Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor
RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP ECO-ART PARK
DI SENTUL CITY, BOGOR
ERLINDA FARADILLA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(2)
(3)
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013 Erlinda Faradilla NIM A44090026
(4)
ABSTRAK
ERLINDA FARADILLA. Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN dan KASWANTO.
Dalam upaya mewujudkan konsep Sentul City sebagai destination and knowledge city, PT Sentul City Tbk. mengembangkan sebuah fasilitas rekreasi dengan membangun ecopark. Pengelolaan berkelanjutan dari lanskap ecopark ini dapat berimplikasi pada Sentul City sebagai eco city. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi existing lanskap, evaluasi pembangunan lanskap, dan penyusunan rencana pengelolaan lanskap. Dengan objek penelitian Eco-Art Park Sentul City, penelitian ini menggunakan pendekatan metode survei, kuesioner, wawancara, dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Analisis terhadap implementasi existing lanskap Eco-Art Park Sentul City menunjukkan bahwa lanskap tersebut belum memenuhi kriteria taman ekologis. Konsep dasar dan pengembangan lanskap belum mengarah pada taman ekologis. Pembangunan lanskap mengalami perubahan terkait penyesuaian tapak dan keinginan pihak direksi. Dalam pengelolaan maupun pemeliharaan lanskap, secara operasional tidak mengarah pada pembentukan taman ekologis. Dalam penyusunan rencana pengelolaan, terdapat rekomendasi untuk perubahan struktur pengelola dan penambahan kegiatan pengelolaan.
Kata kunci: AHP, ekologi lanskap, keanekaragaman hayati, pengelolaan lanskap, taman ekologis
ABSTRACT
ERLINDA FARADILLA. Management Plan of Eco-Art Park Landscape in Sentul City, Bogor. Supervised by HADI SUSILO ARIFIN and KASWANTO.
In an effort to realize the concept of Sentul City as a destination and a knowledge city, PT Sentul City Tbk. developed a recreational facility by building ecopark. Sustainable management of the landscape ecopark may have implications for the Sentul City as an eco city. The purpose of this study is to analyze the implementation of the existing landscape, evaluation of landscape development, and make landscape management plan. With the research object Eco-Art Park Sentul City, this study used methods of surveys, questionnaires, interviews, and Analytical Hierarchy Process (AHP). Analysis of the implementation of the existing landscape Eco-Art Park Sentul City shows that the landscape has not fulfilled the criteria of ecological park. Basic concepts and landscape development has not led to the ecological park. Development landscape changes related to adjustments and the desire of the directors. In the management and maintenance of landscapes, operationally not lead to ecological park. In the preparation of the management plan, there are recommendations to restructure the management and the addition of landscape maintenance schedule.
Keywords: AHP, biodiversity, ecopark, landscape ecology, landscape management
(5)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP ECO-ART PARK
DI SENTUL CITY, BOGOR
ERLINDA FARADILLA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(6)
(7)
Judul Skripsi: Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor Nama : Erlinda Faradilla
NIM : A44090026
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. Pembimbing I
(8)
Judul Skripsi : Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor Nama : Erlinda Faradilla
NIM : A44090026
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. Pembimbing I
Dr. Kaswanto, SP, M.Si Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Nurisjah, M.SLA Ketua Departemen
(9)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juni 2013 ini ialah pengelolaan lanskap, dengan judul Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS dan Dr. Kaswanto, SP, MSi selaku pembimbing. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Bapak Edo BN beserta staf pengelola Eco-Art Park Sentul City, Bapak Toro beserta staf divisi Lanskap PT Sentul City Tbk., Bapak Mulyadi beserta staf pemelihara CV Gelar Jaya, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013 Erlinda Faradilla
(10)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Kerangka Pikir Penelitian 3
METODE 4
Lokasi dan Waktu Penelitian 4
Alat dan Bahan 5
Metode Penelitian 5
Metode Analisis Data 6
HASIL 8
Analisis Situasional 8
Konsep Pengembangan Eco-Art Park Sentul City 12
Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 35
Pengelolaan Pengunjung Eco-Art Park Sentul City 55
Analytical Hierarchy Process 67
PEMBAHASAN 75
Analisis Implementasi Existing Lanskap Eco-Art Park Sentul City 75 Evaluasi Pembangunan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 90 Strategi Kebijakan Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 94 Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 97
SIMPULAN DAN SARAN 104
Simpulan 104
Saran 105
DAFTAR PUSTAKA 105
(11)
DAFTAR TABEL
1 Metode penelitian yang digunakan 5
2 Kriteria responden pakar 8
3 Daftar pakar penilai komponen ecopark 8
4 Ketinggian pada area Eco-Art Park Sentul City 9
5 Klasifikasi topografi wilayah Sentul City 9
6 Pembagian luasan area di Eco-Art Park Sentul City 16
7 Jenis vegetasi yang digunakan pada exotic plant farm 27
8 Jenis vegetasi yang digunakan pada herbal farm 28
9 Jenis vegetasi yang digunakan pada bamboo forest 30
10 Jenis vegetasi yang digunakan pada taman palem 31
11 Jenis vegetasi vertical greenery pada entrance hall 33
12 Jenis vegetasi vertical greenery pada green house 34
13 Tenaga kerja PT Gunung Geulis Elok Abadi 38
14 Frekuensi pemeliharaan lanskap Eco-Art Park Sentul City 39
15 Pembagian tenaga kerja pemelihara lanskap 40
16 Kapasitas kerja pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City dan standar kapasitas kerja pemeliharaan taman 41
17 Peralatan pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City 46
18 Bahan untuk pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City 47
19 Anggaran dana gaji tenaga kerja pemeliharaan 47
20 Penghitungan daya dukung optimum area Eco-Art Park Sentul City 67
21 Ringkasan pembobotan dan prioritas pada komponen serta variabel eco-art pada lanskap taman ekologis 73
22 Jenis dan jumlah tanaman pada Eco-Art Park Sentul City 79
23 Pencapaian kriteria taman ekologis pada Eco-Art Park Sentul City 89
24 Perhitungan HOK selama satu tahun 98
25 Rekomendasi jadwal pemeliharaan lanskap 102
26 Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan 103
27 Alokasi dana pengadaan alat pemeliharaan lanskap per tahun 104
28 Alokasi dana pengadaan bahan pemeliharaan lanskap 104
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir penelitian 32 Lokasi penelitian 4
3 Data temperatur rata-rata bulanan periode 2008-2012 11
4 Data kelembaban rata-rata bulanan periode 2008-2012 11
5 Data curah hujan rata-rata bulanan periode 2008-2012 12
6 Saluran drainase Eco-Art Park Sentul City 11
7 Konsep ruang dan sirkulasi Eco-Art Park Sentul City 14
8 Persentase luas masing-masing area di Eco-Art Park Sentul City 14
(12)
10 Konsep ruang area pelayanan Eco-Art Park Sentul City 18
11 Konsep ruang area alat peraga fisika Eco-Art Park Sentul City 19
12 Konsep ruang area ekologis Eco-Art Park Sentul City 20
13 Tampak potongan (a) melintang dan (b) membujur green house Eco-Art Park Sentul City 22
14 Area seni pada Eco-Art Park Sentul City 23
15 Konsep ruang dan sirkulasi area seni Eco-Art Park Sentul City 24
16 Area penyangga pada Eco-Art Park Sentul City 25
17 Konsep tata hijau taman exotic plant farm 26
18 Konsep tata hijau pada herbal farm 29
19 Konsep tata hijau pada bamboo forest dengan desain alami 30
20 Konsep tata hijau pada taman palem 31
21 Konsep tata hijau vertical greenery pada entrance hall 32
22 Konsep tata hijau vertical greenery pada green house 32
23 Konsep tata hijau area penyangga Eco-Art Park Sentul City 36
24 Aksesibilitas dan sirkulasi area Eco-Art Park Sentul City 37
25 Struktur pengelola Eco-Art Park Sentul City 38
26 Aktivitas pemangkasan rumput menggunakan mesin potong rumput gendong (mower) 42
27 Aktivitas pembersihan di Eco-Art Park Sentul City 42
28 Keran air dan selang untuk penyiraman 43
29 Aktivitas penyiangan gulma oleh tenaga pemelihara 43
30 Sampah sisa makanan di area Eco-Art Park Sentul City 44
31 Penanganan sampah di Eco-Art Park Sentul City 45
32 Lumut dan tanah yang terdapat pada perkerasan taman 46
33 Signage yang terdapat di Eco-Art Park Sentul City 48
34 Pedestrian pada Eco-Art Park Sentul City 48
35 Area parkir di Eco-Art Park Sentul City 49
36 Shelter dan bench pada taman 49
37 Toilet di area Eco-Art Park Sentul City 50
38 Pemanfaatan green house 50
39 Pemanfaatan amphitheatre 51
40 Alat peraga fisika archimedian screw di Eco-Art Park Sentul City 51
41 Alat peraga fisika yoyo raksasa di Eco-Art Park Sentul City 52
42 Alat peraga fisika pipa suara di Eco-Art Park Sentul City 52
43 Alat peraga fisika ayunan pendulum di Eco-Art Park Sentul City 53
44 Alat peraga fisika parabola suara di Eco-Art Park Sentul City 53
45 Alat peraga fisika timbangan raksasa di Eco-Art Park Sentul City 54
46 Alat peraga fisika human gyroscope di Eco-Art Park Sentul City 55
47 Alat peraga fisika sepeda gantung di Eco-Art Park Sentul City 55
48 Karakteristik pengunjung berdasarkan usia 56
49 Karakteristik pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan 57
50 Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis pekerjaan 57
51 Karakteristik pengunjung berdasarkan tingkat pendapatan 58
52 Karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal 58
53 Karakteristik pengunjung berdasarkan moda transportasi 59
54 Karakteristik pengunjung berdasarkan sumber informasi 59
(13)
56 Karakteristik pengunjung berdasarkan lama kunjungan 60
57 Karakteristik pengunjung berdasarkan pendamping saat berkunjung 61
58 Persepsi pengunjung terhadap pengertian "ecopark" 61
59 Persepsi pengunjung terhadap kunjungan ke kawasan ecopark lainnya 62
60 Persepsi pengunjung terhadap hal-hal terkait "ecopark" 62
61 Penilaian pengunjung terhadap kesesuaian dan keindahan desain alat peraga fisika, jembatan, dan bangku taman Eco-Art Park Sentul City 63
62 Penilaian pengunjung terhadap desain area di Eco-Art Park 64
63 Aktivitas yang dilakukan pengunjung Eco-Art Park Sentul City 65
64 Objek wisata yang disukai pengunjung Eco-Art Park Sentul City 66
65 Minat pengunjung terhadap area yang paling disukai di Eco-Art Park Sentul City 66
66 Rancangan struktur hierarki 68
67 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen pakar ekologi 69
68 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen praktisi 70
69 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen birokrat 71
70 Kombinasi diagram pohon komponen, variabel, dan alternatif prioritas eco-art lanskap taman ekologis 72
71 Grafik sensitivitas kinerja dan sensitivitas dinamis terhadap eco-art lanskap taman ekologis 74
72 Grafik sensitivitas gradien terhadap eco-art lanskap taman ekologis 75
73 Sintesis dan nilai konsistensi keseluruhan 75
74 Revisi desain area alat peraga fisika Eco-Art Park Sentul City 93
75 Revisi desain area seni Eco-Art Park Sentul City 94
76 Penambahan sculpture pada galeri ruang terbuka 95
77 Penambahan ruang tertutup untuk area seni 95
(14)
PENDAHULUAN
Latar BelakangWalaupun hanya meliputi sebesar 2.7% dari permukaan dunia (United Nation 2008), kota-kota memiliki tanggung jawab atas 75% konsumsi energi dan 80% emisi gas rumah kaca (Ash et al. 2008). Permasalahan lingkungan yang terdapat di perkotaan adalah pertumbuhan penduduk yang cepat, kemiskinan, bencana alam, tingkat pencemaran tinggi, pemanfaatan sumber daya alam yang berlebih, hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan kualitas dan kuantitas air, peningkatan polusi, serta degradasi estetika lanskap (Arifin dan Nakagoshi 2011). Dalam menghadapi tingkat urbanisasi yang tinggi tersebut, diperlukan solusi baru dalam perencanaan kota di seluruh dunia (Adrianne et al. 2013). Permasalahan perkotaan tersebut direspon oleh pihak developer dengan membangun kota-kota baru. Faktanya, kota baru seperti Masdar di Abu Dhabi, redeveloped area seperti Treasure Island di California, dan redevelopment housing di Freiburg, Jerman, secara dramatis mengurangi jejak ekologis perkotaan (Adrianne et al. 2013). Kebijakan yang tidak sesuai dan perencanaan yang tidak efektif yang mengabaikan aspek lingkungan lebih mendukung penurunan lingkungan daripada mendukung pembangunan kota berkelanjutan (UN-Habitat 2011).
Pembangunan kota-kota baru juga terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah Sentul City yang dikembangkan oleh PT Sentul City Tbk. Sentul City merupakan salah satu kota baru di Kabupaten Bogor dengan pembangunan berwawasan lingkungan. Dengan konsep pengembangan kota The City of Innovation, Sentul City memiliki empat pilar pembangunan yaitu entertainment & destination city, education & knowledge city, eco city, dan art & culture city. Dalam mewujudkan konsep tersebut, Sentul City membangun fasilitas rekreasi berupa ecopark. Ecopark merupakan suatu taman ekologis berbasis rekreasi alam yang bertujuan meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ecopark dapat dikatakan sebagai taman keanekaragaman hayati yang di dalamnya terdapat koleksi tanaman ex-situ dan in-situ (Astari 2011). Dalam konsep pengembangannya, ecopark Sentul City dipadukan dengan karya seni sehingga menjadi Eco-Art Park Sentul City. Eco-Art Park Sentul City ini berupa sebuah taman terbuka yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, berbagai taman tematik, dan dipercantik dengan adanya karya seni patung.
Pengelolaan berkelanjutan dari lanskap ecopark ini dapat berimplikasi pada Sentul City sebagai eco city dan meningkatkan jejak ekologis Sentul City. Pengelolaan merupakan tahap yang paling menentukan keberlanjutan karya lanskap. Namun, tahap ini paling sering dilupakan dalam keseluruhan proses perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan desain lanskap. Ketika kesuksesan lanskap tercapai pada tahap perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan lanskap, lanskap tersebut pada akhirnya menjadi tidak berkelanjutan jika tidak diiringi dengan pengelolaan lanskap. Hal ini disebabkan tidak adanya rencana pengelolaan (management plan) dalam master plan suatu proyek. Kondisi Eco-Art Park Sentul City saat ini masih dalam tahap pembangunan. Dalam proses pembangunan ini, dibutuhkan suatu evaluasi dari pembangunan sehingga hasil akhir Eco-Art Park
(15)
2
Sentul City sesuai dengan rencana awal dan dapat dilakukan perbaikan apabila diperlukan. Selain itu, perlu adanya penyusunan rencana pengelolaan kawasan Eco-Art Park Sentul City. Oleh karena itu, dilakukan studi pustaka terhadap komponen pembentuk konsep eco-art pada lanskap taman. Kemudian, komponen-komponen pembentuk lanskap eco-art park dianalisis dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan kebijakan dalam mengembangkan dan mengelola Eco-Art Park Sentul City agar lanskap dapat berkelanjutan.
Perumusan Masalah
Pertumbuhan kota-kota baru yang memiliki konsep berwawasan lingkungan semakin tinggi, salah satunya adalah Sentul City. Dalam mewujudkan konsep berwawasan lingkungan, Sentul City membangun sebuah fasilitas edukasi dan rekreasi terpadu yang berfokus pada pengetahuan ekosistem, yaitu Eco-Art Park Sentul City.
Dalam pembangunannya, perlu dilakukan evaluasi terhadap Eco-Art Park Sentul City agar sesuai dengan tujuan awal dibangunnya lanskap ini. Oleh karena itu, disusun perumusan permasalahan terkait konsep eco-art park sebagai berikut:
1. Apa komponen penting pembentuk konsep eco-art lanskap taman ekologis 2. Bagaimana ketercapaian konsep eco-art pada area kajian
3. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan pada area kajian Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. menganalisis implementasi existingEco-Art Park Sentul City, Bogor, 2. mengevaluasi pembangunan lanskap Eco-Art Park Sentul City, Bogor, dan 3. menyusun rencana pengelolaan Eco-Art Park Sentul City, Bogor.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian di Eco-Art Park Sentul City, Bogor ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pedoman bagi pihak pengelola atau pengembang untuk melakukan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap secara berkelanjutan. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pertimbangan kebijakan yang harus diambil ketika hendak merencanakan, mendesain, dan mengelola sebuah lanskap taman ekologis.
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan penelitian meliputi lingkup kajian dan lingkup area wilayah kajian. Lingkup kajian penelitian ini dibatasi pada kajian aspek biofisik, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, dan aspek legal terkait konsep eco-art pada lanskap taman ekologis. Pembahasan taman yang ekologis dibatasi pada terpenuhinya kriteria ekologis pada area kajian. Pembahasan konsep art pada area kajian membahas mengenai desain karya seni. Lingkup area wilayah kajian meliputi kawasan taman ekologis dan karya-karya seni yang berada di kawasan Sentul City dengan pertimbangan adanya kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) dan sarana rekreasi di wilayah tersebut.
(16)
3
Kerangka Pikir Penelitian
Sentul City mewujudkan konsep pengembangan kota dengan membangun beberapa fasilitas, salah satunya adalah Eco-Art Park. Dalam tahap pembangunannya, diperlukan evaluasi agar tetap sesuai dengan tujuan awal dan rencana pengelolaan untuk mewujudkan lanskap yang berkelanjutan (Gambar 1).
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian Menuju Implementasi The City of Innovation
Value added facilities
Eco-Art Park Sentul City
Ruang terbuka hijau berupa taman keanekaragaman hayati dan karya-karya seni
Studi Lapang Studi Pustaka
Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park yang berkelanjutan Aspek
Legal
Aspek Ekologis
Evaluasi pembangunan lanskap Evaluasi implementasi existing lanskap
Aspek Sosial Ekonomi Budaya
Sentul City “The City of Innovation”
Eco City
Education & Knowledge City
Entertainment & Destination City
Art & Culture Cty
Fasilitas Pendidikan Fasilitas Rekreasi Fasilitas Kesehatan Fasilitas Ekonomi 1.Tumbuhan 2.Satwa 3.Material 4.Energi
5.Infrastruktur taman 6.Teknologi
7.Fasilitas 1.UU RI No. 5 Tahun 1990
2.UU RI No. 32 Tahun 2009 3.PP No. 7 Tahun 1999 4.Permen LH RI
No. 03 Tahun 2011
1.Pengguna
2.Aktivitas pengguna 3.Kebutuhan ruang 4.Fungsi ruang 5.Daya dukung
Analytical Hierarchy Process (AHP) Method Berada dalam tahap pembangunan
Perlu dilakukan evaluasi agar sesuai tujuan awal
(17)
4
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sentul City terletak pada koordinat 6o 33’ 55” - 6o 37’ 45” LS dan 106o 50’ 20” - 106o 57’ 10” BT. Objek penelitian adalah lanskap Eco-Art Park yang terletak di sebelah selatan Marketing Office Sentul City (Gambar 2). Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama lima bulan, yaitu dari bulan Februari hingga Juni 2013.
Sumber: http://www.sentulcity.co.id
(18)
5
Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan peralatan baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Alat yang digunakan yaitu kamera digital, laptop, dua software desain grafis yaitu Adobe Photoshop CS4 dan AutoCAD 2007, serta software pengolahan AHP yaitu Expert Choice v.11. Bahan yang digunakan berupa master plan, lembar kuesioner, dan penilaian pakar.
Metode Penelitian
Metode penelitian terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan tujuan yang ingin diperoleh, yaitu survei, studi pustaka, wawancara, kuesioner, dan Analytical Hierarchy Process (Tabel 1).
Tabel 1 Metode penelitian yang digunakan
No Metode Tujuan
1 Survei, studi pustaka, dan AHP Analisis proses implementasi existing
lanskap Eco-Art Park Sentul City
2 Survei, studi pustaka, dan wawancara Evaluasi pembangunan lanskap Eco-Art
Park Sentul City
3 Survei, studi pustaka, wawancara,
kuesioner pengunjung, dan AHP
Penyusunan rencana pengelolaan lanskap Eco-Art Park Sentul City
Survei
Survei dilakukan terhadap data biofisik, data sosial, administrasi, pembangunan lanskap, dan aspek pemeliharaan lanskap Eco-Art Park Sentul City. Data biofisik yang didapatkan dengan melakukan pengamatan lapang adalah data hidrologi, vegetasi, dan satwa yang terdapat di Eco-Art Park Sentul City. Data sosial berupa data identitas, persepsi, dan minat pengunjung di sekitar kawasan didapatkan dengan melakukan survei dan penyebaran kuesioner kepada pengunjung. Pelaksanaan administrasi berupa struktur pengelolaan juga dilakukan dengan melakukan survei. Pembangunan lanskap juga diamati dengan melakukan pengamatan lapang. Terakhir, dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pengelolaan lanskap Eco-Art Park Sentul City.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan terhadap kawasan ecopark lainnya yang berada di Indonesia, khususnya di area Jabodetabek. Kawasan ecopark yang dikaji dalam penelitian ini adalah Ecopark LIPI, Cibinong, dan Ecopark Ancol, Jakarta.
Wawancara Semi Terstruktur
Wawancara semi terstruktur dilakukan kepada pihak pengelola Eco-Art Park Sentul City. Wawancara semi terstruktur terdiri atas 15 pertanyaan yang terbagi ke dalam lima bagian secara umum. Bagian pertama menyelidiki jadwal pemeliharaan lanskap dan kebersihan. Bagian kedua menyelidiki manajerial tenaga kerja pengelolaan lanskap. Bagian ketiga menyelidiki aktivitas pemeliharaan fisik. Bagian keempat menyelidiki kendala pengelolaan lanskap. Bagian kelima menyelidiki penyediaan alat dan bahan pemeliharaan lanskap.
(19)
6
Kuesioner Pengunjung
Kuesioner ditanyakan langsung kepada pengunjung Eco-Art Park Sentul City. Pengambilan data melalui kuesioner dilakukan di awal pekan (weekdays) maupun di akhir pekan (weekend) untuk menangkap berbagai variasi karakteristik pengunjung. Sasaran kuesioner adalah 50 pengunjung Eco-Art Park Sentul City yang dipilih secara acak. Responden bervariasi dalam: i) usia, ii) tingkat pendidikan, iii) jenis pekerjaan, iv) tingkat pendapatan, dan v) daerah tempat tinggal. Kuesioner berisi 20 pertanyaan yang meliputi tema utama: 1) kunjungan responden, 2) persepsi responden, 3) minat responden, 4) pendapat responden, dan 5) informasi mengenai Eco-Art Park Sentul City. Pemahaman responden terhadap “ecopark” dinilai dengan pertanyaan mengenai hal-hal terkait “ecopark” dan hal yang perlu ditingkatkan dalam mewujudkan “ecopark”.
Selain itu, responden ditanya mengenai objek rekreasi dan area yang disukai di Eco-Art Park Sentul City. Selain diberi pertanyaan mengenai “ecopark”, responden juga ditanya mengenai pengelolaan Eco-Art Park Sentul City dengan masing-masing indikatornya dengan memberikan nilai -1 (tidak), 0 (tidak tahu), dan 1 (ya). Responden ditanya mengenai penilaian mereka terhadap area di Eco-Art Park Sentul City dengan indikator berbeda pada setiap area, dengan menilai -2 (sangat kurang) hingga 2 (sangat baik). Responden juga ditanya mengenai penilaian mereka terhadap kesesuaian alat peraga, patung, jembatan, dan bangku taman yang ada di Eco-Art Park dengan memberi nilai -1 (tidak sesuai) dan 1 (sesuai). Terakhir, responden ditanya mengenai penilaian mereka terhadap keindahan alat peraga, patung, jembatan, dan bangku taman yang ada di Eco-Art Park dengan memberi nilai -2 (tidak indah) dan 2 (sangat indah).
Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan lanjutan dari tahap penelitian. Pada tahap ini terdapat tiga metode analisis data berdasarkan tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengkaji prioritas alternatif dalam membentuk taman ekologis dan menganalisis implementasi existing Eco-Art Park Sentul City, Bogor,
2. Evaluasi pembangunan lanskap Eco-Art Park Sentul City, Bogor, dan 3. Penyusunan rencana pengelolaan Eco-Art Park Sentul City, Bogor
berdasarkan hasil analisis data dari metode pada poin pertama dan kedua. Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan alternatif prioritas komponen Eco-Art Park berdasarkan preferensi responden pakar. Untuk mengetahui komponen-komponen pembentuk Eco-Art Park yang sesuai dengan konsep taman tersebut, dilakukan studi pustaka mengenai standar, prinsip, dan persyaratan teknis eco-art park. Struktur hierarki yang dihasilkan dari studi pustaka dianalisis dengan metode AHP menurut Saaty (1993).
Tahapan perhitungan AHP menurut Marimin (2008) adalah sebagai berikut:
1) mendefinisikan struktur hierarki masalah yang akan dipecahkan; 2) memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki; 3) menghitung prioritas terbobot (weighted priority); 4) menampilkan urutan
(20)
7
konsistensi rasio. Hal ini dilakukan terhadap semua kriteria menggunakan bantuan perangkat lunak Expert Choice v.11.
Kuesioner Analytical Hierarchy Process diberikan kepada responden pakar. Responden ditentukan berdasarkan keahlian dan pengetahuan mereka tentang “eco-art park”. Pakar yang dipilih sebagai responden sebanyak tiga orang yang mewakili pakar ekologi, praktisi, serta birokrat. Penentuan pakar sebagai responden memiliki kriteria 1) memiliki keahlian atau menguasai secara akademik bidang yang diteliti; 2) memiliki reputasi kedudukan atau jabatan dan sebagai ahli pada bidang yang diteliti; dan 3) memiliki pengalaman dalam bidang kajian yang dimiliki. Berdasarkan kriteria tersebut, ditentukan responden pakar terpilih (Tabel 2 dan Tabel 3).
Tabel 2 Kriteria responden pakar
No. Kriteria Pakar Asal Institusi/Lembaga Jumlah Responden
1 Pakar Ekologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 1
2 Praktisi PT Sentul City Tbk. 1
3 Birokrat Pemerintah setempat 1
Jumlah 3
Tabel 3 Daftar pakar penilai komponen ecopark
Bidang
Keahlian Asal Institusi/Lembaga Jabatan Nama Pakar
Pakar Ekologi Botany Department, Field Museum
Honorary Research Associate Kuswata Kartawinata Praktisi PT Sentul City Tbk. Perencana lanskap Eco-Art Park
Sentul City
Pranawa Birokrat
(Lanskap)
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor
Pelaksana bidang pertamanan Devi Librianti Juvia Permata
Kuesioner berisi pertanyaan prioritas dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Dengan struktur hierarki yang telah ditentukan sebelumnya, dibuat daftar pertanyaan perbandingan berpasangan dengan jumlah perbandingan antarkomponen sebanyak 27 perbandingan, jumlah perbandingan antarvariabel dalam komponen sebanyak 23 perbandingan, dan jumlah perbandingan variabel terhadap masing-masing alternatif sebanyak 69 pertanyaan. Semua hal tersebut menjadi bahan untuk merumuskan evaluasi dan arahan kebijakan rencana pengelolaan Eco-Art Park Sentul City. Hasilnya akan menggambarkan struktur kriteria dan alternatif, serta pembobotan dari komponen-komponen eco-art park. Hal ini akan membantu pemilihan prioritas alternatif, serta penyusunan strategi secara sistemik guna menjadi masukan bagi para pengambil kebijakan dalam pengelolaan Eco-Art Park Sentul City.
(21)
8
HASIL
Analisis Situasional Aspek Ekologi1. Batas Administrasi dan Geografis
Sentul City merupakan kota baru yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sentul City terletak pada koordinat 06° 33’ 55” - 06° 37’ 45” LS dan 106° 50’ 20” - 106° 57’ 10” BT. Kota baru ini berbatasan dengan Kota Jakarta di sebelah utara dan Kecamatan Ciawi di sebelah selatan. Di bagian barat, Sentul City berbatasan dengan Kota Bogor, sedangkan di bagian timur, Sentul City berbatasan dengan Kota Jonggol. Sentul City merupakan kota baru yang dibangun oleh PT Sentul City Tbk. Dengan total luas sebesar 3 100 ha, kota ini terdiri atas kawasan perumahan, perkantoran, perdagangan, industri, fasilitas komersial, fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau (RTH). Salah satu fasilitas pendidikan sekaligus fasilitas sosial yang disediakan Sentul City adalah Eco-Art Park yang dibangun pada tahun 2012.
Eco-Art Park Sentul City merupakan suatu fasilitas edukasi dan rekreasi terpadu di atas areal seluas 1.57 ha yang berfokus pada pengetahuan ekosistem. Eco-Art Park terletak di bagian barat Sentul City. Terletak pada koordinat 06° 34’ 05” - 06° 34’ 11” LS dan 106° 50’ 45” - 106° 50’ 43” BT, Eco-Art Park ini berbatasan dengan Marketing Gallery Sentul City di bagian utara dan Sungai Cikeas di bagian selatan. Di bagian barat, Eco-Art Park berbatasan dengan Sungai Cikeas dan Mall Bellanova. Di bagian timur, Eco-Art Park berbatasan dengan Masjid Andalusia STEI Tazkia dan Sungai Cikeas.
2. Topografi dan Kemiringan
Sentul City terletak pada ketinggian 180-600 meter di atas permukaan laut. Dengan kemiringan lereng sebesar 0% hingga lebih dari 25%, Sentul City memiliki topografi datar-berombak, bergelombang, berbukit, dan bergunung-gunung. Faktor topografi ini membuat Sentul City memiliki suhu rata-rata yang relatif sejuk dan terbebas dari bencana banjir. Eco-Art Park Sentul City termasuk dalam bentuk wilayah datar-berombak karena memiliki perbedaan ketinggian 0-8 (Tabel 4) meter mengacu pada klasifikasi topografi wilayah Sentul City (Tabel 5). Tabel 4 Ketinggian pada area Eco-Art Park Sentul City
No. Area Ketinggian (mdpl) Akumulasi perbedaan ketinggian (m)
1 Area penyangga barat 186.00 -
2 Sempadan sungai 186.00 0
3 Jalan setapak 188.00 2
4 Area penyanggatimur 188.00 2
5 Area parkir sepeda 189.00 3
6 Taman bonsai 190.00 4
7 Taman palem bawah 192.00 6
8 Taman palem atas 194.00 8
(22)
9
Tabel 5 Klasifikasi topografi wilayah Sentul City
Bentuk wilayah Lereng
(%)
Perbedaan tinggi (m)
Luas (ha)
Proporsi (%)
Datar - berombak (undulating) 0 – 8 0 - 15 1109.3 36.98
Bergelombang (rolling) 8 – 15 15 - 50 706.3 23.54
Berbukit (hilly) 14 - 25 50 - 200 695 23.17
Bergunung-gunung
(mountainous) > 25 > 200 489.4 16.31 Sumber: Bukit Sentul City Tbk. 2009
3. Iklim
Berdasarkan data dari stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Darmaga Bogor, suhu udara rata-rata kawasan Sentul City adalah 24,5-27,1oC (Gambar 3), dengan kelembaban udara rata-rata 74-90% (Gambar 4). Rata-rata suhu minimum terjadi pada bulan Januari dan Februari dan rata-rata suhu maksimum terjadi pada bulan Mei. Kawasan Sentul City mengalami curah hujan sebesar 33-672 mm/bulan dengan rata-rata curah hujan sebesar 300 mm/tahun, yaitu rata-rata tertinggi terjadi pada bulan November dan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli (Gambar 5).
Sumber: Stasiun BMKG Darmaga Bogor 2013
(23)
10
Sumber: Stasiun BMKG Darmaga Bogor 2013
Gambar 4 Data kelembaban rata-rata bulanan periode 2008-2012 (%)
Sumber: Stasiun BMKG Darmaga Bogor 2013
Gambar 5 Data curah hujan rata-rata bulanan periode 2008-2012 (mm/bulan) 4. Hidrologi
Sumber air pada kawasan Sentul City berasal dari air sungai, air tanah, dan mata air. Sungai yang berada pada kawasan ini adalah Sungai Cikeas dan Sungai Citeureup beserta anak sungainya. Area Eco-Art Park Sentul City menggunakan air dari Sungai Cikeas dan PDAM sebagai sumber air untuk kegiatan penyiraman tanaman. Air dialirkan ke dalam taman menggunakan selang sehingga tidak menggunakan sprinkler untuk penyiraman otomatis.
Sistem drainase yang terdapat pada Eco-Art Park Sentul City adalah sistem drainase tertutup dengan inlet pada area jembatan pedestrian yang memiliki ketinggian 194.00 mdpl. Saluran drainase terletak berdampingan dengan jalur sirkulasi yang melewati taman palem, taman bambu, taman alat peraga fisika, dan
(24)
11
exotic plant farm. Saluran drainase ini memiliki outlet di bagian barat taman yang berketinggian 188.00 mpdl, yang kemudian dialirkan ke Sungai Cikeas yang berbatasan dengan Eco-Art Park di sebelah barat (Gambar 6).
(a) (b) (c)
Gambar 6 Saluran drainase Eco-Art Park Sentul City (a) inlet, (b) saluran drainase tertutup, dan (c) outlet
5. Vegetasi dan Satwa
Dalam upaya mewujudkan taman sebagai taman ekologis, pihak desainer Eco-Art Park merancang elemen vegetasi sebagai elemen utama dalam taman. Untuk menyesuaikan konsep ini, ditanam berbagai vegetasi baru pada tapak. Vegetasi yang ditanam ditujukan untuk memberikan pendidikan ekologi bagi pengunjung. Namun, vegetasi existing yang ada pada tapak tidak ditebang dan dibiarkan tumbuh secara alami untuk mempertahankan nilai ekologis taman. Untuk keperluan jaringan listrik, terdapat beberapa vegetasi yang dipangkas dan tetap dipertahankan untuk tidak ditebang.
Tumbuhan asli yang telah ada pada area ini sebelum pembangunan adalah pinus (Pinus merkusii). Local species yang berada pada area ini adalah beringin (Ficus benjamina) dan bambu (Gigantochloa atter). Vegetasi exotic sebagai tanaman introduksi yang berada pada area ini adalah flamboyan (Delonix regia) yang berfungsi sebagai tanaman penaung dan kelapa gading (Cocos nucifera) yang berfungsi sebagai tanaman display. Beberapa tanaman yang kondisinya sudah buruk dan tidak sesuai konsep harus ditiadakan. Dengan penanaman berbagai vegetasi ini, Eco-Art Park Sentul City berusaha memberikan kenyamanan dan kesejukan serta meningkatkan estetika lanskap. Dalam mewujudkan tujuan sebagai taman ekologis, pihak desainer merancang berbagai macam vegetasi, yaitu vegetasi herbal yang bermanfaat sebagai obat berikut cara pengolahannya, berbagai jenis bambu yang menambah kealamian taman, berbagai jenis tanaman eksotik, dan berbagai jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dalam bentuk tanaman bonsai.
Eco-Art Park Sentul City tidak memiliki satwa yang dipelihara dan dibudidayakan secara khusus. Namun, terdapat beberapa satwa yang berada di area Eco-Art Park Sentul City. Satwa tersebut adalah kadal, kucing, dan burung.
(25)
12
Aspek Sosial Ekonomi
Sebagian besar tenaga kerja di Eco-Art Park Sentul City merupakan tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar Sentul City. Hal ini merupakan salah satu upaya penyerapan tenaga kerja lokal dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Eco-Art Park Sentul City didirikan dengan sasaran ditujukan kepada segala lapisan masyarakat dengan berbagai tingkatan umur. Berbagai area yang ada di Eco-Art Park Sentul City ditujukan untuk dapat mengakomodir pengembangan ilmu pengetahuan bagi setiap pengunjung. Eco-Art Park Sentul City tidak menerapkan tiket masuk bagi para pengunjung sehingga pengunjung dari segala golongan ekonomi dapat berkunjung ke kawasan ini tanpa mengeluarkan biaya masuk.
Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa kawasan Eco-Art Park Sentul City telah berkembang menjadi area rekreasi yang semakin ramai dikunjungi pengunjung. Keramaian ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang berdatangan, terutama pada akhir pekan. Dengan demikian, pihak pengelola Eco-Art Park menargetkan pengunjung Eco-Art Park Sentul City dapat semakin meningkat jumlahnya agar tujuan awal didirikannya Eco-Art Park Sentul City sebagai taman alat peraga fisika dapat tercapai.
Konsep Pengembangan Lanskap Eco-Art Park Sentul City
Saat ini, Eco-Art Park Sentul City masih dalam tahap pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam tahap pembentukan konsep awal, pihak PT Sentul City Tbk. dibantu oleh pihak konsultan lanskap PT PASAGI yang berasal dari Bandung. Konsep awal pada Eco-Art Park ini bertujuan untuk memberikan pengalaman rekreasi yang unik dan berbeda bagi para pengunjung, dengan mendesain taman ini untuk mewujudkan Sentul City sebagai destination city dan knowledge city, pilar pembangunan konsep The City of Innovation.
Penciptaan konsep Eco-Art Park Sentul City ini mengambil referensi dari beberapa kawasan rekreasi khususnya taman alat peraga di Indonesia, salah satunya adalah Taman Pintar di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Konsep awal pembuatan Eco-Art Park Sentul City ini dilakukan oleh pihak konsultan lanskap PT PASAGI dengan mengacu pada tujuan dari pengelola PT Sentul City Tbk. sebagai klien. Berdasarkan tujuan yang diinginkan klien tersebut, PT PASAGI menerjemahkannya ke dalam bentuk spasial dengan desain yang bertujuan menciptakan kawasan rekreasi berbasis lingkungan alam.
Konsep Dasar Eco-Art Park Sentul City
Tujuan awal dari taman ini adalah sebagai taman alat peraga fisika, yang kemudian dikembangkan menjadi suatu area edukasi dan rekreasi terpadu yang berfokus pada pengetahuan ekosistem. Untuk menunjang konsep taman sebagai area rekreasi, berbagai objek atraksi utama dihadirkan pada area Eco-Art Park ini. Sebagai objek atraksi utama yang merupakan perwujudan konsep dasar taman ini, disediakan beragam alat peraga fisika yang dapat dioperasikan dan dimanfaatkan sebagai ilmu pengetahuan.
Konsep eco-art pada taman ini adalah berupa sebuah galeri ruang terbuka maupun tertutup yang menampilkan kesenian berupa sculpture dan seni bangunan
(26)
13
sebagai perwujudan dari konsep art, yang dipadukan dengan komposisi ruang hijau pada area Eco-Art Park sebagai perwujudan dari konsep eco. Selain itu, perencanaan lanskap ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi existing tapak sehingga vegetasi existing dan topografi tapak dipertahankan dan perancangan disesuaikan dengan kondisi tersebut. Dengan demikian, area ini merupakan suatu area yang memberikan pengalaman terpadu antara atraksi ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan lingkungan alami kepada para pengunjung. Konsep Ruang Eco-Art Park Sentul City
Penataan ruang Area Eco-Art Park Sentul City terdiri atas empat area, yaitu area penerimaan, area pelayanan, area utama, dan area penyangga. Area utama terdiri atas area alat peraga fisika, area ekologi, area seni, dan area terbuka serba guna (Gambar 7). Jalur sirkulasi berupa jalur jalan dan coverage walkway menghubungkan setiap area dalam Eco-Art Park Sentul City (Gambar 8). Dibangun di atas lahan seluas 1.57 ha, semua area yang ada di Eco-Art Park dibangun dan diatur dengan pembagian luasan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing area (Tabel 6).
Tabel 6 Pembagian luasan area di Eco-Art Park Sentul City
No. Area Luas (m2) Luas (%) Keterangan
1 Area penerimaan 1 610 10
a Entrance hall 1 486
b Kolam 124
2 Area pelayanan 1 191 8
a Area parkir mobil 550 Kapasitas 27 mobil
b Area parkir motor 184 Kapasitas 60 motor
c Area parkir sepeda 272 Kapasitas 150 sepeda
d Toilet 135
e Kantor pengelola 51
3 Area penyangga 4 945 31
4 Jalur sirkulasi 1 145 7
a Pedestrian 639
b Coverage walkway 349
c Jembatan pedestrian 157
5 Area alat peraga fisika 462 3
a Yoyo raksasa 55
b Pipa suara 36
c Parabola suara 80
d Ayunan pendulum 40
e Timbangan raksasa 72
f Human gyroscope 63
g Sepeda gantung 32
(27)
14
Tabel 6 Pembagian luasan area di Eco-Art Park Sentul City (lanjutan)
No. Area Luas (m2) Luas (%) Keterangan
6 Area ekologi 4 797 30
a Exotic plant farm 2 060 b Organic farm 44 c Herbal farm 412 d Bamboo forest 1 111
e Taman bonsai 150
f Taman tanaman hias 192
g Taman palem 828
7 Area seni 1 665 9
a Bamboo workshop 210 Berada di bamboo forest
b Patung transformer 120
c Green house 1 230
d Solid wood gallery 44 Berada di green house
e Art & antique gallery 61 Berada di green house
9 Multi purposed open area 244 2 Amphitheatre
TOTAL 15 700 100
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
Gambar 7 Persentase luas masing-masing area di Eco-Art Park Sentul City 1. Area penerimaan
Area penerimaan pada Eco-Art Park Sentul City direncanakan sebagai titik berkumpul bagi pengunjung yang akan memasuki Eco-Art Park melalui pintu masuk utama. Area penerimaan ini dilengkapi dengan signage bertuliskan “ECOARTPARK” yang didesain alami dengan kombinasi tanaman penutup tanah dan bebatuan. Pada area penerimaan ini juga terdapat pos keamanan dan portal yang dijaga langsung oleh satuan petugas keamanan. Pada proses perencanaan, area penerimaan ini dirancang sebagai entrance hall yang berbentuk lingkaran, dengan fountain berbentuk lingkaran di bagian tengah. Pada ruang sekitar entrance hall, terdapat dua dinding batu dan satu dinding yang ditanami vertical greenery.
(28)
15
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
(29)
16
Entrance hall ini dinaungi oleh atap unik berbentuk geometrik yang meningkatkan nilai estetik area penerimaan dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung dengan adanya naungan. Sebagai alas, digunakan pavement berbahan alami dan ditata mengikuti pola desain lingkaran entrance hall. Pada area penerimaan disediakan bangku taman berupa batang pohon kayu besar yang ditata menyebar di seluruh area penerimaan dan menghadap ke arah fountain (Gambar 9). Pada bagian utara area penerimaan terdapat bangunan yang didesain dari batu alam berwarna kuning kecoklatan.
(a) (b) (c)
Gambar 9 Area penerimaan Eco-Art Park Sentul City (a) pos dan pintu masuk utama, (b) fountain, dan (c) bangku taman pada entrance hall
2. Area pelayanan
Area pelayanan yang direncanakan pada Eco-Art Park Sentul City berupa area parkir mobil, area parkir motor, dan area parkir sepeda. Ketiga area ini berada pada bagian timur Eco-Art Park. Ketiga area ini mengapit area penerimaan, dengan area parkir mobil dan motor bersebelahan dengan bagian utara area penerimaan dan area parkir sepeda bersebelahan dengan bagian selatan area penerimaan (Gambar 10). Area parkir mobil berupa bidang aspal seluas 550 m2 yang terdiri atas bidang persegi panjang seluas 173 m2 dan bidang setengah lingkaran seluas 377.2 m2 yang mampu menampung kurang lebih sebanyak 27 mobil. Area parkir motor berupa bidang aspal seluas 183.70 m2 yang mampu menampung kurang lebih sebanyak 60 sepeda motor. Area parkir sepeda berupa bidang dengan paving seluas 271.60 m2 yang mampu menampung sebanyak 150 sepeda. Untuk masing-masing area parkir, hanya terdapat satu jalur masuk dan jalur keluar sehingga petugas keamanan dapat mengontrol keamanan area Eco-Art Park Sentul City dengan lebih mudah.
3. Area utama
Area utama pada Eco-Art Park Sentul City direncanakan terdiri atas area alat peraga fisika, area ekologis, area seni, dan area terbuka serba guna (Gambar 8). Penjelasan masing-masing area utama dijelaskan pada bagian berikut.
a. Area alat peraga fisika
Area alat peraga fisika memiliki konsep utama sebagai sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Area ini terletak di bagian tengah Eco-Art Park. Area ini direncanakan berupa beberapa petak lahan berisi alat peraga fisika yang dikelilingi oleh exotic plant farm, dilalui oleh jalur jalan di bagian terluar, dan dilalui oleh coverage walkway di bagian dalam (Gambar 8). Area alat peraga ini direncanakan mencakup 8 alat peraga fisika yang letaknya menyebar di seluruh
(30)
17
area utama Eco-Art Park (Gambar 11). Antar alat peraga ini dipisahkan oleh area transisi berupa tanaman-tanaman pada exotic plant farm. Untuk mencapai masing-masing alat peraga, pengunjung dapat menggunakan kedua jalur sirkulasi utama, baik jalur jalan, maupun coverage walkway yang menghubungkan antar area dalam Eco-Art Park, kemudian berjalan melalui jalan setapak di antara tanaman yang berada di sekeliling area alat peraga.
b. Area ekologis
Area ekologis berupa ruang hijau menyebar di seluruh area Eco-Art Park dan merupakan penutupan lahan terbesar pada Eco-Art Park, yang dihubungkan dengan adanya jalur sirkulasi (Gambar 12). Area ini direncanakan terdiri atas beberapa taman dengan tema tertentu. Berbagai tema taman ini berfungsi sebagai sumber pengetahuan ekosistem dan display yang meningkatkan daya tarik Eco-Art Park. Pada setiap taman ini, ditanam vegetasi yang berbeda-beda sesuai tema masing-masing taman. Pemilihan vegetasi pada area ini dititikberatkan pada koleksi keanekaragaman hayati vegetasi, sesuai dengan fungsi taman sebagai taman keanekaragaman hayati. Pedoman desain pada area ekologis ini adalah mengikuti bentukan alami tapak dan menciptakan kenyamanan.
i. Exotic plant farm
Konsep utama taman ini adalah taman tanaman eksotis yang menghadirkan tanaman dengan berbagai varietas dari berbagai jenis tanaman. Taman ini didesain mengikuti topografi tapak yang termasuk dalam wilayah datar-bergelombang. Taman ini merupakan taman pertama yang akan langsung dilihat pengunjung bila masuk melalui pintu masuk utama Eco-Art Park dan berada pada bagian tengah Eco-Art Park (Gambar 12). Didesain mengelilingi area alat peraga fisika, taman ini memberikan nuansa keindahan dan kenyamanan tersendiri bagi pengunjung. Di bagian tengah taman exotic plant farm, terdapat coverage walkway yang melintasi taman dan menghubungkan taman dengan area green house.
ii. Organic farm
Konsep utama taman ini adalah lahan untuk penanaman tanaman-tanaman organik. Area ini direncanakan berada berbatasan dengan bagian utara green house (Gambar 12). Di sebelah barat taman ini terdapat coverage walkway yang menghubungkan semua area dalam Eco-Art Park. Terletak di bagian selatan, organic farm ini lebih dekat diakses dengan jalan masuk melalui jembatan kuning.
iii. Herbal farm
Taman ini merupakan taman dengan konsep utama penanaman tanaman obat-obatan. Taman ini terletak di bagian paling selatan dari Eco-Art Park (Gambar 12). Berbatasan langsung dengan Sungai Cikeas di bagian selatan, pada bagian selatan taman direncanakan adanya pagar dan area penyangga untuk memberi batas antara sungai dengan herbal farm. Herbal farm ini merupakan taman pertama yang akan langsung dilihat pengunjung bila masuk ke dalam Eco-Art Park melalui jembatan kuning karena ujung jembatan kuning tersebut berada pada area herbal farm.
(31)
18
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
(32)
19
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
(33)
20
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
(34)
21
iv. Bamboo forest
Bamboo forest merupakan taman untuk penanaman bambu yang didesain secara alami mengikuti topografi lahan yang semakin menurun ke bagian barat. Taman ini terletak pada bagian utara Eco-Art Park, di mana taman ini adalah taman yang akan langsung ditemui pengunjung bila masuk ke dalam Eco-Art Park melalui jembatan pedestrian (Gambar 12). Bamboo forest berbatasan langsung dengan Sungai Cikeas di sebelah barat sehingga dibatasi dengan pagar dan area penyangga untuk menjaga keamanan. Taman ini dibatasi dengan adanya coverage walkway yang membatasinya dengan taman tanaman hias dan taman bonsai. Di dalam taman ini terdapat area seni bamboo workshop.
v. Taman palem
Taman ini berada pada bagian utara Eco-Art Park. Didesain pada lahan berbentuk lingkaran yang mengikuti pola jembatan pedestrian (Gambar 12), taman palem ini meningkatkan nilai estetika visual taman dan meningkatkan keunikan jembatan pedestrian. Taman ini merupakan taman pertama yang dapat dinikmati langsung melalui jembatan pedestrian. Selain itu, taman ini dapat diakses melalui titik pertemuan antara ujung jembatan pedestrian dengan coverage walkway. Taman yang memiliki konsep utama sebagai tempat penanaman tanaman palem ini memiliki pola desain penanaman berbentuk lingkaran.
i. Taman bonsai
Taman bonsai direncanakan berbentuk sebidang lahan untuk penanaman tanaman bonsai. Taman ini direncanakan berada pada bagian utara Eco-Art Park, bersebelahan dengan taman tanaman hias, dan berada di sebelah barat area parkir mobil dan motor (Gambar 12). Taman bonsai berbatasan langsung dengan coverage walkway di bagian barat. Dengan adanya jembatan pedestrian, taman ini dapat langsung dinikmati dengan titik pandang dari atas.
ii. Taman tanaman hias
Bersebelahan dengan taman bonsai, taman ini direncanakan sebagai lahan untuk menanam tanaman hias (Gambar 12). Letaknya berdekatan dengan bangunan pada area penerimaan. Terdapat ruang hijau sebagai pembatas antara taman ini dengan area parkir mobil. Sama halnya seperti taman bonsai, taman ini dapat dinikmati langsung dari jembatan pedestrian. vi. Vertical greenery
Pada lanskap Eco-Art Park, terdapat dua bidang vertikal yang ditanami tanaman dengan desain vertical greenery, yaitu pada entrance hall dan green house. Pada entrance hall, terdapat sebuah dinding di antara dua dinding lainnya yang ditanami dengan berbagai tanaman merambat. Vertical greenery ini meningkatkan nilai estetik area penerimaan. Pada green house, vertical greenery didesain pada bidang vertikal di lantai dua bangunan yang menghadap ke arah pelataran green house (Gambar 13). Selain vertical greenery, dinding green house juga dihiasi dengan tanaman dalam pot yang
(35)
22
ditata pada dinding sehingga menciptakan keindahan dan melembutkan struktur bangunan.
(a)
(b) Sumber: www.pasagi.com
Gambar 13 Tampak potongan (a) melintang dan (b) membujur green house Eco-Art Park Sentul City
c. Area seni
Area seni pada Eco-Art Park Sentul City memiliki konsep utama sebagai display hasil karya seni. Area seni ini berupa galeri ruang terbuka dan galeri ruang tertutup. Dalam bentuk galeri ruang terbuka, area seni ini direncanakan dalam bentuk petak lahan berisi karya seni patung (sculpture) dan suatu lahan berisi karya seni bangunan. Karya seni patung yang dihadirkan pada Eco-Art Park ini berbentuk sebuah patung Transformer yang dibuat dari barang-barang daur ulang bekas otomotif dan perbengkelan dengan ketinggian mencapai 5 meter (Gambar 14a). Karya seni ini terletak di bagian tengah Eco-Art Park dan berada di bagian pinggir jalur jalan utama sehingga menjadi perhatian utama dan merupakan objek rekreasi yang paling disukai oleh 36% pengunjung Eco-Art Park (18 dari 50 responden). Patung ini direncanakan berbatasan dengan parabola suara di bagian selatan dan dengan ayunan pendulum di bagian utara (Gambar 15).
(36)
23
Karya seni bangunan yang dihadirkan berupa berbagai bentuk rumah bambu dalam area bamboo workshop (Gambar 14b). Bamboo workshop terletak di bagian utara Eco-Art Park dan dikelilingi oleh area bamboo forest. Konsep utama area ini adalah menampilkan hasil karya seni dari sumber daya alam bambu. Pada area bamboo workshop, ditampilkan berbagai bangunan bambu yang merupakan hasil karya Rumah Bambu Jatnika. Rumah Bambu Jatnika merupakan suatu perusahaan yang menyediakan jasa dan produk pembuatan bangunan bambu, kerajinan bambu, dan penyelenggaraan kegiatan berbasiskan bambu. Terdapat 9 buah rumah bambu yang ditampilkan dalam area ini.
Dalam bentuk galeri ruang tertutup, area seni ini direncanakan dalam bentuk art and antique gallery dan solid wood gallery yang berada di dalam green house (Gambar 14c dan 14d). Green house didesain bertingkat dua lengkap dengan pelatarannya. Art and antique gallery terletak di lantai atas green house, sedangkan solid wood gallery terletak di lantai atas dan bawah. Pada art and antique gallery ditampilkan berbagai bentuk karya seni dan barang-barang antik yang tidak hanya bisa dinikmati, tetapi juga dapat dibeli oleh pengunjung Eco-Art Park. Begitu pula pada solid wood gallery, barang-barang dan furniture yang dibuat dari kayu pun dapat dibeli oleh pengunjung.
Gambar 14 Area seni pada Eco-Art Park Sentul City (a) patung transformer, (b)
rumah bambu pada bamboo forest, (c) solid wood gallery, dan (d) art and antique gallery
(37)
24
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
(38)
25
4. Area penyangga
Area penyangga pada Eco-Art Park secara umum ditujukan sebagai pembatas antara Eco-Art Park dengan Sungai Cikeas. Selain itu, area penyangga ini juga bertujuan menyangga daerah sempadan sungai. Area penyangga ini terdapat di sekeliling Eco-Art Park Sentul City. Area penyangga ini ditanami dengan pepohonan yang berfungsi sebagai pengarah, tabir, dan pengurang kebisingan dari jalan raya (Gambar 16).
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 16 Area penyangga pada Eco-Art Park Sentul City (a) area penyangga timur, (b) area penyangga selatan, (c) area penyangga barat, (d) area penyangga utara, dan (e) area penyangga pada sempadan sungai Konsep Tata Hijau Eco-Art Park Sentul City
Konsep tata hijau Eco-Art Park Sentul City adalah taman yang memberikan kenyamanan pada pengunjung dengan keberadaan vegetasi peneduh di area ini. Tata hijau yang direfleksikan dengan taman berbagai tema dalam area Eco-Art Park Sentul City merupakan hal penting yang dapat menunjang keberhasilannya sebagai taman ekologis. Taman yang ada di Eco-Art Park Sentul City terdiri atas beberapa taman tematik dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Exotic plant farm
Konsep utama taman ini adalah taman vegetasi eksotis yang menghadirkan tanaman dengan berbagai varietas dari berbagai jenis vegetasi eksotis untuk mewujudkan konsep dasar taman ekologis yang memberikan pengetahuan ekosistem bagi pengunjung. Konsep desain penanaman pada taman ini menitikberatkan pada unsur warna tanaman. Vegetasi ditanam dalam pola lingkaran yang terbagi menjadi tiga bagian dengan ukuran berbeda sehingga terlihat menarik dan semarak (Gambar 17). Tanaman yang digunakan pada taman ini termasuk ke dalam tanaman penutup tanah hingga semak sedang. Tanaman terdiri atas beberapa vegetasi eksotis, meliputi jenis agave, hanjuang, puring, drasena, soka, daun bahagia, dan pisang-pisangan (Tabel 7).
(39)
26
Penggunaan vegetasi eksotis pada taman ini menyebabkan kebutuhan intervensi manusia yang tinggi, salah satunya dalam proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan tumbuhnya. Untuk memudahkan adaptasi tumbuhan, pihak pengelola perlu memberikan perlakuan agar persyaratan tumbuh vegetasi dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan cahaya sebagai persyaratan tumbuh, pihak desainer merancang taman ini dengan mengelompokkan tanaman yang membutuhkan cahaya matahari penuh, semi naungan, dan naungan. Untuk vegetasi yang membutuhkan pencahayaan dengan semi naungan dan naungan, vegetasi ditanam di daerah bayangan pohon, sedangkan vegetasi yang membutuhkan pencahayaan penuh ditanam di bagian yang tidak tertutup oleh tajuk pohon.
Selain itu, juga dilakukan penyiapan media tanam yang baik untuk vegetasi pada taman ini. Media tanam yang dibutuhkan meliputi campuran tanah, kompos atau pupuk kandang, dan pasir. Media tanam dipertahankan untuk selalu berada dalam keadaan lembab bagi beberapa spesies tanaman dengan penyiraman rutin. Pemupukan juga dilakukan dengan dosis dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan spesies tanaman untuk meningkatkan unsur hara dan mineral pada media tanam. Hal ini menyebabkan pihak pengelola perlu melakukan pemeliharaan intensif. Namun, pihak pengelola tidak melakukan rekayasa teknis dalam mengelola taman ini.
(a) (b)
Gambar 17 Konsep tata hijau taman exotic plant farm dengan (a) desain penanaman berbentuk lingkaran dan (b) penggunaan tanaman eksotis Tabel 7 Jenis vegetasi yang digunakan pada exotic plant farm
No. Nama Latin Nama Lokal Kategori Fungsi Volume Satuan
1 Agave angustifolia 'Marginata'
Varigated caribbean agave
Semak rendah Display plant 119.30 m2
2 Agave attenuata Siklok Semak rendah Display plant 40.60 m2 3 Agave sp. Agave Semak rendah Display plant 8.60 m2 4 Arachis pintoi
Kacang-kacangan
Tanaman penutup tanah
Penutup tanah 16.70 m2 5 Asplenium nidus Kadaka Tanaman
penutup tanah
Display plant 1.10 m2
6 Bromelia sp. Bromelia Tanaman penutup tanah
Display plant 14.20 m2
7 Codiaeum interruptum
Puring Perdu rendah Display plant, pembatas, pengarah
(40)
27
Tabel 7 Jenis vegetasi yang digunakan pada exotic plant farm (lanjutan)
No. Nama Latin Nama Lokal Kategori Fungsi Volume Satuan
8 Codiaeum sp. Puring Perdu rendah Display plant, pembatas
21.03 m2 9 Codiaeum sp.
'Golden finger'
Puring Perdu rendah Display plant, pembatas, pengarah
26.31 m2
10 Cordyline fruticosa Hanjuang Perdu tinggi Display plant, pembatas, pengarah
1.13 m2
11 Cordyline terminalis
Hanjuang Perdu tinggi Display plant, pembatas, pengarah
26.01 m2
12 Cordyline tricolor Hanjuang Perdu tinggi Display plant, pembatas, pengarah
7.29 m2
13 Dieffenbachia candida
Daun bahagia Semak rendah Display plant 21.81 m2
14 Dieffenbachia 'Cheethah'
Daun bahagia
Semak rendah Display plant 1.13 m2
15 Dieffenbachia cultivar
Daun bahagia
Semak rendah Display plant 10.98 m2
16 Dieffenbachia 'Galaxy'
Daun bahagia
Semak rendah Display plant 7.08 m2
17 Dieffenbachia 'Mosaic'
Daun bahagia
Semak rendah Display plant 14.07 m2
18 Dieffenbachia 'Silver'
Daun bahagia
Semak rendah Display plant 8.19 m2
19 Dracaena colorama Drasena Perdu tinggi Display plant 4.79 m2 20 Dracaena cultivar Drasena Perdu tinggi Display plant 3.20 m2 21 Dracaena variegata Drasena Perdu tinggi Display plant 17.77 m2 22 Heliconia 'Golden
Torch'
Pisang-pisangan
Perdu rendah Pembatas, tabir, pengarah
26.01 m2 23 Heliconia
psittacorum
Pisang-pisangan
Perdu rendah Pembatas, tabir, pengarah
29.21 m2 24 Heliconia
psittacorum
Pisang-pisangan
Perdu rendah Pembatas, tabir, pengarah
29.21 m2 25 Heliconia rostrata
Pisang-pisangan
Perdu rendah Pembatas, tabir, pengarah
93.01 m2 26 Ixora 'Compacta
Orange'
Soka oranye Semak rendah Display plant, pembatas, pengarah
44.47 m2
27 Ixora 'Dwarf Pink' Soka pink Semak rendah Display plant, pembatas, pengarah
24.85 m2
28 Ixora hybrid Soka merah Semak rendah Display plant, pembatas, pengarah
42.00 m2
29 Ruellia malacosperna 'Dwarf'
Ruellia ungu Tanaman penutup tanah
Display plant dan pengarah
24.50 m2
30 Zephyranthes sp. Bawang brojol
Tanaman penutup tanah
Pembatas dan pengarah
47.83 m2 31 Zoysia matrella Rumput
peking
Tanaman penutup tanah
Alas ruang aktif
(41)
28
2. Organic farm
Pada area organic farm, vegetasi yang digunakan adalah tanaman organik. Vegetasi ditanam dengan mengandalkan bahan alami, tanpa penggunaan bahan kimia sintesis, dan dengan pemeliharaan intensif. Tanaman yang dikembangkan dengan teknik pertanian organik adalah sayuran dan buah. Taman ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada pengunjung mengenai budi daya tanaman organik. Berdasarkan hasil penelitian, pembangunan organic farm tidak dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh perlu adanya perlakuan khusus dan pemeliharaan intensif untuk tanaman organik sehingga diperlukan tenaga kerja pemelihara yang ahli, dan terdapat kendala pada pengadaan bahan alami untuk pelestarian tanaman organik.
3. Herbal farm
Pada area herbal farm, vegetasi yang digunakan adalah tanaman herbal atau obat-obatan. Taman ini digunakan sebagai kebun kecil untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Vegetasi yang digunakan pada area ini adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Vegetasi yang ditanam terdiri atas herba yang dapat dimanfaatkan daun, buah, batang, rimpang, maupun lender dan getahnya (Tabel 8). Pada setiap kelompok vegetasi terdapat papan nama tanaman yang memberikan informasi mengenai spesies beserta pemanfaatannya (Gambar 18).
Tabel 8 Jenis vegetasi yang digunakan pada herbal farm
No Nama ilmiah Nama lokal Vol Satuan Pemanfaatan Manfaat (Obat)
1 Aloe vera Lidah buaya 20 pot Lendir daun Obat luka 2 Canna Edulis Ganyong 14 pot Umbi Lambung 3 Citrus
aurantifolia
Jeruk nipis 10 batang Air jeruk Hipertensi, disentri, vertigo 4 Clerodendrum
thomsonae
Nona makan sirih
6 rumpun Daun Kencing batu dan
pelancar air seni 5 Curcuma longa Kunyit 26 pot Rimpang Infeksi dan radang 6 Cyclea barbata Cincau
rambat
11 rumpun Daun Wasir dan panas
dalam 7 Eugenia aquea Jambu air 44 batang Kulit batang Sariawan 8 Eupharbia
tirucalli
Patah tulang 15 batang Getah batang Obat luka baru 9 Iresine herbstii Bayam
merah
18 pot Daun dan
akar
Kurang darah, ginjal, disentri 10 Justica
gendarrusa
Gandarusa 7 batang Daun segar Pegal linu 11 Morinda
citrifolia
Mengkudu 8 pot Buah Diabetes, radang
usus, maag, osteoporosis, amandel 12 Nothopanax
scutellarium
Daun mangkok
6 batang Daun Bisul
13 Phaleria macrocarpa
Mahkota dewa
5 batang Kulit buah Hepatitis, kanker, hipertensi, panas dingin
14 Pluchea indica Beluntas 12 pot Daun Demam, rematik, hipertensi
(42)
29
Tabel 8 Jenis vegetasi yang digunakan pada herbal farm (lanjutan)
No Nama ilmiah Nama lokal Vol Satuan Pemanfaatan Manfaat (Obat)
15 Rosa canina Bunga mawar
13 pot Bunga Keputihan
16 Sauropus androgynus
Katuk 6 batang Daun segar Peluruh ASI
17 Stachytarpheta mutabilis
Ngokilo 47 pot Daun Batuk, tonikum,
parfum 18 Zingiber spp. Lempuyang 15 pot Rimpang Kurang nafsu
makan dan malaria Sumber: Hasil pengamatan lapang
(a) (b)
Gambar 18 Konsep tata hijau herbal farm (a) pengelompokan tanaman dengan desain mengikuti pola pedestrian dan (b) papan nama tanaman 4. Bamboo forest
Pada area bamboo forest, vegetasi yang ditanam adalah berbagai jenis bambu yang ditanam langsung pada tanah maupun di dalam pot. Adanya beragam jenis tanaman ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tanaman bagi pengunjung. Konsep dari penanaman tanaman bambu ini adalah memberikan kesan alami dengan adanya suara yang dihasilkan dari tanaman bambu (Gambar 19). Tanaman bambu yang ditanam pada bamboo forest terdiri atas 7 spesies bambu yang berbeda-beda. Tanaman bambu ini berfungsi sebagai tabir, pengontrol suhu lingkungan, pengontrol bising, dan pengontrol polusi udara, serta penahan angin dan erosi (Tabel 9).
Tabel 9 Jenis vegetasi yang digunakan pada bamboo forest
No. Nama Ilmiah Nama Lokal Kategori Volume Satuan
1 Arundinaria japonica Bambu jepang Pohon tinggi 1 rumpun 3 Bambusa glaucescens Bambu pagar Pohon tinggi 1 rumpun 4 Bambusa horsfieldii Bambu embong Pohon tinggi 1 rumpun 5 Bambusa multiplex Bambu cendani Pohon tinggi 1 rumpun 6 Bambusa vulgaris Bambu kuning Pohon tinggi 1 rumpun 7 Gigantochloa atter Bambu legi Pohon tinggi 1 rumpun Sumber: Hasil pengamatan lapang
(1)
102
dan pemelihara belum mempunyai daftar tanaman yang lengkap. Diperlukan adanya daftar nama tanaman pada area Eco-Art Park Sentul City sebagai inventarisasi pengelola sehingga ketika terjadi renovasi atau pergantian tanaman dapat segera dilakukan pembaharuan data.
Pada lanskap Eco-Art Park Sentul City, terdapat 24 kegiatan pemeliharaan yang dinilai penting untuk keberlanjutan lanskap. Berdasarkan standar kegiatan pemeliharaan menurut Arifin dan Arifin (2005), rekomendasi jadwal pemeliharaan lanskap Eco-Art Park Sentul City disusun dengan beberapa penyesuaian (Tabel 25).
Tabel 25 Rekomendasi jadwal pemeliharaan lanskap
No Kegiatan Pemeliharaan Frekuensi Pemeliharaan 1 2 3 4 5 6 7 1 Pembersihan dan penyapuan areal taman *
2 Pembuangan sampah keluar taman *
3 Penyiraman taman *
4 Pembersihan/pemangkasan ranting-ranting kering *
5 Pembersihan drainase taman *
6 Pembersihan kolam taman *
7 Pembersihan bedengan tanaman massal * 8 Penggemburan dan pemberian aerasi tanah *
9 Pendangiran/penyiangan gulma *
10 Pemotongan rumput *
11 Pemangkasan semak dan perdu tanaman pagar *
12 Pemangkasan perdu dan pohon *
13 Pencegahan hama dan penyakit *
14 Pembersihan bangunan taman dan objek rekreasi *
15 Pemupukan tanaman penutup tanah *
16 Pemupukan pohon *
17 Pemangkasan ranting dan dahan pohon *
18 Pengontrolan elemen taman *
19 Peremajaan tanaman penutup tanah *
20 Peremajaan tanaman perdu dan pohon tertentu *
21 Pengecatan ulang elemen taman *
22 Pendataan tanaman dan satwa dalam taman *
23 Evaluasi pekerjaan pemeliharaan *
24 Penyulaman tanaman *
Keterangan: 1 = harian, 2 = mingguan, 3 = bulanan, 4 = triwulan, 5 = semesteran, 6 = tahunan, 7 = insidental
Alat dan Bahan Pemeliharaan
Dengan adanya area Eco-Art Park Sentul City yang masih tergolong baru, peralatan pemeliharaan yang dimiliki oleh pihak kontraktor pemelihara berada pada kualitas yang baik dan kuantitas yang memadai. Apabila terjadi kekurangan bahan pemeliharaan, kontraktor pemelihara dengan sigap segera membeli bahan tersebut di toko terdekat. Apabila terjadi kerusakan alat pemeliharaan lanskap dan
(2)
103
kebersihan, pihak kontraktor segera memperbaiki alat tersebut. Namun, apabila terjadi kerusakan objek rekreasi, tenaga kerja pemelihara tidak segera memperbaikinya sehingga objek rekreasi tersebut tidak bekerja dalam waku lama. Hal ini perlu diatasi dengan persediaan pergudangan dari pihak pengelola. Selain itu, perlu dilakukan inventarisasi peralatan dan masa efektif peralatan sekaligus pengecekan pada alat yang digunakan secara intensif. Untuk bahan pemeliharaan, pihak pengelola belum melakukan pengelolaan kompos sehingga untuk kegiatan pemupukan masih menggunakan pupuk kandang dan pupuk urea. Perlu adanya pengelolaan kompos agar dapat meningkatkan hasil pemeliharaan taman.
Anggaran Biaya Pemeliharaan
Berdasarkan hasil penelitian dan penghitungan hari orang kerja (HOK), dilakukan penghitungan harga hari orang kerja (HOK) per tahun. Dengan hasil penghitungan tersebut dihasilkan rekomendasi anggaran dan biaya beban kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja pemeliharaan lanskap (Tabel 26). Berdasarkan penghitungan pada Tabel 26, didapatkan hasil bahwa total anggaran biaya sesuai dengan beban tenaga kerja pemeliharaan harian adalah sebesar Rp135 014 832, dibulatkan menjadi Rp135 014 800.
Tabel 26 Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan
No Parameter HOK
setahun
Harga
HOKa Harga HOK 1 tahun 1 Penyapuan rumput 464.99 Rp 60 000 Rp 27 899 154 2 Penyapuan perkerasan 207.93 Rp 60 000 Rp 12 476 025 3 Penyiraman rumput dan tanaman
penutup tanah dengan selang 305.54 Rp 60 000 Rp 18 332 424 4 Penyiraman pohon dengan selang
plastik 50.00 Rp 60 000 Rp 3 000 000 5 Pemangkasan rumput dengan mesin
gendong 31.00 Rp 60 000 Rp 1 859 944 6 Pemangkasan tanaman semak dan
penutup tanah dengan gunting pangkas 370.80 Rp 60 000 Rp 22 248 000 7 Pemangkasan tanaman perdu dan
pohon kecil dengan gunting pangkas 6.60 Rp 60 000 Rp 396 000 8 Penyiangan dan penggemburan pohon
dengan cangkul dan kored 107.14 Rp 60 000 Rp 6 428 571 9 Penyiangan dan penggemburan
tanaman semak dan penutup tanah dengan kored
370.80 Rp 60 000 Rp 22 248 000
15 Pengendalian hama dan penyakit 14.39 Rp 60 000 Rp 863 460 16 Pemupukan pupuk organik pada
tanaman penutup tanah 37.08 Rp 60 000 Rp 2 224 800 17 Pemupukan pupuk organik pada pohon 13.39 Rp 60 000 Rp 803 571 20 Penyulaman tanaman rumput
(lempengan) 64.58 Rp 60 000 Rp 3 874 883 21 Penyulaman tanaman penutup tanah
dan semak 206.00 Rp 60 000 Rp 12 360 000
TOTAL 2250.25 Rp 135 014 832
a
(3)
104
Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa pihak kontraktor CV Gelar Jaya membutuhkan dana untuk pengadaan alat dan bahan pemeliharaan lanskap. Dengan penghitungan sesuai dengan kebutuhan pemeliharaan, didapatkan hasil bahwa anggaran biaya untuk pengadaan alat adalah sebesar Rp7 774 514 selama setahun untuk kegiatan pemeliharaan lanskap (Tabel 27). Selain itu, pihak kontraktor pemelihara juga membutuhkan dana sekitar Rp1 845 000 (Tabel 28). Ini menunjukkan bahwa selama satu tahun diperlukan sebesar kurang lebih Rp9 619 514 untuk pengadaan alat dan bahan pemeliharaan lanskap.
Tabel 27 Alokasi dana pengadaan alat pemeliharaan lanskap per tahun No. Bahan Jumlah Satuan
Harga satuan (Rp)
Harga total (Rp)
Masa penyusutan
(tahun)a
Harga/tahun (Rp) 1 Mesin
potong rumput gendong
5 unit 1 000 000 5 000 000 3 1 666 667
2 Gunting pangkas
1 buah 50 000 50 000 0.5 100 000
3 Sapu lidi 5 buah 5 000 25 000 0.83 30 120 4 Kored 4 buah 10 000 40 000 0.5 80 000 5 Cangkul 2 buah 25 000 50 000 0.5 100 000 6 Mesin
Gergaji Chainsaw
1 buah 1 675 000 1 675 000 3 558 333
7 Steam 1 buah 1 150 000 1 150 000 3 383 333 8 Selang
plastik (100 m)
2 buah 650 000 1 300 000 0.33 3.939 394
9 Mesin diesel 2 unit 1 150 000 2 300 000 3 766 667 10 Tempat
sampah
3 buah 50 000 150 000 1 150 000
TOTAL 7 774 514
a
Masa efektif penggunaan alat pemeliharaan taman (Wulandari 1992) Tabel 28 Alokasi dana pengadaan bahan pemeliharaan lanskap per tahun
No. Barang Jumlah Satuan Harga satuan Harga total 1 Bensin 30 liter Rp 6 500 Rp 195 000 2 Oli 30 liter Rp 30 000 Rp 900 000 3 Pupuk urea 100 kg Rp 2 000 Rp 200 000 4 Pupuk kandang 250 kg Rp 2 000 Rp 500 000 5 Sabun pembersih 50 bungkus Rp 1 000 Rp 50 000
(4)
105
SIMPULAN
Simpulan
Analisis terhadap implementasi existing lanskap menunjukkan bahwa lanskap Eco-Art Park Sentul City belum memenuhi kriteria taman ekologis karena masih terdapat beberapa kriteria taman ekologis yang belum diterapkan dalam lanskap tersebut. Berdasarkan evaluasi pembangunan, diketahui bahwa konsep dasar dan pengembangan lanskap belum mengarah pada pembentukan taman ekologis. Dalam pembangunan lanskap, terjadi revisi desain dan pengubahan pemanfaatan ruang terkait penyesuaian tapak dan keinginan pihak direksi. Dalam pelaksanaan pengelolaan maupun pemeliharaan lanskap, secara operasional tidak mengarah pada pembentukan dan pengelolaan taman ekologis. Berdasarkan penyusunan rencana pengelolaan lanskap, perlu dilakukan restrukturisasi pengelola lanskap, penambahan kegiatan pemeliharaan lanskap, peningkatan kapasitas kerja tenaga kerja pengelola lanskap, dan pembuatan rencana anggaran biaya pemeliharaan lanskap Eco-Art Park Sentul City.
Saran
Untuk meningkatkan pengelolaan lanskap Eco-Art Park Sentul City sebagai taman ekologis, perlu dilakukan upaya peningkatan aspek ekologis pada lanskap taman ekologis. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip saving land, saving material, dan saving energi pada taman; meningkatkan keanekaragaman hayati dengan mewujudkan pemanfaatan taman sebagai sumber bibit dan benih; menyediakan fasilitas, sarana, dan prasarana untuk pembibitan dan persemaian; dan pemenuhan kriteria ekologis pada lanskap Eco-Art Park Sentul City. Diperlukan upaya pembatasan pengunjung sesuai daya dukung kawasan untuk mencegah penurunan daya dukung kawasan, terutama pada hari libur dan akhir pekan. Selain itu, perlu dilakukan upaya peningkatan pengawasan kegiatan pemeliharaan lanskap dengan menambah tenaga kerja pengawas dan meningkatkan mutu tenaga kerja pengelola dengan pelatihan, pemberian insentif, maupun penerapan sistem reward and punishment.
DAFTAR PUSTAKA
Adrienne G, Celio E, Klein TM, dan WH Ulrike. 2013. Understanding Ecosystem Services Trade-Offs with Interactive Procedural Modeling for Sustainable Urban Planning [Internet]. [diunduh 2013 Apr 10]. Tersedia pada: http://www.sciencedirect.com
Arifin HS dan Arifin NHS. 2005. Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi). Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Arifin HS, Munandar A, Arifin NHS, Pramukanto Q, dan Damayanti VD. 2008. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penataan Tanaman, Penanganan Sampah, dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor (ID): Sampoerna Hijau.
(5)
106
Ash C, Jasny BR, Roberts L, Stone R, dan Sugden A. 2008. Reimagining cities. Science, 319, 739.
Astari C. 2011. Proses Implementasi Lanskap Ecopark di Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Arifin HS dan Nakagoshi N. 2011. Landscape Ecology and Urban Biodiversity in Tropical Indonesian Cities. Landscape Ecology Engineering Vol (7):33-43 [BMKG] Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi
Darmaga Bogor. 2013. Data Iklim Kabupaten Bogor Wilayah Sentul City Januari 2008-Desember 2012. Tidak dipublikasikan.
[BNSP] 2011. Standar Sarana Prasarana Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana dan Profesi. Jakarta (ID): Badan Nasional Standar Pendidikan. Bukit Sentul Tbk. 2009. Pekerjaan Pemantauan RKL/RPL Pembangunan
Kawasan Perumahan Sentul City. Bandung (ID).
Cranz G dan Boland M. 2003. The Ecological Park as an Emerging Type. Places 15 (3): 44 [Internet]. [diunduh 2013 Mar 20]. Tersedia pada: http://www.escholarship.org
Echols JM dan Shadily H. 1996. An English-Indonesian Dictionary. Cornell University Press Ithaca and London. 660 p.
Karyono TH. 2010. Green Architecture: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta (ID): Rajawali Press.
Marimin. 2008. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): Grasindo.
[MENDAGRI] Menteri Dalam Negeri (ID). 2013. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan [Internet]. [diunduh pada 2013 Jan 02]. Tersedia pada: http://jdih.menlh.go.id
[MENLH] Menteri Lingkungan Hidup (ID). 2013. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 tentang Taman Keanekaragaman Hayati [Internet]. [diunduh pada 2013 Jan 02]. Tersedia pada: http://jdih.menlh.go.id
Mitchell WJT. 1990. The Violence of Public Art: “Do The Right Thing”. Critical Inquiry Vol (16): 880-899 [Internet]. [diunduh 2013 Mar 20]. Tersedia pada: http://www.jstor.org
Myllyntaus O. 2012. Visual Art Education Reasoning The Acquisition and Placement of Public Sculptures – Case of The Public Scul;tures of The Jyvaskyla City Art Collection in 1977-2007. Procedia – Social and Behavioral Sciences Vol (45): 605-614 [Internet]. [diunduh 2013 Mar 20]. Tersedia pada: http://www.sciencedirect.com
Nurisjah S et al. 2003. Daya Dukung dalam Perencanaan Tapak. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
[PP RI]. Peraturan Pemerintah (ID). 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa [Internet]. [diunduh pada 2013 Jan 22]. Tersedia pada: http:/
Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta (ID): PT. Pustaka Binaman Pressindo.
(6)
107
[SC] Sentul City (ID). 2010. Site Plan ECO-ART PARK Sentul City. Bandung (ID): PT PASAGI.
[SC] Sentul City (ID). 2012. Master Plan Sentul City [Internet]. [diunduh 2012 Mar 25]. Tersedia pada: http://www.sentulcity.co.id
UK Environment Agency (GB). 2011. Greywater for domestic users: an information guide. Bristol (GB): Environment Agency.
UN-Habitat. 2011. Urban World – Waiting for a solution [Internet]. [diunduh 2013 Apr 10]. Tersedia pada: http://www.unhabitat.org/pmss
United Nations. 2008. World urbanization prospects: The 2007 revision population database [Internet]. [diunduh 2013 Apr 10]. Tersedia pada: http://us-cdn.creamermedia.co.za/assets/articles/attachments/11764
prospects.pdf
[WEI] Wisata Edukasi Indonesia (ID). 2013. Kebun Pendidikan [Internet]. [diunduh 2013 Apr 10]. Tersedia pada: http://wisataedukasiindonesia.com [WSDE] Washington State Department of Ecology (US). 2013. Stormwater
[Internet]. [diunduh 2013 Jun 28]. Tersedia pada: http://www.ecy.wa.gov
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 20 Juli 1991 dari ayah Bambang Sulistyantara dan Ibu Indung Sitti Fatimah. Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan program Sarjana (S1), penulis mengikuti program Sinergi S1-S2 melalui program Fast Track dan mengambil program studi Arsitektur Lanskap. Penulis juga pernah aktif sebagai bendahara divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dalam Himpunan Profesi Mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB pada masa bakti 2010/2011 dan sebagai Ketua Badan Pengawas Himpunan Profesi Mahasiswa Arsitektur Lanskap pada masa bakti 2011/2012. Bulan Juni hingga Agustus 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Subang, Jawa Barat. Pada bulan Juli 2013 penulis mengikuti program student exchange dengan Chiba University, Jepang.