Pengukuran Kinerja Level 1 mendefinisikan ruang lingkup dan isi dari SCOR Model. Selain
Gambar 2. Integrasi beberapa konsep proses bisnis ke dalam Process Reference Model. Supply Chain Council, 2008.
SCOR version 9.0 overview tertarik untuk mendaftar dan memajukan sistem SCM. Model SCOR
menyediakan kerangka kerja unik yang menghubungkan proses bisnis, metrik, praktik terbaik dan fitur teknologi menjadi sebuah kesatuan struktur
untuk mendukung komunikasi di antara mitra rantai pasok untuk meningkatkan efektivitas manajemen rantai pasokan yang terkait dalam
kegiatan perbaikan rantai pasokan www.supply-chain.org, 2009. SCC didirikan pada tahun 1996 dan diprakarsai oleh beberapa
organisasiperusahaan seperti Bayer, Compaq, Procter Gamble, Lockheed Martin, Nortel, Rockwell Semiconductor, Texas Instruments, 3M, Cargill,
Pittiglio, Rabin, Todd, McGrath PRTM, dan AMR Advance Manufacturing Research
yang beranggotakan 69 orang sukarelawan yang terdiri dari para praktisi dunia industri dan para peneliti Bolstroff, 2003.
Pada April 2008 SCC merilis SCOR Model 9.0. Kelebihan SCOR Model sebagai Process Reference Model PRM adalah kemampuannya untuk
mengintegrasikan Business Process Reengineering BPR, benchmarking dan Best Practice Analyze
BPA kedalam kerangka kerja rantai pasok Gambar 2
Business Process Benchmarking Best Practices
Reengineering BPR Analysis BPA
Capture the “as-is” state of a process
and derive the desired “to-be”
future state Quantity the
operational performance of
similar companies and establish
internal targets based on “best-in-
class” result Characterize the
management practices and
software solutions that result in “best-
in-class” performance
Capture the “as-is” state of a process
and derive the desired “to-be”
future state Quantity the
operational performance of
similar companies and establish
internal targets based on “best-in-
class” result Characterize the
management practices and
software solutions that result in “best-
in-class” performance
Process Reference Model PRM
Berdasarkan SCOR model 9.0 overview, komponen-komponen yang tercakup dalam process reference model PRM adalah :
1. Deskripsi standar dari tiap proses dalam manajemen rantai pasok. 2. Standar pengukuran untuk setiap proses.
3. Praktik manajemen yang dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam industri sejenis.
4. Standar penyesuaian pada aspek fungsional dan fitur rantai pasok. Pada kasus manajemen rantai pasok yang kompleks, pemetaan dalam
model referensi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut : 1. Implementasi dilakukan sesuai dengan fungsinya, yang ditujukan untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan. 2. Digambarkan secara jelas dan komunikatif.
3. Diukur, dikelola dan dikontrol. 4. Dilakukan langkah penyesuaian untuk kepentingan spesifik.
Dalam SCOR model 9.0 overview disebutkan bidang-bidang yang termasuk dalam SCOR adalah :
1. Seluruh interaksi yang terdapat dalam rantai pasok perusahaan, baik itu interaksi dengan pemasok maupun dengan konsumen, mulai dari proses
pemesanan produk hingga proses pembayaran oleh konsumen. 2. Seluruh transaksi produk yang berupa barang dan jasa, yaitu semua aliran
transaksi mulai dari suppliers supplier sampai ke customers customer, termasuk peralatan, supplies, spareparts, bulk product, software, dan
sebagainya. 3. Keseluruhan interaksi dengan pasar, yaitu dari pemahaman mengenai
permintaan keseluruhan sampai dengan proses pemenuhan setiap pesanan yang ada.
SCOR tidak mencakup hal-hal berikut : 1. Proses-proses administrasi penjualan dan pemasaran.
2. Proses-proses riset dan pengembangan teknologi. 3. Perancangan dan pengembangan produk.
4. Beberapa unsur yang berhubungan dengan pasca pengiriman dukungan pelanggan.
SCOR mengasumsikan tetapi tidak secara eksplisit pada bidang pelatihan, mutu, teknologi informasi dan administrasi non-SCM.