Pengelolaan kawasan pemanfaatan wisata

2. Pemakaian kembali re-use. Prinsip ini adalah langkah kedua karena pemakaian yang hemat berarti semakin sedikit produk limbah yang dihasilkan. Namun sejauh ini, langkah ini dapat dicapai dengan pemanfaatan bangunan dan obyek, dan jika tidak memungkinkan dapat juga melalui pemakaian kembali dan daur ulang bahan mentah. 3. Pembaharuan sumber-sumber yang tidak terbatas jumlahnya. Langkah yang masih sangat perlu dikembangkan adalah bahan bakar dan bahan mentah yang dapat diperbaharui ataupun tidak dapat habis, misalnya energi matahari. 4. Rasa tanggung jawab akan kualitas dan kuantitas aliran suplai dan pembuangan. Misalnya kayu hutan sebagai bahan yang tahan lama dan dapat diperbaharui. Namun, cara memperolehnya saat ini malah menyebabkan kerusakan hutan. Tanggung jawab ini harus ditanamkan pada para pemakai kayu untuk bangunan ini. Untuk mewujudkan kawasan pantai Kota Makassar sebagai waterfront city, dijabarkan program pengelolaan sebagai berikut.

1. Pengelolaan kawasan pemanfaatan wisata

Pengembangan kawasan pemanfaatan wisata dapat menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan beberapa tindakan pengelolaan sebagai berikut. a. Penataan ruang terbuka publik terutama di sepanjang Pantai Losari sebagai tempat berinteraksi sosial dan menikmati pemandangan pantai. Keindahan pemandangan sunset di Pantai Losari merupakan faktor utama untuk menarik minat masyarakat mengunjungi kawasan pantai. Oleh karena itu, Pantai Losari sebagai landmark Kota Makassar harus ditata dengan baik. Selain itu, view ke arah pantai sebaiknya tidak terhalangi oleh bangunan dan masyarakat dapat mengakses pantai dengan mudah. Menurut Wijanarka 2008, ruang terbuka yang tercipta oleh massa-massa bangunan pada dasarnya difungsikan untuk kegiatan manusia. Meskipun berfungsi sebagai street, faktor kegiatan manusia lebih diutamakan daripada faktor kendaraan bermotor. Oleh karena itu, ruang terbuka tersebut selalu dilengkapi dengan street furniture sebagai pendukung kegiatan manusia. b. Penataan rumah-rumah penduduk dan shelter yang disewakan terutama di kawasan Pantai Tanjung Merdeka dan Tanjung Bayang yang dikelola oleh masyarakat setempat. Berdasarkan hasil analisis keindahan, kawasan tersebut memiliki nilai keindahan rendah sehingga perlu penataan untuk meningkatkan kualitas keindahan. Bangunan rumah dan shelter ditata dengan memberi jarak antara rumah atau shelter untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung. Selain itu, perlu adanya pembatasan pembangunan agar tidak terlalu dekat ke garis pantai diupayakan minimal 100 m dari pasang tertinggi ke arah darat. c. Penataan vegetasi untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung terutama untuk mengurangi pengaruh suhu yang relatif tinggi. Jenis vegetasi yang telah ada di kawasan pantai dapat digunakan, seperti akasia Acasia auriculiformis, kayu jawa Lannea grandis, waru laut Hibiscus tiliaceus. Tanaman lontar Borassus flabellifer sebagai tanaman endemik Sulawesi Selatan juga dapat digunakan sebagai focal point. d. Penyediaan dan perbaikan fasilitas-fasilitas pendukung seperti kamar mandi, kamar bilas, tempat bermain, tempat duduk-duduk, dan lain-lain. Saat ini fasilitas yang terdapat di Pantai Tanjung Merdeka dan Tanjung Bayang masih terbatas, sedangkan di Pantai Barombong kondisi beberapa fasilitas seperti kamar mandi telah rusak. e. Pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh pengunjung dengan menyediakan tempat sampah, unit pengolahan sampah, dan petugas yang melaksanakan kegiatan pengelolaan. Untuk Anjungan Bahari, sesuai Peraturan Walikota Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja UPTD Pengelolaan Pelataran Pantai Losari, pengelola hanya satu orang merangkap sebagai kepala UPTD sekaligus pelaksana. Oleh karena itu, untuk menjaga kebersihan anjungan setidaknya terdapat tiga orang petugas yang terdiri atas satu penanggung jawabpengawas dan dua orang pelaksana harian. f. Pendidikan lingkungan kepada masyarakat terutama anak-anak sekolah mengenai pentingnya menjaga kelestarian kawasan pesisir untuk masa kini dan yang akan datang. Kegiatan yang diusulkan, antara lain, penyediaan paket-paket promosi seperti pembebasan biaya masuk bagi pelajar yang berkunjung ke obyek rekreasi dan pemanfaatan obyek rekreasi untuk kegiatan- kegiatan pendidikan seperti lomba menggambar, kuis, olah raga, dan lain-lain. Kegiatan lomba menggambar bagi pelajar banyak dilaksanakan di pusat perbelanjaan seperti mal Tanjung Bunga. Oleh karena itu, untuk lebih mengenalkan lingkungan pantai ke anak-anak sekolah, kegiatan tersebut dapat dialihkan ke obyek rekreasi di kawasan pantai seperti Pantai Akkarena dan Anjungan Bahari. g. Perencanaan kegiatan-kegiatan atraksi budaya secara rutin seperti festival Losari, lomba jolloroq, prosesi upacara laut, pementasan kisah-kisah heroik pelaut Bugis-Makassar, dan lain-lain.

2. Pengelolaan kawasan multi-pemanfaatan