Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

menyesuaikan kondisi dan permasalahan spesifik dari suatu pulau kecil terkait dengan dampak dari kenaikan muka laut. Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah: • Bagaimana model indeks kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil yang mampu memperlihatkan peran ekosistem pesisir dalam mengurangi laju kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil • Bagaimana kerentanan pulau-pulau kecil terkait dengan perubahan iklim dan kenaikan muka laut. • Seberapa besar kerentanan pulau-pulau kecil Indonesia terhadap kenaikan muka laut dan faktor-faktor yang berinteraksi dengan kenaikan muka laut. • Seberapa besar dampak kenaikan muka laut terhadap daratan pulau-pulau kecil. • Upaya apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kapasitas adaptif guna menurunkan tingkat kerentanan pulau-pulau kecil dan adaptasi terhadap kenaikan muka laut.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan indeks kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil terhadap kenaikan muka laut dan gangguan alam seperti tsunami. Sedangkan tujuan spesifik penelitian adalah: 1. Memformulasikan model indeks kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil. 2. Menganalisis parameter kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil 3. Menduga indeks kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil dan memproyeksikan perubahan kerentanan pada masa yang akan datang melalui verifikasi model indeks kerentanan lingkungan pada tiga pulau kecil. 4. Menduga perendaman daratan pulau-pulau kecil akibat kenaikan muka laut. 5. Merancang strategi adaptasi berdasarkan karakteristik pulau-pulau kecil.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Sebagaimana halnya dengan batasan dan pengertian kerentanan pulau- pulau kecil yang memiliki pengertian cukup luas, lingkup kajian kerentanan pulau-pulau kecil juga sangat luas dan beragam. Dilihat dari aspek kajian kerentanan, kerentanan pulau kecil dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu kerentanan ekonomi, kerentanan sosial dan kerentanan lingkungan. Masing- masing jenis kerentanan ini memiliki atribut dan tujuan yang berbeda-beda dalam melihat kerentanan suatu pulau-pulau kecil. Penelitian kerentanan pulau-pulau kecil ini merujuk kepada kerentanan lingkungan, yaitu kerentanan yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan baik aspek geofisik, biologiekologi maupun manusia. Aspek geofisik yang dikaji seperti kenaikan muka laut, kejadian tsunami, dan karakteristik fisik dari daratan pulau. Aspek biologiekologi mencakup kuantitas dan kualitas ekosistem pesisir di pulau-pulau kecil. Adapun aspek manusia mencakup demografi, aktivitas pemanfataan lahan pulau-pulau kecil dan pemukiman penduduk. Kajian spesifik kerentanan lingkungan yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, juga memiliki perbedaan baik dari sisi parameter yang dikaji maupun pendekatan yang digunakan. Salah satu konsep yang digunakan dalam kajian kerentanan terhadap perubahan iklim termasuk kenaikan muka laut adalah seperti yang dikemukakan Fussel dan Klein 2006 dan Turner et al. 2003. Konsep kajian kerentanan yang dikemukakan Turner et al. 2003, menyajikan pendekatan kajian yang fleksibel, dimana cakupan kajian kerentanan dapat mencakup wilayah yang sangat luas ataupun lingkup yang sempit lingkup global, regional dan lokal. Perbedaan kedua konsep tersebut di atas adalah terletak pada lingkup kajian, dimana konsep yang dikemukakan Fussel dan Klein 2006 lebih fokus kepada kerentanan karena perubahan iklim climate change sedangkan konsep yang dikemukakan Turner et al. 2003 mencakup aspek yang lebih luas, tidak terbatas pada perubahan iklim. Namun demikian, kedua konsep kerentanan ini memiliki kesamaan dalam mendefinisikan kerentanan, yaitu kerentanan merupakan fungsi dari ketersingkapanketerbukaan exposure, sensitivitas sensitivity, dan kapasitas adaptif adaptive capacity. Penelitian ini mengacu kepada kedua konsep di atas, dimana kerentanan pulau-pulau kecil dilihat dari faktor perubahan iklim dan non iklim. Parameter atau indikator kerentanan pulau-pulau kecil dijabarkan ke dalam dimensi exposure, sensitivity, dan adaptive capacity, yang masing-masing parameter dideterminasi dengan pendekatan vulnerability scoping diagramdiagram pelingkupan kerentanan Polsky et al. 2007. Tekanan perubahan alam dan aktivitas manusia akan mempengaruhi keberadaan dan sistem yang terdapat di suatu pulau kecil. Seberapa besar pengaruh ini sangat ditentukan oleh tingkat keterbukaanketersingkapan, sensitivitas dan kapasitas adaptif dari pulau tersebut. Dengan mengacu pada konsep kerentanan tersebut di atas, secara diagramatik ruang lingkup penelitian Formulasi Indeks Kerentanan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil: Kasus Pulau Kasu-Kota Batam, Pulau Barrang Lompo-Kota Makasar, dan Pulau Saonek-Kabupaten Raja Ampat seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Ruang lingkup penelitian Adopsi dari Turner et al. 2003

1.5. Kerangka Pemikiran