Pelaksanaan Strategi Pemasaran Program Ta’min Ta’awuni

yayasan sosial atau dibagikan kepada pemegang polis. Dan perusahaan pengelola sama sekali tidak berhak atas laba ini. f. Pada saat asuransi dilikuidasi maka seluruh aset dan dana tersisa disalurkan untuk kepentingan sosial. g. Sebagian pemegang saham berhak untuk menjadi pengelola atau bertindak sebagai dewan komisaris asuransi. h. Asuransi syariah wajib komitmen menerapkan ajaran Islam dalam setiap kegiatan usaha dan investasinya dan tidak boleh menanggung risiko atas perbuatan haram atau tujuan-tujuan yang diharamkan. i. Pengangkatan dewan pengawas syariah asuransi. Fatwa yang dikeluarkan dewan ini mengikat dan wajib dipatuhi perusahaan pengelola, juga harus ada auditor syariah dalam struktur kepengurusan perusahaan.

B. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Program Ta’min Ta’awuni

Strategi promosi yang telah dilakukan BMT Bintaro dalam memasarkan program ta’min ta’awuni adalah sebagai berikut: 7 1. Melalui brosur, brosur yang dibuat didalamnya berisikan tentang program ta’min ta’awuni. Kemudian dalam brosur ini didesain sedemikian rupa untuk menarik para nasabah dengan memberikan warna yang menarik, logo sebagai 7 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00 simbol ataupun lambang yang mudah dipahami oleh orang lain, serta isi singkat dalam brosur mengenai BMT Bintaro. 2. Melalui media elektronik bertujuan untuk menjalin hubungan dan membuka selebar-lebarnya para anggota melalui web. Dengan web nasabah mendapatkan informasi-informasi tentang BMT Bintaro yang lebih mendalam setelah mendapat informasi secara umum yang diperoleh dari brosur. Disana nasabah juga memperoleh formulir untuk permohona n menjadi anggota ta’min ta’awuni, informasi tentang ketentuan produk yang disediakan, laporan manajemen keuangan, dan sebagainya. Di dalam web dijelaskan bahwa BMT Bintaro bebas dari unsur riba dan amanah dalam menjalankan kegiatan perniagaannya. Pembuatan web ini diharapkan agar nasabah dapat mengakses informasi tentang BMT Bintaro dengan mudah dimanapun dan kapanpun. 3. Dalam promosi langsung, BMT Bintaro baru sebatas melakukan persentasi dengan rekan bisnis dan lingkungan keluarga. BMT Bintaro belum melakukan presentasi tentang program ini ke masyarakat umum. Karena produk ini masih baru, maka pemasaran yang dilakukan masih sederhana, BMT Bintaro belum dapat merekrut masyarakat untuk menjadi peserta ta’min ta’awuni. Namun, untuk ke depannya BMT Bintaro telah mempunyai rencana strategi pemasaran yang lain. Adapun rencana strategi pemasaran program ta’min ta’awuni yang akan dilakukan oleh BMT Bintaro, adalah: 8 8 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00 1. Membuat iklan program ta’min ta’awuni melalui media elektronik, salah satunya seperti Radio Rodja 75,6 AM atau Rodja TV. Radio Rodja merupakan salah satu link dari BMT Bintaro. 2. Mengadakan seminarkajian tentang asuransi syariah di berbagai tempat seperti sekolah, kampus, kantor,dan majlis ta’lim. 3. Membuka stand pada saat ada acara kajian di masjid, sekolah, kampus, dan lainnya. 4. Menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk- produk BMT Bintaro. 5. Mengadakan kajian rutin yang diselenggarakan oleh BMT Bintaro agar masyarakat lebih kenal dengan pihak BMT Bintaro terutama dengan program ta’min ta’awuni. Adapun kendala yang dihadapi BMT Bintaro dalam memasarkan program ta’min ta’awuni adalah sebagai berikut: 1. Kurang tertariknya masyarakat dalam menabung. Untuk kend ala dalam memasarkan program ta’min ta’awuni hanya kendala umum yang terjadi dalam masyarakat, kurangnya kesadaran dalam menabung. Hal ini dirasakan pihak BMT Bintaro yang menghambat sulitnya pemasaran program ta’min ta’awuni. 2. Kurangnya SDM Sumber Daya Manusia yang melakukan kegiatan pemasaran. Terjadi kendala pada jumlah tenaga kerja di lapangan dalam mempromosikan program. Ini menjadi salah satu kendala intern BMT Bintaro dalam memasarkan produknya. Dengan sedikitnya jumlah SDM tersebut, program yang dipasarkan BMT Bintaro ini, khususnya program ta’min ta’awuni jadi kurang dikenal masyarakat. 3. Kurangnya pemahaman teknologi pada masyarakat menengah kebawah. Yang dimaksud disini adalah, ketika pihak BMT Bintaro mempunyai website untuk promosi, namun sasaran BMT seperti pedagang atau masyarakat justru belum bisa mengakses internet sehingga mereka tidak akan tahu program yang dimiliki BMT Bintaro ini.

C. Peluang dan Tantangan Program Ta’min Ta’awuni di BMT Bintaro