Level 2 merupakan level konfigurasi dan berhubungan erat dengan Level 3 merupakan tahap penguraian proses-proses yang ada pada rantai Penelitian Terdahulu yang Relevan

perusahaan untuk berkompetisi. Tahap ini terdiri dari definisi unsur- unsur proses, masukan dan keluaran dari informasi mengenai proses unsur, metrik-metrik dari kinerja proses, praktik terbaik dan kapabilitas sistem yang diperlukan untuk mendukung praktik terbaik.

d. Level 4 merupakan level yang menggambarkan secara detail tugas-tugas

didalam setiap aktivitas yang dibutuhkan pada level 3 untuk mengimplementasikan dan mengelola rantai pasokan berbasis harian, serta mendefinisikan perilaku-perilaku untuk mencapai keuntungan bersaing dan beradaptasi terhadap perubahan kondisi bisnis. T Gambar 3. Tahap-tahap proses pemetaan rantai pasok dengan SCOR Model 9.0 Supply Chain Council, 2008. SCOR version 9.0 overview Tahapan tersebut dirangkum dalam Gambar 3. Pemetaan level 1 Dalam SCOR Model versi 9.0 level 1, proses-proses yang ada dalam rantai pasok dikategorikan dalam lima proses utama dalam manajemen Tabel 1. Pemetaan level 1 oleh SCOR dinyatakan lebih jelas dalam Gambar 4 sebagai panduan untuk memetakan rantai pasok sesuai dengan karakteristik perusahaan. Tabel 1. Definisi proses SCOR level 1 Proses SCOR Definisi Plan Proses-proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan secara menyeluruh yang bertujuan untuk mengembangkan kebutuhan pengiriman, produksi dan pasokan secara optimal Source Proses-proses pembelian barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi permintaan aktual atau yang direncanakan Make Proses transformasi material menjadi produk akhir untuk memenuhi permintaan aktual atau yang direncanakan Deliver Proses-proses penyediaan produk jadijasa untuk memenuhi permintaan aktual atau yang direncanakan, mencakup manajemen pemesanan, manajemen transportasi dan distribusi Return Proses-proses yang diasosiasikan dengan pengembalian dan penerimaan produk dengan kategori pengembalian produk dengan berbagai alasan. Proses ini diperluas hingga ke layanan setelah pengiriman kepada konsumen. Sumber : Supply Chain Council , 2008. SCOR version 9.0 overview Pemetaan level 2 Pemetaan level 2 merupakan tahap konfigurasi dari proses-proses rantai pasok yang ada ke dalam tiga kategori utama, yaitu :

1. Planning adalah suatu proses yang menyelaraskan sumber daya-sumber daya

perusahaan untuk memenuhi keperluan-keperluan akan harapan permintaan. a. Penyeimbangan keseluruhan permintaan dan pasokan. b. Mempertimbangkan horizon waktu perencanaan yang konsisten. c. Dapat memberikan kontribusi terhadap waktu respon dari rantai pasok.

2. Execution adalah suatu proses yang dipacu dengan adanya permintaan

terencana ataupun permintaan aktual yang mentransformasikan bentuk material. Proses-proses eksekusi meliputi : a. Pengaturan operasional secara umum seperti penjadwalan, transformasi produk, aliran produk ke proses berikutnya dan sebagainya b. Memberikan kontribusi dalam order fulfillment cycle time

3. Enable adalah suatu proses yang menyiapkan, memelihara dan mengendalikan

jaringan informasi, sehingga proses planning dan execution saling terkait. Gambar 4. Model pemetaan level 1 rantai pasok dengan SCOR Model 9.0 Supply Chain Council, 2008. SCOR version 9.0 overview Pemetaan pada level 2 dapat digambarkan ke dalam diagram. Pada level 2, proses utama dibagi ke dalam proses kategori yang lebih rinci. Model pemetaan level 2 secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5. Pemetaan level 3 Gambar 5. Model pemetaan level 2 rantai pasok dengan SCOR Model 9.0 Supply Chain Council, 2008. SCOR version 9.0 overview Pemetaan level 3 Pada pemetaan level 3 ini, perusahaan mendefinisikan secara detil proses- proses yang teridentifikasi, ukuran kinerja dan praktik terbaik pada setiap aktivitas. Pada level ini, benchmarking dan atribut-atribut diperlukan untuk enabling software . Sistem rantai pasok perusahaan didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk bersaing pada pasar yang dipilih. Pada level 3, proses unsur dibagi kedalam bentuk informasi masukan, proses unsur dan keluaran yang terdiri dari : 1. Definisi proses unsur. 2. Informasi masukan dan keluaran proses unsur. 3. Metrik pengukuran kinerja. 4. Praktik terbaik. 5. Kemampuan sistem yang diperlukan untuk menerapkan praktik terbaik. 6. Sistem dan alat bantu untuk melakukan ”fine tuning” pada level strategi operasi. Contoh model pemetaan Level 3 dapat dilihat pada Gambar 6. S1.5 Authorize Supplier Payment Gambar 6. Model pemetaan level 3 rantai pasok dengan SCOR Model 9.0 Supply Chain Council, 2008. SCOR version 9.0 overview Pemetaan level 4 dan seterusnya Pada pemetaan di bawah level 3, unsur proses diuraikan kedalam tugas dan aktivitas lanjutan. Proses unsur diuraikan menjadi aktivitas tugas untuk setiap unsur, sehingga setiap tugas dapat digambarkan secara rinci. Level 4 merupakan tahap implementasi. Level implementasi tidak mencakup dalam lingkup SCOR model. Berikut ini adalah contoh pemetaan level 4 dan seterusnya Gambar 7.

2.4.2 Sistem Metrik Kinerja Rantai Pasok

Gambar 7. Model pemetaan level 4 rantai pasok dengan SCOR Model 9.0 Supply Chain Council, 2008. SCOR version 9.0 overview 2 2.4.2 Sistem level 1 a. Cu del dan b. Int Co menye mendu untuk kode a Nilai-n a. RL b. R = c. AG d. CO e. AM y = tin z = sua terdiri untuk Tabel 2 Sumber m Metrik Ki Berdasarka , dibagi dala ustomer faci livery reliab n pemasok. ternal facing ost dan efisi Pada SCOR ederhanakan uga hal yang benchmarki atau nomor nilai yang mu L = Keandala = Kemampu G = Ketangk O = Harga, d M = Manajem ngkat metrik. atu nomor ya Tabel 2 m dari atribut customer fa

2. Kartu kin

r : Supply Ch inerja Ranta an sistem M am dua aspek ing, yaitu u bility, respo g, yaitu untu ensi manajem R 9.0, kode- identifikas g sama tentan ing berdasar metriknya a ungkin untu an, _. uan reaksi, _. kasan, _. dan _. men Aset, _. . ang unik. menampilkan kinerja dan cing dan inte nerja SCOR Tabel 2 hain Counci ai Pasok Metrik Kinerj k utama sist untuk mengu onsiveness d uk mengukur men aset. kode pada m i, serta me ng metrik da rkan pada at adalah XX.y uk XX adalah . . n tabel kartu n metrik-met ernal facing R

2. Kartu kin

il, 2008. SCO ja SCOR ve em metrik, y ukur atribut dan flexibilit r biaya ranta metrik diperk enghilangkan an terutama tribut kinerj y.z, dimana h : u kinerja SC trik level 1 S g . erja SCOR OR version 9 ersi 9.0 pada yaitu : t kinerja sup ty terhadap ai pasok Sup kenalkan. Ha n kebingung sekali meng ja metrik. B XX = atrib COR SCOR SCOR Mode 9.0 overview 19 a pemetaan pply chain pelanggan pply Chain al ini untuk gan dalam guntungkan Bentuk dari but kinerja. card yang el versi 9.0 w.

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Nisaa’ Mardhiyyah 2008, melakukan penelitian dengan judul Kinerja Penyampaian Suku Cadang PT Toyota-Astra Motor dengan Model Supply Chain Operations Reference. Dari penelitian tersebut dijelaskan : 1 struktur anggota rantai pasok bisnis suku cadang PT TAM, yaitu supplier mata rantai 1, TAM mata rantai 2 sebagai agen tunggal pemegang merk Toyota, main dealer Toyota mata rantai 3, sub dealerbranchVSP dan partshop mata rantai 4 yang secara langsung menangani end-user mata rantai 5 ; 2 pengukuran kinerja metrik level 1 delivery performance menunjukkan pengiriman on time untuk tujuan luar Jakarta di atas 90 dan tujuan Jakarta di atas 98. Pada bulan september mencapai 100 untuk tujuan Jakarta pada semua tipe order. Order fulfillment lead time P. Sumatera = 6-7 hari, P. Jawa = 1-3 hari, P. Sulawesi = 10-16 hari dan P. Irian = 25-28 hari ; 3 Kategori proses yang sangat kritis untuk PT TAM adalah delivery stocked product D1. SCOR level 3 menguraikan aliran proses dan informasi kegiatan pemrosesan order pada TAM. Pada level 4 dilakukan penguraian tugas dari elemen proses pada level 3, sehingga dapat menjadi acuan bagi pelaksanapraktisi. 2. Juliana Rouli 2008, melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan SCOR Model 8.0 Studi Kasus di PT XYZ. Dari penelitian tersebut didapatkan pemetaan rantai pasok PT XYZ dengan SCOR Model 8.0 dari level 1-3; perhitungan metrik kinerja level 1 adalah POF 86,89, OFCT 60 hari, COGS 81 dan CTCCT 90 hari, serta melakukan pemetaan fishbone analysis guna mengetahui penyebab lebih detil dari kinerja deliver.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Tingginya persaingan bisnis di berbagai bidang industri, telah meningkatkan daya saing perusahaan menjadi penting dalam hal efektifitas dan efisiensi produktivitas perusahaan. Perusahaan akan tetap eksis bila memiliki keunggulan daya saing terhadap lawan-lawan bisnis. Keunggulan daya saing tersebut, antara lain dari segi biaya, persediaan bahan baku, ketepatan jumlah dan waktu pemenuhan pesanan. Dari keunggulan tersebut PT ITP Tbk telah membentuk sistem integrasi rantai pasokanbermitra dengan para pemasok bahan baku. PT ITP Tbk telah merumuskan strategi SCM yang sesuai dan membentuk suatu sistem rantai pasok yang berjalan. Sistem rantai pasok yang telah berjalan dapat diketahui benchmark kinerjanya. Dengan demikian, benchmark kinerja PT ITP Tbk yang telah ada akan diukur dengan menggunakan pendekatan model SCOR versi 9.0. Jika hasilnya sesuai dengan standar benchmark dari model SCOR 9.0, maka dikatakan perusahaan tersebut baik dalam menerapkan sistem rantai pasok. Jika belum, maka perusahaan perlu meninjau kembali strategi SCM yang telah ditetapkan. Dari serangkaian pengukuran dengan pendekatan model SCOR 9.0, akan diketahui masing-masing kinerja pemasok. Setelah diketahui kinerja pemasok, permasalahan yang adayang belum baik akan dievaluasi dan diberikan saran sebagai hasil pengukuran, serta analisis terhadap SCM. Secara sistematis kerangka pemikiran penelitian dapat disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Kerangka pemikiran penelitian Keunggulan daya saing perusahaan terhadap lawan bisnis Biaya, persediaan bahan baku, ketepatan jumlah dan waktu pemenuhan pesanan PT ITP Tbk membentuk sistem integrasi rantai pasokan bermitra dengan para pemasok bahan baku Strategi Manajemen Rantai Pasok Kinerja Rantai Pasok Pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan pendekatan model SCOR versi 9.0 Baik Kinerja PT ITP Tbk terukur Solusi atas masalah setelah diketahui pengukuran beserta saran dari kegiatan pengukuran dan analisis terhadap manajemen rantai pasok Tidak