1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap warga negara yang menginginkan kemajuan. Pendidikan lebih dapat membawa dampak pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Negara. Adanya perubahan paradigma
pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa, menuntut adanya perubahan unsur-unsur lain yang menunjang dalam
pembelajaran tersebut, seperti adanya perubahan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai kurikulum tentang
ditawarkan diharapkan akan memberikan kompetensi sesuai dengan tingkat satuan pendidikan yang akan dicapai. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006, prinsip
pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menegakkan lima pilar belajar, yaitu : 1 belajar untuk beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2
belajar untuk memahami dan menghayati; 3 belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; 4 belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi
orang lain; dan 5 belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Sesuai dengan
prinsip-prinsip tersebut, maka dalam pembelajaran Geografi siswa diharapkan mampu untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka
bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di muka bumi, serta
2
dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.
Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila ada keberanian untuk mencari metode dan membangun paradigma baru. Hal ini diperlukan penerapan
model yang lain dari yang telah digunakan pada masa lampau konvensional. Suatu model yang terbukti mendatangkan hasil baik pada masa lampau belum
tentu akan membawa hasil yang sama jika diterapkan di masa mendatang. Untuk itulah seorang guru harus melakukan pembaharuan agar dapat
memotivasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa agar dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Kemampuan guru dalam
memilih dan menerapkan model pembelajaran, keadaan siswa, sarana prasarana serta lingkungan belajar sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam realisasinya di lapangan, ternyata masih banyak permasalahan yang
dihadapi oleh guru-guru geografi dalam kegiatan pembelajaran, demikian juga yang dihadapai oleh guru geografi kelas VIIIA SMP Negeri 1 Cepogo Boyolali.
Berdasarkan hasil pemberian angket minat belajar kepada siswa, ternyata minat belajar ternyata masih rendah. Terdapat beberapa indikator yang dipergunakan
sebagai pembenaran pernyataan tersebut, yaitu: 1 Kurang adanya keinginan untuk mencapai hasil belajar yang optimal; 2 Tidak ada keinginan untuk
mendalami dan meningkatkan pemahaman materi; dan 3 Kurang percaya diri dalam mencapai hasil belajar. Maka dalam setiap pembelajaran berlangsung,
siswa kurang merespon materi yang disampaikan guru, pasif, bersikap masa
3
bodoh, cerita dengan teman sebangku, tidak punya catatan, tidak mau membawa buku paket atau buku penunjang, dan guru terlihat mendominasi aktifitas, serta
kegiatan pembelajaran yang kesemuanya bermuara pada ceramah. Akhirnya, hasil belajar yang dicapai sangat tidak memuaskan. Sebagai indikator adalah pada saat
diberikan ulangan blok untuk mengukur penguasaan kompetensi dasar, ternyata banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM=6,5 yang
ditetapkan oleh sekolah. Sehingga rerata nilai untuk kelas tersebut juga rendah, sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Perkembangan Rerata Nilai Ulangan Harian Geografi Kelas VIII SMP Negeri 1 Cepogo Boyolali
Mata Pelajaran Ulangan Harian
Ulangan Harian Ulangan Harian
Geografi 51,06
52,67 56,44
Sumber : Ulangan blok semester 1 tahun ajaran 20072008. Berkenaan dengan kendala atau permasalahan diatas, maka perlu
diupayakan strategi atau model pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai subjek didik yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Upaya yang
demikian itu akan memotivasi siswa untuk mempelajari materi dan pada akhirnya mampu menguasai kompetensi dasar secara optimal sehingga hasil belajar
menjadi lebih baik. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament
merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Dipilihnya model kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament , karena struktur model TGT ini
sederhana dan mudah diterapkan dalam berbagai bidang pelajaran termasuk Geografi.
4
Pada pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas akan bekerja dalam kelompok, dan saling membantu dalam penyelesaian tugas yang diberikan pada
kelompoknya, sehingga setiap anggota kelompok akan termotivasi untuk belajar dan pada akhirnya dapat menguasai kompetensi dasar secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian tindakan kelas Clasroom Action Research model pembelajaran
kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas VIII SMP Negeri 1 Cepogo
Boyolali.
B. Perumusan Masalah