Dalam “Wheel Theory”, Reiss dalam Amalia 2013: 17 menggambarkan perkembangan cinta seperti sebuah roda yang melalui empat tahap, yaitu rapport,
self-revelation, mutual depedency, dan intimacy need fulfillment.  Rapport  adalah tahap di mana kita mendapatkan kenyaman dengan orang lain karena beberapa
kesamaan, seperti sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Dari sini kita mulai mengembangkan komunikasi menjadi lebih baik dan mendalam, misalnya
bertukar ide. Self-revelation  merupakan tahap seseorang mulai terbuka dengan perasaannya. Masing-masing mulai berani mengutarakan ketakutan, harapan, dan
ambisi, bahkan terkadang mulai melakukan hubungan seksual secara fisik. Pada tahap  mutual depedency, dua orang mulai menjadi pasangan couple. Mereka
semakin intens melakukan berbagai hal bersama-sama, misalnya berolahraga, pergi ke bioskop, sampai tidur bersama. Di tahap ini pun perbedaan usia, budaya,
nilainilai, dan prinsip mulai dikesampingkan. Sampai akhirnya pada tahap intimacy  need fulfillment, hubungan menjadi lebih konsisten, masing-masing
saling ketergantungan, dan mengisi kebutuhan. Mereka saling mendukung dan memperdalam cintanya. Meskipun demikian, keempat tahap tersebut layaknya
roda, ia terus berputar dan melewati tahap-tahap itu berkali-kali hingga akhirnya menjadi semakin dalam atau berhenti menjadi hubungan yang singkat.
2.2.6 Public Display of Affection PDA  dan  Virtual Display of Affection
VDA
Mengumbar kemesraan di depan umum atau sering disebut dengan Public Display Affection PDA merupakan salah satu pengungkapan kasih sayang dalam
bentuk demonstrasi fisik dari hubungan antar-pasangan di mana ada orang lain yang melihatnya. Adapun bentuk kemesraan itu berpegangan tangan, berpelukan
atau berciuman Waspada.co.id. Gulledge dalam The American Journal of Family Therapy mendefinisikan kasih sayang secara fisik sebagai setiap sentuhan
yang  bertujuan  untuk membangkitkan  perasaan cinta  antara  pemberi  sentuhan maupun penerima sentuhan. Beberapa penelitian menemukan kasih sayang secara
fisik  terkait dengan  hasil positif  dalam hubungan  romantis.  Hal itu berupa hubungan dengan  pembentukan ikatan,  keterikatan  dan keintiman  psikologis.
Kasih sayang  fisik  dapat ditampilkan  dalam berbagai bentuk,  antara lain
memegang  tangan,  memeluk, memijat,  membelai,  mencium  di wajah  dan mencium di bibir.
Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan
mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Kita biasanya menganggap pendengaran dan penglihatan sebagai indra primer, padahal sentuhan dan
penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat intim. Demikian halnya dengan virtual affection yang memberi respon nonverbal
dalam bentuk kontak fisik yang merupakan bentuk komunikasi antarpribadi di antara mereka. Pasangan yang berpacaran umumnya ingin tampil di muka umum
dan menunjukkan hubungan di antara keduanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rudolph F. Verderber dalam Mulyana 2005: 4 yang mengemukaan salah satu
fungsi komunikasi adalah fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
Berbeda tempat, berbeda pula cara perlakuannya. Dikutip dari Wikipedia.com, setiap kebudayaan memiliki aturan yang tertulis dan nontertulis
mengatur masalah PDA di publik. Ada pasangan yang menikmati dilihat kemesraannya di depan publik dan ada yang merasa lebih menginginkan privasi,
tapi masih mentolerir dilihat oleh segelintir orang. Di Eropa, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, merupakan hal yang umum untuk melihat pasangan
berpegangan tangan atau berciuman di depan publik. Di Amerika Latin, remaja banyak berkumpul di taman umum untuk berciuman dan berpelukan. Sementara
itu, Afrika Selatan menetapkan pelanggaran hukum bagi remaja di bawah 16 tahun ikut bagian di dalam PDA. Di India sendiri, PDA dianggap ilegal dan
memberlakukan hukuman penjara tiga bulan atau denda. Namun, pada dasarnya, batasan PDA masih belum jelas.
Daftar yang dilansir dari voices.yahoo.com menjelaskan bahwa PDA yang dapat diterima antara lain www.vemale.com:
1. Bergandengan tangan, ini adalah salah satu cara klasik yang dilakukan
sejak lama untuk menunjukkan perhatian. Untuk itu, sah-sah saja bergandengan tangan di depan umum bersama pasangan.
2. Menyatakan cinta, yaitu mengucapkan kata cinta di muka umum boleh
saja dilakukan. Namun, jika mengatakannya berulang-ulang bisa membuat orang-orang risih. Jadi, sebaiknya ucapkan seperlunya saja.
3. Mencium secara cepat, seperti ciuman cepat di dahi, pipi atau bahkan bibir
masih dapat diterima publik khususnya di negara-negara barat. Sedangkan di negara-negara Timur, bentuk PDA semacam ini, terutama ciuman di
bibir, dianggap tidak sopan untuk dipertontonkan di depan khalayak ramai. 4.
Memainkan rambut pasangan, boleh saja dilakukan asalkan tidak berlebihan.
5. Memeluk pasangan, boleh dilakukan asal posisi tangan yang digunakan
untuk memeluk berada di tempat yang sewajarnya, seperti pundak atau pinggang.
Sementara itu, PDA yang tidak dapat diterima antara lain: 1.
Mencium berlebihan, yaitu ciuman berlebihan pada bibir maupun anggota badan lain hingga menimbulkan suara tidak etis untuk diperlihatkan di
muka umum. 2.
Menyentuh atau meraba bagian tubuh yang tidak semestinya. PDA ini tidak selayaknya dipertontonkan pada publik.
3. Berhubungan seksual, bercintalah di rumah atau tempat-tempat privat,
jangan di muka umum. Adapun jenis-jenis PDA dikutip dari laman askmen.com
www.vemale.com, yaitu: 1.
Bergandengan tangan. Menggandeng tangan pasangan ketika berjalan di luar rumah merupakan bentuk PDA yang paling banyak terjadi.
Menggandeng tangan merupakan bentuk rasa sayang dan proteksi yang diberikan oleh suami kepada istri. PDA bentuk ini dianggap sebagai suatu
yang wajar yang diterima oleh banyak orang. 2.
Berciuman. Bagi masyarakat di Indonesia, berciuman bibir di depan umum adalah bentuk PDA yang kurang bisa diterima oleh masyarakat sekalipun
itu dilakukan oleh suami istri. Namun, di beberapa negara yang mengklaim diri sebagai negara yang bebas seperti Amerika Serikat,
berciuman di depan umum adalah jenis PDA yang dapat diterima, namun dengan batasan-batasan tertentu.
3. Mengungkapkan rasa cinta di depan orang banyak. Hal ini biasanya
dilakukan oleh sebagian pria yang ingin melamar kekasihnya di depan khalayak ramai. Beberapa orang melihat bahwa PDA jenis ini adalah hal
yang romantis. Namun, banyak juga orang yang menganggap bahwa seharusnya mengungkapkan rasa cinta kepada kekasih adalah hal yang
bersifat privasi. Seiring perkembangan teknologi, ungkapan  perasaan  seseorang terhadap
pasangan tidak lagi  terbatas pada  surat  tertulis,  panggilan  telepon,  atau komunikasi  secara langsung.  Sekarang,  jika  dua orang  bertemu dan  kemudian
saling tertarik, orang  tersebut akan mencari akun media sosial seperti akun Facebook  milik seseorang yang diminatinya. Di Facebook,  mereka mencari
informasi seperti status hubungan, kesukaan, foto-foto atau aktivitas sehari-hari. Setelah hubungan dimulai, beberapa pasangan menyiarkan keberhasilan hubungan
mereka  di  Facebook  dengan membagikan  aktiivitas bersama-sama, mengunggah gambar satu sama lain bersama-sama dan mengubah status hubungan mereka.
Namun, seiring perkembangan zaman, Facebook  mulai tergeser dengan kehadiran media sosial baru seperti Instagram,  Path,  Blackberry Messenger  dan
lain sebagainya. Instagram  kini mulai menggantikan  Facebook, hal ini dapat dilihat dari pengguna Facebook  yang mulai berpindah menggunakan Instagram.
Facebook  boleh saja mengakuisisi Instagram, namun aplikasi besutan Apple  ini tidak kalah saing ditambah dengan keunikan fitur fotonya. Hal inilah yang
kemudian menjadikan Instagram digunakan sebagai media pamer foto mesra pada kebanyakan pengguna akun tesebut.
Saat ini, PDA tidak hanya dilakukan di ruang publik, melainkan juga di media sosial yang dikenal dengan istilah Virtual Display of Affection.  Virtual
Display of Affection  VDA mirip dengan Public Display of Affection  PDA, namun berbeda dengan PDA yang memamerkan kemesraan di depan umum, VDA
dilakukan di dunia virtual dan berkaitan dengan penggunaan new media khususnya media sosial.  Bentuk VDA tidak hanya berupa visual atau gambar.
Kata atau text mesra yang diposting ke media sosial juga merupakan bentuk VDA.
Contoh kasus VDA:
Gambar 2.2. Foto mesra yang memperlihatkan kontak fisik berupa ciuman dan pelukan di Instagram
Gambar 2.3. Teks mesra yang menunjukkan rasa cinta kepada pasangan di Instagram
2.2.7  Motif