15
perlu dilakukan uji coba dengan mengambil beberapa sampel guru atau peseta didik untuk mengevaluasi program Purbo dan Soekartawi dalam
Damawan, 2014: 42-43. Munir 2009: 173 juga menyebutkan bahwa pada analisis
kebutuhan, secara teknis e-learning dapat dilaksanakan atau tidak dinilai dari
bisa dipasang atau tidaknya jaringan internet beserta infrastruktur pendukungnya seperti jaringan komputer, instalasi listrik, saluran telepon,
dan sebagainya. Dalam rancangan instruksional terdapat aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1
course content and learning unit analysis, meliputi materi pembelajaran dan topik yang relevan, 2
learner analysis, seperti latar belakang pendidikan peserta didik, usia, dan lain-lain, 3
learning context analysis, meliputi standar kompetensi yang harus dibahas secara mendalam, 4
instructional analysis, meliputi pengelompokkan bahan ajar dan tugas, 5
state instructional objectives, tujuan instruksional disusun berdasarkan hasil analisis instruksional, 6
construct criterion test items, penyusunan tes berdasarkan tujuan instruksional, 7
select instructional strategy, ditetapkan berdasarkan fasilitas yang tersedia.
c. Fungsi dan Manfaat E-learning
Menurut Siahaan dalam Darmawan, 2014: 29-30 terdapat tiga fungsi
e-learning dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: 1 suplemen tambahan, yakni peserta didik tidak diwajibkan untuk mengakses materi
e- learning, 2 komplemen pelengkap, yaitu materi yang terdapat di dalam e-
learning berfungsi untuk melengkapi materi pembelajaran yang disampaikan didalam kelas, materi dalam
e-learning dapat dijadikan sebagai pengayaan
16
atau program remedial sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik, 3 subtitusi pengganti, yaitu kegiatan pembelajaran dapat tetap
dilaksanakan meskipun pendidik berhalangan hadir yakni dengan mengganti kegiatan pembelajaran secara tatap muka dengan kegiatan pembelajaran
dengan e-learning.
Sedangkan manfaat dari e-learning menurut Kadek Suartama dan
Kade Tastra 2014: 41-42 adalah : 1 meningkatkan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan pengajar atau instruktur
enhance interactivity, 2 memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran darimana dan kapan
saja time and place flexibelity, 3 menjangkau peserta didik dalam
cakupan yang luas potential to reach a global audience, 4 mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran easy updating of
content as well as archivable capabilities.
d. Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Kelebihan dari penggunaan e-learning menurut Soekarwati, 2002;
Mulvihil, 1997; Utarini, 1997 dalam Rusman, Deni, Cepi Riyana, 2011: 292- 293 diantaranya adalah : 1 tersedianya fasilitas
e-moderating dimana guru dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas
internet kapan saja dan dimana saja, 2 guru dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal, 3 peserta didik
dapat mempelajari materi pelajaran kapanpun dan dimanapun, 4 peserta didik dapat dengan mudah mengakses tambahan bahan pelajaran melalui
internet, 5 guru dan peserta didik dapat mengadakan kelas online, 6
17
peserta didik menjadi lebih aktif dan mandiri, 7 lebih efisien terutama bagi peserta didik yang tinggal jauh dari sekolah.
Sedangkan menurut Bullen, 2001, Beam, 1997 dalam Rusman, 2012: 322 kekurangan dari
e-learning yaitu : 1 kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau antar peserta didik, 2 cenderung mengabaikan
aspek psikomotorik dan mendorong tumbuhnya aspek komersial, 3 proses pembelajaran lebih diarahkan untuk pelatihan daripada pendidikan, 4 guru
dituntut menguasai teknik pembelajaran berbasis ICT, 5 terjadi kegagalan bagi peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi, 6
tidak semua tempat tersedia fasilitas internet, 7 tidak semua tenaga pendidik mengetahui dan memiliki keterampilan dalam mengoperasikan
internet, 8 Kurangnya personil yang menguasai bahasa pemrograman komputer.
e. Learning Management System LMS