50
2007 Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Sebelas
Maret Surakarta
UNS Eksperimentasi
pengajaran fisika dengan
metode kooperatif tipe
Teams Games Tournament
ditinjau dari motivasi
belajar siswa kelas VIII
semester II SMP Negeri
Sukoharjo tahun ajaran
20052006 Skripsi
penggunaan metode TGT
secara signifikan menghasilkan
prestasi belajar matematika yang
lebih baik daripada metode
konvesional pada pokok bahasan
bangun ruang sisi lengkung F
OBS
= 9,277 3,972 =
F
tabel
pada taraf signifikansi 5
Tournament TGT
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan pada hakekatnya pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi siswa sehingga
proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah dan mampu mencapai hasil yang optimal.
Guru harus dapat menciptakan komunikasi interaktif kepada siswa agar dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan oleh guru serta dapat mencapai
kompetensi yang ditetapkan. Realita menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Rendahnya keinginan
51
siswa untuk mencapai hasil yang terbaik, kurangnya rasa percaya diri dalam mencapai hasil belajar, menjadikan pembelajaran tidak kondusif dan guru
mendominasi aktifitas pembelajaran, sebaliknya siswa menjadi jenuh dan motivasi belajarnya rendah.
Model pembelajaran yang bermuara pada ceramah menjadi paling dominan. Siswa tidak dibiasakan diberi tugas-tugas di setiap kegiatan, baik saat
tatap muka maupun diluar tatap muka. Guru lebih menghargai persamaan dari pada perbedaan yang ada pada diri siswa. Pada akhirnya setiap kali diberikan
ulangan blok banyak siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Bahkan rata-rata 25 siswa harus
mengikuti kegiatan remedial sampai 3 tiga kali. Keadaan ini mengharuskan bagi guru untuk mengadakan perbaikan atau
inovasi didalam pembelajaran, agar siswa memiliki keinginan atau motivasi belajar yang tinggi, mampu terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran,
aktif pada setiap kegiatan, serta memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, dan pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif pilihan yang tepat, karena didalam model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa
memahami kompetensi secara kelompok dan pribadi. Setiap anggota akan mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam kerja kelompok dan dalam
kegiatan presentasi hasil kerja. Sehingga akan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dan rasa percaya diri serta memupuk rasa tanggung jawab dalam diri
setiap peserta didik. Pada akhir kegiatan siswa akan mendapatkan kuis dan harus
52
dikerjakan secara individual. Pada sesi inilah kompetensi individu akan nampak. Siswa yang pada awalnya malas serta jenuh akan berubah menjadi senag dan
termotivasi untuk selalu memberikan andil didalam kelompoknya, serta akan selalu berupaya untuk dapat mengerjakan kuis dengan sebaik-baiknya.
Model pembelajaran tipe TGT ini sangat sederhana, mudah dilaksanakan dan mampu menciptakan suasana menyenangkan dan mampu mendorong
aktivitas siswa dalam setiap kegiatan. Disamping itu model TGT juga memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami keterkaitan antara materi
yang disampaikan dalam pembelajaran formal dengan apa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya padea materi untuk kompetensi dasar
”Unsur fisik wilayah Indonesia”. Penggunaan model pembelajaran TGT pada kompetensi tersebut memiliki tujuan antara lain :
1. Menciptakan sikap positif terhadap materi pembelajaran 2. Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam kelompok untuk
meyelesaikan Lembar Kerja Siswa LKS. 3. Meningkatkan motivasi untuk aktif dalam menguasai kompetensi dasar.
4. Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif 5. Meningkatkan rasa percaya diri dan menghargai pendapat teman
6. Mendorong untuk selalu berusaha memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, dan
7. Meningkatkan hasil belajar, sehingga dapat mencapai standar kompetensi yang optimal.
53
Dari pemikiran tersebut diatas diharapkan kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih baik, terjadi komunikasi interaktif, tidak membosankan, siswa
menjadi lebih aktif, kreatif dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam setiap kegiatan, serta mampu menguasai kompetensi dasar yang disajikan, sehingga hasil
belajarnya menjadi lebih baik Apabila disajikan dalam bagan, alur pemikiran diatas adalah sebagai
berikut :
Gambar 2. Alur Berpikir dalam penelitian Permasalahan sebelum dikenai
Tindakan Minat belajar rendah
Aktivitas guru lebih dominant Hasil belajar rendah
Pembelajaran dengan model kooperatif TGT
Presentasi hasil kerja Tiap anggota
Berpartisipsi aktif Pemberian kuis individual
Tercipta kompetisi individu yang sehat
Angket Minat belajar dan Tes Penguasaan Kompetensi dasar
Minat belajar meningkat dan prestasi Hasil lebih baik
Kompetensi dasar tercapai
Melaksanakan Game kelompok
Suasana menyenangkan dan tiap anggota memiliki ras tanggung
jawab terhadap kelompok
54
D. Hipotesis Tindakan