Pulau Saonek Perkiraan Laju Perendaman Daratan Pulau

4.8.3. Pulau Saonek

Sama halnya dengan Pulau Barrang Lompo, Pulau Saonek juga memiliki daratan yang relatif rendah di atas permukaan laut. Pulau ini diperkirakan akan mengalami perendaman pada waktu yang akan datang. Pulau Saonek merupakan pulau karang yang memiliki bukit dengan ketinggian mencapai 48 m. Dengan adanya bukit ini, Pulau Saonek relatif aman dari ancaman penenggelaman pulau karena kenaikan muka laut. Namun demikian, terdapat bagian-bagian pulau yang sangat rendah, yang diprediksi akan mengalami perendaman karena adanya kenaikan muka laut. Luas daratan Pulau Saonek yang berada pada ketinggian 0- 20 cm seluas 2.43 ha atau sekitar 13.50 dari luas daratan pulau, sedangkan luas daratan pulau yang berada pada ketinggian 21-40 cm seluas 2.42 ha atau sekitar 13.44 dari luas daratan Pulau Saonek. Adapun luas daratan Pulau Saonek yang berada pada ketinggian 41-60 cm dan 61-80 cm masing-masing seluas 2.45 ha dan 2.95 atau sekitar 13.61 dan 16.39 dari total luas daratan Pulau Saonek. Daratan pulau yang memiliki ketinggian sampai sekitar 65 cm inilah yang diprediksi akan mengalami perendaman karena kenaikan muka laut hingga tahun 2100. Hasil analisis kenaikan muka laut di perairan sekitar Pulau Saonek, diketahui bahwa laju kenaikan muka laut sekitar 7.06 mmtahun. Artinya setiap 10 tahun, akan terjadi peningkatan muka laut sekitar 7 cm. Pada tahun 2020, kenaikan muka laut di sekitar Pulau Saonek akan mencapai 7.06 cm, dan akan meningkat menjadi 21.18 cm pada tahun 2040. Pada tahun 2060 kenaikan muka laut menjadi 35.30 cm, tahun 2080 meningkat menjadi 49.42 cm, dan pada tahun 2100 kenaikan muka laut di sekitar Pulau Saonek mencapai ketinggian 63.54 cm. Dengan ketinggian daratan Pulau Saoenk yang sebagian berada pada ketinggian rendah, maka ketinggian daratan pulau yang diprediksi akan mengalami perendaman adalah pada daratan dengan ketinggian 0-80 cm. Pada tahun 2020, kenaikan muka laut diprediksi akan merendam daratan Pulau Saonek sekitar 0.35 ha atau sekitar 1.97 . Kenaikan muka laut sampai tahun 2020 ini masih berdampak kecil terhadap perendaman daratan Pulau Saonek. Pada tahun 2040, kenaikan muka laut diperkirakan sekitar 14 cm, hal ini diprediksi akan merendam daratan Pulau Saonek sekitar 2.42 ha atau sekitar 13.46 luas Pulau Saonek. Kenaikan muka laut yang diprediksi sampai tahun 2100 akan memberikan dampak perendaman daratan Pulau Saonek yang cukup besar. Tahun 2060, luas daratan Pulau Saonek yang akan mengalami perendaman sebesar 3.82 ha atau sekitar 21.23 , sedangkan pada tahun 2080 seluas 5.86 ha atau 32.55 ha. Pada tahun 2100, sekitar 39.37 lahan Pulau Saonek atau sekitar 7.08 ha akan mengalami perendaman. Pada Gambar 34-35 disajikan prediksi perendaman daratan Pulau Saonek sampai tahun 2100. Gambar 34. Perkiraan perendaman Pulau Saonek pada tahun 2020 116 Gambar 35. Perkiraan perendaman Pulau Saonek pada tahun 2040, 2060, 2080, dan 2100

5. PEMBAHASAN

5.1 Analisis Model Indeks Kerentanan Lingkungan

Seperti telah diuraikan dalam Sub-bab 1.7 novelty, bahwa salah satu yang membedakan model indeks kerentanan lingkungan yang dikonstruksi dalam penelitian ini dengan model-model kerentanan yang telah ada sebelumnya, adalah perbedaan konsep dalam menempatkan ekosistem pesisir sebagai salah satu parameter yang mampu mereduksi kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil. Keterkaitan antara kerentanan lingkungan dan ekosistem pesisir ini telah disajikan pada sub bab 2.4.2 kerentanan lingkungan. Model kerentanan pesisir yang dikembangkan oleh Gornitz 1992 seperti pada persamaan 7 yang kemudian banyak diadopsi dalam menghitung indeks kerentanan lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil antara lain oleh Doukakis 2005, DKP 2008, Pendleton et al. 2004. Untuk melihat perbedaan sensitivitas antara model indeks kerentanan lingkungan yang dikonstruksi dalam penelitian ini dengan konsep yang dikemukakan oleh Gornitz 1992, pada Tabel 21 sajikan perbandingan hasil pengujian terhadap nilai parameter kerentanan salah satu lokasi penelitian Pulau Saonek sebagaimana yang telah disajikan pada Tabel 19. Indeks 1 adalah indeks kerentanan Pulau Saonek saat ini, sedangkan indeks 2 adalah indeks kerentanan lingkungan Pulau Saonek dengan mengasumsikan dilakukan pengelolaan ekosistem mangrove. Dengan menggunakan konsep kerentanan Gornitz 1992 indeks kerentanan lingkungan Pulau Saonek berada pada kerentanan kategori tinggi 2 756.18-31 789.63, sedangkan model indeks kerentanan lingkungan yang dikonstruksi pada penelitian ini berada pada kategori kerentanan sedang 6.05-18.18. Dengan merubah nilai ekosistem mangrove menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kapasitas adaptif untuk kasus model indeks kerentanan lingkungan dalam penelitian ini dan menurunkan kerentanan untuk model Gornitz 1992, kedua-duanya mampu menunjukkan perubahan atau penurunan kerentanan. Namun, pada konsep Gornitz 1992 masih berada pada kategori kerentanan tinggi. Untuk model kerentanan yang dikonstruksi dalam penelitian ini mampu menurunkan kerentanan dari kerentanan sedang ke kategori kerentanan rendah 0.20-6.04.