhu tersebut masih dalam kisaran toleransi hidup lamun terutama di daerah tropis. Suhu perairan mempengaruhi proses reflektansi karena adanya kepadatan molekul air yang berbeda pada setiap suhu perairan. Tabel 4. Hasil pengukuran kualitas air di Pulau Panggang No Parameter Pulau Panggang Baku Mutu Air Laut KMNLH, 2004 1 Salinitas ‰ 31-33 33-34 2 Suhu °C 30-33 28-30 3 Oksigen Terlarut mgL 9.42 5 4 Kekeruhan NTU 1.72 ≤ 30 Kandungan oksigen terlarut merupakan jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesis dan absorbsi dari udara, pada lokasi penelitian ini nilai kandungan oksigen terlarutnya sebesar 9,42 mgL. Nilai kandungan oksigen terlarut tersebut termasuk dalam standar baku mutu air laut yaitu di atas 5 mgL KMNLH, 2004. Kekeruhan adalah jumlah dari butiran-butiran zat yang tergenang dalam air yang disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut di dalam air. Kekeruhan mengambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan organik atau anorganik yang terdapat dalam air. Nilai kekeruhan di Pulau Panggang sebesar 1.72 NTU Nephelometric Turbidity Unit, nilai ini masih dalam standar baku mutu air laut.

4.2. Analisis Pola Reflektansi Spektral Lamun

Reflektansi merupakan suatu pantulan energi yang telah mengenai objek di permukaan bumi. Pola karakteristik reflektansi dari spesies lamun di stasiun 1 ditunjukan pada Gambar 10. Ditemukan empat spesies lamun di stasiun 1 Barat Pulau Panggang yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea serulata, Halodule uninervis , dan Syringodium isoetifolium. Kurva reflektansi untuk keempat jenis lamun menunjukan pola yang hampir sama yaitu, memiliki dua puncak pada spektrum hijau 500-600 nm dan spektrum inframerah dekat 700-750 nm. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Durako 2006, yang menyatakan bahwa perbedaan optik antar spesies daun lamun berada pada panjang gelombang hijau 500-600 nm dan near infrared 700-750 nm. Perbedaan ini disebabkan oleh variasi pigmen dan fungsi anatomi daun. Menurut Blackburn 1998 in Fyfe 2004, konsentrasi pigmen daun berkaitan dengan kemampuan mereflektansikan cahaya dari pantulan permukaan daun. Pada spesies Syringodium isoetifolium yang memiliki puncak gelombang tertinggi pertama pada spektrum hijau 500-600 nm dengan nilai reflektansi 18 dan 21 pada spektrum inframerah dekat 700-750 nm. Spesies Cymodocea serrulata terlihat memiliki puncak gelombang pada spektrum hijau 500-600 nm dengan nilai 15 dan pada spektrum inframerah dekat 700-750 nm dengan nilai 16. Lamun Halodule uninervis memilki puncak gelombang pada spektrum hijau 500-600 nm sebesar 11. Puncak gelombang terendah pada spektrum hijau 500-600 nm yaitu spesies Enhalus acoroides dengan nilai reflektansi sebesar 9 dan untuk spektrum inframerah dekat 700-750 nm dengan nilai reflektansi 10. Pada spektrum inframerah dekat 700-750 nm spesies Enhalus acoroides dan Halodule uninervis terlihat saling berhimpitan dengan kisaran nilai rata-rata reflektansi yang rendah yaitu 3. Gambar 11. Kurva reflektansi spesies lamun di stasiun 1 Barat Pulau Panggang Nilai reflektansi untuk keempat spesies lamun di stasiun 1 Pulau Panggang, yaitu Enhalus acoroides, Halodelu uninervis, Syringodium isoetifolium, dan Cymodocea serrulata berkisar antara 1 - 21. Pola kurva reflektansi untuk keempat spesies lamun tersebut menunjukan kenaikan puncak gelombang pada spektrum hijau 500-600 nm dan spektrum inframerah dekat 700-750 nm. 3 6 9 12 15 18 21 24 400 450 500 550 600 650 700 750 Ref lek ta n si Panjang gelombang nm Enhalus acoroides Halodule uninervis