Cylas formicarius F TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cylas formicarius F

2.1.1. Penyebaran Cylas formicarius F di Indonesia dikenal sebagai hama boleng atau lanas. Hama ini merupakan serangga ordo Coleoptera, famili Brentidae Lawrence Britton 1991; Kawamura et al. 2007. Serangga ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1875 di Lousiana, Amerika Serikat kemudian tahun 1878 di Florida dan tahun 1880 di Texas. Hama ini diperkirakan masuk melalui Kuba ke Amerika Serikat melewati pinggiran pantai, kemudian hama boleng tersebar di Hawaii dan Puerto Riko dan akhirnya tersebar di seluruh daerah tropis Capinera 2003. Di Indonesia, hama boleng banyak ditemukan di Papua, Jawa, Sulawesi, Sumatera dan Nusa tenggara Nonci 2005. 2.1.2. Bioekologi Siklus hidup hama boleng umumnya berlangsung sekitar 6-7 minggu, mulai dari telur hingga dewasa Kalshoven 1981, sedangkan menurut Capinera 2003 siklus hidup hama ini umumnya memerlukan waktu 1-2 bulan. Generasi hama boleng tidak merata dalam setahun karena tergantung lokasi penyebarannya. Sebagai perbandingan, di Indonesia generasi hama boleng mencapai 9 generasi dalam setahun Nonci 2005, sedangkan generasi hama boleng di Louisiana Amerika Serikat mencapai 8 generasi dan di Texas Amerika Serikat hanya 5 generasi dalam setahun Capinera 2003. Telur. Telur diletakkan oleh imago betina dengan ovipositornya pada pangkal umbi dengan cara membuat lubang kecil menggunakan mulutnya. Setelah telur diletakkan pada umbi, imago betina kemudian menutup lubang tersebut dengan cairan berwarna keabu-abuan untuk menutupi lokasi peletakkan telur agar terlindung dari semut predator. Telur berbentuk oval dengan panjang 0,7 mm dan lebar 0,5 mm serta berwarna putih kekuningan. Masa inkubasi telur tergantung suhu lingkungan, yaitu 5-6 hari saat musim panas dan 11-12 hari saat musim dingin Capinera 2003. Larva . Telur yang menetas menjadi larva akan langsung masuk menggerek umbi Nonci 2005. Larva terdiri atas tiga instar dengan periode instar 4 pertama 8-16 hari, instar kedua 2-21 hari dan instar ketiga 35-36 hari Capinera 2003. Panjang larva 8-10 mm, berwarna putih, tidak memiliki tungkai, sedikit melengkung, dan kepala berwarna cokelat muda. Larva bisa menjadi pupa di dalam umbi atau di dalam tanah Kalshoven 1981. Pupa . Pupa berbentuk oval, kepala dan elytra bengkok secara ventral, serta panjang tubuh sekitar 6-6,5 mm. Pupa awalnya berwarna putih, tetapi setelah itu berubah menjadi keabu-abuan dan pada bagian mata dan tungkai berwarna gelap. Setelah 7-10 hari pupa berubah menjadi imago Capinera 2003. Imago. Imago yang baru keluar dari pupa tinggal 1-2 hari di dalam umbi, kemudian keluar dari umbi Nonci 2005. Imago bisa bertahan hidup selama 3 bulan. Pada waktu musim kering, imago lebih aktif dan berkembang lebih cepat, sedangkan pada musim hujan aktivitas imago dapat mengalami penurunan. Setiap harinya imago betina dewasa bisa bertelur ± 2 butir dan jumlahnya bisa mencapai 200 butir Kalshoven 1981. Kepala berwarna hitam dengan antena, toraks dengan tungkai berwarna oranye hingga cokelat kemerahan, abdomen ditutup oleh elytra yang berwarna biru metalik Capinera 2005, sedangkan menurut penjelasan Kalshoven 1981 bahwa imago hama ini bertubuh langsing, bertungkai panjang dan memiliki panjang tubuh 6-8 mm. Moncong, kepala dan elytra berwarna biru. Toraks, antena dan tungkai berwarna merah. Selain itu, imago jantan dan betina berbeda pada ukuran serta bentuk ruas antena ke-10, yaitu antena imago jantan pada ruas ke-10 memanjang sedangkan imago betina pada ruas ke-10 menggada Borror et al. 1996. Imago hama boleng lebih banyak melakukan aktivitas pada malam hari dan biasanya tertarik pada cahaya lampu. Hama boleng dapat menyerang daun dan tangkai, tetapi biasanya imago hama boleng lebih sering menyerang umbi dengan cara menggerek sedalam 1 sampai 2 cm. Selain menyerang pada umbi di lapangan, serangan hama boleng juga bisa berlanjut terus hingga umbi disimpan di gudang Kalshoven 1981. 2.1.3. Pengendalian Hama Boleng Pengendalian hama boleng yang dapat dilaksanakan pada budidaya ubi jalar terdiri dari pengendalian dengan menggunakan varietas tahan, pengendalian 5 hayati menggunakan predator, parasitoid dan entomopatogen, teknik budidaya dan pengendalian secara kimia. Pengendalian melalui varietas tahan dilaksanakan dengan menanam varietas yang memiliki sumber ketahanan terhadap hama. Sumber ketahanan ini didapatkan dengan menguji ketahanan berbagai macam plasma nutfah ubi jalar terhadap hama boleng. Penelitian Zuraida et al. 2005 melaporkan bahwa dari 50 varietas yang diuji ketahanannya terhadap hama boleng di Laboratorium Bank Gen, hanya didapatkan 1 varietas yang tahan terhadap hama boleng yaitu varietas Yoban, sedangkan 9 varietas agak tahan terhadap hama boleng, 24 varietas agak peka dan 16 varietas peka. Pengendalian hayati hama boleng dengan menggunakan musuh alami terdiri atas pengendalian dengan predator, parasitoid dan entomopatogen. Predator yang potensial adalah semut predator Pheidole megacephala dan Tetramorium guineense Hymenoptera: Formicidae Alcazar et. al. 1996. Pengendalian de- ngan parasitoid dilakukan dengan Bracon mellitor Say, B. punctatus Muesebeck dan Metapelma spectabile Westwood semua Hymenoptera: Braconidae dan Euderus purpureas Yoshimoto Hymenoptera: Eulophidae Capinera 2003. Pengendalian dengan entomopatogen dapat menggunakan cendawan B. bassiana Hypocreales: Clavicipitaceae serta nematoda famili Steinernematidae dan Heterorhabditidae Capinera 2003. Pengendalian dengan teknik budi daya meliputi penggantian maupun modifikasi cara bercocok tanam yang secara langsung atau tidak langsung dapat menurunkan populasi hama boleng. Cara ini tidak mencemari lingkungan, relatif mudah dilaksanakan, dan kompatibel dengan pengendalian yang lain Nonci 2005. Retakan tanah ketika umbi bertambah besar merupakan jalan utama bagi hama untuk mencapai umbi dan akar untuk meletakkan telur. Retakan tanah ini dapat ditutup dengan memberikan air, mencangkul atau menggunakan mulsa. Sanitasi dengan membersihkan sisa-sisa tanaman setelah panen juga penting dalam pengendalian hama boleng, karena hama ini terdapat pada akar dan batang. Dianjurkan juga mencabut dan memusnahkan semua tanaman inang alternatif. Penggunaan pucuk batang 25-30 cm merupakan bibit tanaman terbaik, karena bebas dari telur dan larva AVRDC 2004. 6 Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan feromon sex serangga betina Z-3-dodecen-1-o1E-2-butenoate. Penggunaan feromon ini memiliki keefektifan sebagai perangkap massal untuk menarik serangga jantan. Kelebihan lain dari feromon ini adalah biaya yang dikeluarkan tidak mahal serta mudah dilaksanakan Hwang 2000. Penggunaan feromon sex dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat populasi dan penyebaran hama boleng di lahan Komi 2000; Capinera 2003. Selain itu, pengendalian kimia juga dapat dilakukan menggunakan insektisida sintetis baik insektisida dalam bentuk cairan maupun butiran, terutama yang bersifat sistemik. Aplikasi insektisida pada saat tanam dapat mencegah kerusakan pada bibit, dan aplikasi setelah tanam dapat mencegah serangan hama boleng dari tanaman di sekitarnya Nonci 2005.

2.2. Cendawan Entomopatogen Beauveria bassiana

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo) dan Metarrhizium anisopliae (Metch) Sorokin Terhadap Chilo sacchariphagus Boj. (Lepidoptera:Pyralidae) di Laboratorium

4 89 58

Tanggap Beberapa Varietas Ubi Jalar Dan Frekuensi Pembumbunan Terhadap Serangan Hama Boleng Cylas formicarius Fabr. (Coleoptera : Curculionidae)

8 113 120

Uji Efektifitas Beauveria bassiana (Balsamo) Dan Daun Lantana camara L. Terhadap Hama Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) Di Gudang

1 40 72

Keefektifan beberapa isolat cendawan entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo) vullemin terhadap hama boleng Cylas formicarius (Fabr)(Coleoptera : Curculionidae) di laboratorium

0 7 31

Keefektifan Cendawan Entomopatogen Beauveria bassiana (Bals.) Vuill terhadap Cylas formicarius (F.) (Coleoptera: Brentidae) dan Pengaruhnya pada Keperidian

0 5 55

Keefektifan Cendawan Metarhizium brunneum Petch terhadap Hama Ubi Jalar Cylas formicarius Fabricius (Coleoptera: Brentidae)

0 5 53

Keefektifan Cendawan Metarhizium brunneum Petch terhadap Hama Ubi Jalar Cylas formicarius Fabricius (Coleoptera: Brentidae).

0 3 30

Keefektifan cendawan metarhizium brunneum petch terhadap hama ubi jalar cylas formicarius fabricius (Coleoptera: Brentidae)

0 3 53

Pengaruh Umur Cendawan Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin terhadap Infektivitasnya pada Cylas formicarius Fabricius (Coleoptera: Brentidae)

0 4 43

Pengendalian hama penggerek ubi jalar Cylas formicarius (Fabricus) (Coleoptera: Curculionidae) menggunakan cendawan entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin

0 0 9