Pengelolaan Dana Kesesuaian Syariah

2. Pengelolaan Dana

Mekanisme pengelolaan dana peserta premi terbagi menjadi 2 sistem, yaitu: 12 a. Sistem pada produk saving tabungan. b. Sistem pada produk non saving tidak ada tabungan BMT Bintaro pada program ta’min ta’awuni menerapkan sistem non saving, dimana premi yang dibayar peserta telah diniatkan anggota sebagai iuran dan kebajikan untuk saling tolong-menolong. BMT Bintaro memiliki dua rekening yang satu sama lainnya tidak ada kaitan, yaitu rekening khusus milik perusahaan dan rekening milik badan dana. Setiap premi yang dibayarkan oleh anggota akan masuk ke rekening tabarru. Karena BMT belum menerapkan sistem mudharobah pada program ini dalam pengembangan dana, maka anggota tidak akan mendapat laba dari bisnis apapun. Dalam program ta’min ta’awuni ini, aplikasi pelaksanaannya begitu sederhana, tidak seperti asuransi-asuransi yang telah ada saat ini. Peserta hanya diwajibkan membayar kontribusi dana sebesar Rp 100.000 per periode 3 bulan. Peserta akan mendapatkan bantuan dana jika peserta mengajukan klaim saat sakit pada periode 3 bulan tersebut. Namun, apabila dalam periode 3 bulan tersebut tidak ada pengajuan klaim, maka kesempatan untuk 12 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah:Life and General, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, h., 177 mendapatkan klaim bantuan pada periode itu akan gugur. Peserta bisa punya kesempatan lagi mendapat klaim bantuan jika peserta mengikuti kembali kontribusi dana tabarru pada periode berikutnya. Sebagian orang masih meragukan kebolehan asuransi Islam, karena mereka memahami bahwa dalam asuransi islami yang akadnya berdasarkan hibah termasuk hibah yang kembali kepada pemberi hibah. Dimana yang telah disumbangkan akan kembali pada pemberi hibah dalam bentuk uang penggantian kerugian akibat resiko yang terjadi. Nabi Shalaallahu ‘Alaihi Wassalam telah melarang untuk menarik kembali sumbangan dan sabdanya: 13 ل ك ت يف د عي ي َل ,ء َّل لث ل سي يق يف عج ي كل “Kita tidak boleh mencontoh yang buruk. Orang yang menarik kembali pemberiannya seperti anjing yang menarik kembali muntahannya.” Mutafaq Alaih No.950. Maksud hadits ini bahwa yang dilarang adalah menarik kembali sumbangan yang telah dikeluarkan dan telah diterima oleh orang yang ditujukan sumbangan untuknya. Adapun sumbangan yang telah dikeluarkan akan tetapi belum lagi diterima oleh orang yang ditujukan sumbangan untuknya maka boleh menarik kembali sumbangannya. 13 Ahmad Mudjab Mahalli dan A.R Hasbullah, Hadits-hadits Mutafaq Alaih, Jakarta: Prenada Media, 2004,h.,130 Kemudian ketidakjelasan lainnya adalah besarnya klaim ganti rugi yang akan diterima peserta ta’min ta’awuni. Karena disini peserta tidak diberi batas sampai kapan mau ikut kontribusi, dan peserta tidak tahu berapa jumlah bantuan yang akan didapat jika peserta akan mengajukan klaim. Biasanya yang sering terjadi dalam asuransi adalah dana yang kita berikan tidak sama dengan jumlah dana yang nanti akan diterima. Untuk lebih jelasnya, para ulama menitir perbuatan orang-orang suku Asyari yang hampir sama dengan asuransi Islami. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu anhu, Nabi bersabda, 14 إ يي عش أ َ إ ل يع عط َلق أ ، زغل يف ج ة ي ل ث يف ع ك ع ح ي ّتق َث، ح ء إ يف يِ ف،ةَي َّل “Sesungguhnya orang-orang dari suku Asy’ari apabila kekurangan makanan dalam pertempuran atau kurang persediaan makanan mereka di Madinah, masing-masing mereka mengumpulkan seluruh makanan yang mereka miliki pada sehelai kain. Kemudian mereka membagi rata makanan 14 Imam Abi Hasan Muslim bin Hajjaj Al-Qusyairi Annaisaburi, Shohih Muslim, Beirut: Darul Kitab Al ajabiy, h.1 4 tersebut untuk mereka. Mereka adalah bagian dariku dan aku juga bagian dari mereka.”HR. Muslim No. 6408 Pujian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam terhadap perbuatan orang- orang suku Asyari menunjukkan hukum perbuatan mereka dianjurkan, karena sesuai dengan spirit Islam yang menganjurkan saling membantu dan menolong. Padahal perbuatan ini juga mengandung unsur riba, dimana makanan yang diberikan berbeda kuantitasnya dengan makanan yang diterima. Ini jelas merupakan riba fadhl yang disyaratkan sama kuantitas makanan yang ditukar, akan tetapi dibolehkan karena atas dasar saling membantu. Juga terdapat gharar dalam perbuatan orang-orang suku Asyari, dimana masing-masing mereka tidak tahu berapa jumlah makanan yang akan didapatkan pada saat ia memberikan sumbangan. Juga sebagian dari apa yang telah mereka keluarkan kembali lagi kepada mereka. Namun gharar dan kembalinya hadiah tidak menghalangi untuk bolehnya akad ini, karena didasarkan pada tujuan saling bantu dan tolong-menolong. Berdasarkan hasil analisis diatas, BMT Bintaro telah mengikuti prosedur dan menjalankan program ta’min ta’awuni sesuai dengan kententuan kaidah fiqh mua’malat dan Fatwa DSN-MUI. Jadi, sudah saatnya program ta’min dikembangkan di BMT untuk membantu para pelaku usaha masyarakat kecil turut andil mengikuti asuransi agar kesejahteraan dunia dan akhiratnya meningkat. 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prosedur ta’min ta’awuni adalah muslimmuslimah yang berusia 5 tahun hingga 65 tahun, mengisi formulir dan menandatangani akad, menyertakan 1 lembar fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP atau Kartu Keluarga KK yang masih berlaku, memberikan dana kontribusi tabarru sebesar Rp. 100.000 per periode 3 bulan dengan maksimal biaya pengobatan Rp. 2.000.000. 2. Manajemen pemasaran yang akan diterapkan BMT Bintaro dalam program ta’min ta’awuni adalah membuat iklan program ta’min ta’awuni melalui media elektronik, mengadakan seminarkajian tentang asuransi syariah di berbagai tempat, membuka stand pada saat ada acara kajian di masjid, sekolah, kampus, dan lainnya, menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk-produk BMT Bintaro, mengadakan kajian rutin yang diselenggarakan oleh BMT Bintaro. 3. Peluang BMT dari program ta’min ta’awuni adalah program ini akan sangat berguna sekali bila suatu saat nanti terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, dan disaat itu pula akan mendapat pertolongan dari sesama. Tantangan bagi BMT Bintaro dalam memasarkan program ini adalah harus bisa memberikan edukasi secara berkala tentang pentingnya asuransi dalam kehidupan kepada masyarakat yang awam khususnya masyarakat menengah ke bawah.