d. Rantai 4: Retailer. Pengecer berfungsi sebagai rantai pasok yang ada di antara distributor
yang pada umumnya pedagang besar ke pedagang kecil pengecer. Pengecer berupa gerai seperti toko, warung, departement store,
supermarket, hypermarket, koperasi, mal, club stores, dan sebagainya.
e. Rantai 5: Pelanggan. Dari distributor atau pengecer, barang ditawarkan langsung kepada
pelanggan sebagai pengguna barang tersebut. Akhir dari mata rantai pasok adalah pada saat produk sampai kepada orang yang menggunakan atau
memakai produk tersebut.
2.3 Pengukuran Kinerja
Menurut Djaali dan Muljono 2007, Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah measurement merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur dalam arti memberi angka terhadap sesuatu yang disebut obyek pengukuran atau obyek ukur. Mengukur pada hakikatnya
adalah pemasangan atau korespondensi 1-1 antara angka yang diberikan dengan fakta dan diberi angka atau diukur. Menurut Hertz 2009, Istilah
kinerja atau performance mengacu pada hasil output dan sesuatu yang dihasilkan dari proses produk dan pelanggan yang bisa dievaluasi dan
dibandingkan secara relatif dengan tujuan, standar, hasil masa lalu dan organisasi lainnya. Kinerja dapat dinyatakan dalam istilah nonfinansial dan
keuangan. Pengukuran kinerja adalah membandingkan antara hasil yang
sebenarnya diperoleh dengan yang direncanakan. Dengan kata lain, sasaran- sasaran tersebut harus diteliti satu per satu, mana yang telah dicapai
sepenuhnya 100, mana yang di atas standar target dan mana yang di bawah target atau tidak tercapai penuh Ruky, 2001.
2.4 Sekilas Mengenai SCOR Model
SCOR model merupakan suatu model konseptual yang dikembangkan oleh SCC, sebuah organisasi non profit independent, perusahaan global
dengan keanggotaan terbuka untuk semua perusahaan dan organisasi yang
Gambar 2. Integrasi beberapa konsep proses bisnis ke dalam Process Reference Model. Supply Chain Council, 2008.
SCOR version 9.0 overview tertarik untuk mendaftar dan memajukan sistem SCM. Model SCOR
menyediakan kerangka kerja unik yang menghubungkan proses bisnis, metrik, praktik terbaik dan fitur teknologi menjadi sebuah kesatuan struktur
untuk mendukung komunikasi di antara mitra rantai pasok untuk meningkatkan efektivitas manajemen rantai pasokan yang terkait dalam
kegiatan perbaikan rantai pasokan www.supply-chain.org, 2009. SCC didirikan pada tahun 1996 dan diprakarsai oleh beberapa
organisasiperusahaan seperti Bayer, Compaq, Procter Gamble, Lockheed Martin, Nortel, Rockwell Semiconductor, Texas Instruments, 3M, Cargill,
Pittiglio, Rabin, Todd, McGrath PRTM, dan AMR Advance Manufacturing Research
yang beranggotakan 69 orang sukarelawan yang terdiri dari para praktisi dunia industri dan para peneliti Bolstroff, 2003.
Pada April 2008 SCC merilis SCOR Model 9.0. Kelebihan SCOR Model sebagai Process Reference Model PRM adalah kemampuannya untuk
mengintegrasikan Business Process Reengineering BPR, benchmarking dan Best Practice Analyze
BPA kedalam kerangka kerja rantai pasok Gambar 2
Business Process Benchmarking Best Practices
Reengineering BPR Analysis BPA
Capture the “as-is” state of a process
and derive the desired “to-be”
future state Quantity the
operational performance of
similar companies and establish
internal targets based on “best-in-
class” result Characterize the
management practices and
software solutions that result in “best-
in-class” performance
Capture the “as-is” state of a process
and derive the desired “to-be”
future state Quantity the
operational performance of
similar companies and establish
internal targets based on “best-in-
class” result Characterize the
management practices and
software solutions that result in “best-
in-class” performance
Process Reference Model PRM
Berdasarkan SCOR model 9.0 overview, komponen-komponen yang tercakup dalam process reference model PRM adalah :
1. Deskripsi standar dari tiap proses dalam manajemen rantai pasok. 2. Standar pengukuran untuk setiap proses.
3. Praktik manajemen yang dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam industri sejenis.
4. Standar penyesuaian pada aspek fungsional dan fitur rantai pasok. Pada kasus manajemen rantai pasok yang kompleks, pemetaan dalam
model referensi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut : 1. Implementasi dilakukan sesuai dengan fungsinya, yang ditujukan untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan. 2. Digambarkan secara jelas dan komunikatif.
3. Diukur, dikelola dan dikontrol. 4. Dilakukan langkah penyesuaian untuk kepentingan spesifik.
Dalam SCOR model 9.0 overview disebutkan bidang-bidang yang termasuk dalam SCOR adalah :
1. Seluruh interaksi yang terdapat dalam rantai pasok perusahaan, baik itu interaksi dengan pemasok maupun dengan konsumen, mulai dari proses
pemesanan produk hingga proses pembayaran oleh konsumen. 2. Seluruh transaksi produk yang berupa barang dan jasa, yaitu semua aliran
transaksi mulai dari suppliers supplier sampai ke customers customer, termasuk peralatan, supplies, spareparts, bulk product, software, dan
sebagainya. 3. Keseluruhan interaksi dengan pasar, yaitu dari pemahaman mengenai
permintaan keseluruhan sampai dengan proses pemenuhan setiap pesanan yang ada.
SCOR tidak mencakup hal-hal berikut : 1. Proses-proses administrasi penjualan dan pemasaran.
2. Proses-proses riset dan pengembangan teknologi. 3. Perancangan dan pengembangan produk.
4. Beberapa unsur yang berhubungan dengan pasca pengiriman dukungan pelanggan.
SCOR mengasumsikan tetapi tidak secara eksplisit pada bidang pelatihan, mutu, teknologi informasi dan administrasi non-SCM.
2.4.1 Pemetaan Rantai Pasok dengan SCOR Model 9.0
Supply Chain Operations Reference Model SCOR Version 9.0
menjelaskan pemetaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran model yang jelas mengenai aliran material, aliran informasi dan aliran keuangan dari
suatu rantai pasok perusahaan. Tujuan dari proses pemodelan ini adalah : a. Menggunakan terminologi standar untuk komunikasi yang lebih baik
dan mempelajari isu-isu rantai pasokan. b. Menggunakan ukuran standar untuk membandingkan dan mengukur
kinerja dari rantai pasokan. c. Memudahkan untuk mendapatkan gambaran rinci dari setiap rantai
pasokan, sehingga proses penghubungan antar aktivitas lebih mudah. Dalam memetakan rantai pasok, langkah-langkah utama yang harus
dilakukan adalah : a. Menentukan sebuah rantai proses pemasokan produk, mulai dari pasokan
bahan baku dari pemasok sampai pada realisasi pasokan produk jadi yang diterima pelanggan.
b. Menggambarkan rangkaian aliran material dalam proses pembuatan dan penciptaan nilai tambah produk.
c. Menggambarkan rangkaian aliran informasi dalam proses rantai pasok. Beberapa tahapan pemetaan dalam SCOR versi 9.0 yang terbagi atas
4 level, yaitu :
a. Level 1 mendefinisikan ruang lingkup dan isi dari SCOR Model. Selain
itu, pada tahap ini juga ditetapkan target-target kinerja perusahaan untuk bersaing.
b. Level 2 merupakan level konfigurasi dan berhubungan erat dengan
pengkategorian proses. Pada level 2 ini dilakukan pendefinisian kategori-kategori terhadap setiap proses pada level 1. Pada level ini,
proses disusun sejalan dengan strategi rantai pasokan.
c. Level 3 merupakan tahap penguraian proses-proses yang ada pada rantai
pasok menjadi unsur-unsur yang mendefinisikan kemampuan
perusahaan untuk berkompetisi. Tahap ini terdiri dari definisi unsur- unsur proses, masukan dan keluaran dari informasi mengenai proses
unsur, metrik-metrik dari kinerja proses, praktik terbaik dan kapabilitas sistem yang diperlukan untuk mendukung praktik terbaik.
d. Level 4 merupakan level yang menggambarkan secara detail tugas-tugas