Analisis Koresponden Antara Spektrum Panjang Gelombang Dengan
memiliki kedekatan dengan spektrum hijau kuning yang berbeda kuadran dengan kedekatan nilai kosinus 0.524 Lampiran 5.
Spektrum panjang gelombang Spesies lamun
Su Sbl
Sb
Sh Shk
Sk So
Sm
Smt
Enhalus acoroides Halodule uninervis
Syringodium isoetifolium
Cymodocea serrulata
-0.3 -0.2
-0.1 0.0
0.1 0.2
0.3 Dimension 1; Eigenvalue: .01208 84.70 of Inertia
-0.08 -0.06
-0.04 -0.02
0.00 0.02
0.04 0.06
0.08 0.10
0.12
D im
ens ion 2;
E igen
v al
ue: .
00217 15.
19 of
I ner
ti a
Su Sbl
Sb
Sh Shk
Sk So
Sm
Smt
Enhalus acoroides Halodule uninervis
Syringodium isoetifolium
Cymodocea serrulata
Gambar 14. Hasil analisis koresponden antara spektrum panjang gelombang dan reflektansi lamun
Keterangan : S
u
= Spektrum Ungu 400-450 nm S
bl
= Spektrum Biru Langit 450-480 nm S
b
= Spektrum Biru 480-510 nm S
h
= Spektrum Hijau 510-550 nm S
hk
= Spektrum Hijau Kuning 550-575 nm S
k
= Spektrum Kuning 575-585 nm S
o
= Spektrum Orange 585-620 nm S
m
= Spektrum Merah 620-700 nm S
mt
= Spektrum Merah Tepi 700-750 nm
Secara umum dari hasil ketiga analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini seperti analisis cluster, analisis diskriminan, dan analisis
koresponden, yang lebih prospek digunakan dalam menganalisis citra yaitu analisis diskriminan. Hal ini disebabkan karena analisis diskriminan merupakan
analisis statistik multivarian yang digunakan untuk meprediksikan suatu individu lamun termasuk kedalam kelompok spektrum warna tertentu. Menurut Fyfe
2004, prosedur pengklasifikasian pengindraan jauh biasanya didasarkan pada teknik-teknik numerik yang mengkelompokan suatu respon spektral pada suatu
panjang gelombang. Hasil dari penelitian ini lebih lanjut diharapkan dapat memberikan acuan dalam pemilihan saluran spektrum panjang gelombang yang
dapat diterapkan pada sensor citra satelit dalam suatu tahapan pengklasifikasian untuk tanaman bentik air.
34