komunikasi tersebut adalah siapa yang berbahasa dengan siapa; untuk tujuan apa; dalam situasi apatempat dan waktu; dalam konteks apa peserta lain,
kebudayaan dan suasana; dengan jalur apa lisan atau tulisan; media apa tatap muka, telepon, surat, dan sebagainya; dalam peristiwa apa bercakap-cakap,
ceramah, upacara, dan sebagainya. Dalam mengkaji suatu makna, pragmatik merujuk pada apa yang dikatakan oleh si penutur, untuk apa penutur
mengutarakan suatu kata, frasa atau kalimat. Dengan kata lain pragmatik mengkaji maksud ujaran penutur dengan konteks situasi yang dibangun dalam
suatu ujaran. Oleh karena itu, kaidah pragmatik sangatlah cocok jika dihubungkan dengan subtitling yang dalam penerapannya mengkaji suatu makna tidak hanya
berdasar pada nilai semantis suatu ujaran dialog, tetapi unsur lain seperti situasi, karakter dan jenis film yang dapat mempengaruhi suatu makna. Dalam
penerjemahan teks film, penerjemah harus memiliki kepekaan dalam memahami konteks agar mampu menciptakan terjemahan yang sepadan dengan pesan yang
dimaksudkan.
2.1.3.1 Tindak tutur Speech act
Yule 1996: 47 mengatakan bahwa speech act isactions performed via utterances.
Ketika seseorang berbicara dia tidak hanya sedang mempertukarkan informasi tetapi juga melakukan sebuah tindakan.Dari pendapat Yule, dapat
disimpulkan bahwa kata yang disampaikan oleh sipenutur tidak hanya mengandung makna harafiah tetapi juga mengandung suatu tindakan. Misalnya
dalam kalimat aku lapar.Kalimat ini tidak hanya sebagai pernyataan statement
yang menyatakan penutur dalam keadaan lapar tetapi juga si penutur
Universitas Sumatera Utara
mungkin bermaksud untuk meminta sesuatu untuk dimakan.Peran konteks kalimat harus diperhatikan karena suatu ujarantuturan penutur dapat
mengandung maksud yang berbeda-beda tergantung pada konteks yang menyertainya.
Yule 1996:48-49 membagi tindak tutur menjadi tiga bagian yaitu: 1.
Tindak lokusi Tindak lokusi locutionary act adalah tindak tutur dasar untuk
menyatakan sesuatu. Contohnya, dalam kalimat saya haus hanya menyatakan keadaan si penutur dalam keadaan haus tanpa ada
kecendrungan untuk melakukan sesuatu atau untuk mempengaruhi mitra tuturnya.
2. Tindak ilokusi
Tindak ilokusi illocotionary actadalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan
untuk melakukan sesuatu. Contohnya adalah sebuah pernyataan, penawaran, dan penjelasan. Jika kalimat saya sedang belajardiucapkan
oleh seseorang kepada temannya yang ingin mengajaknya jalan-jalan, kalimat ini bukan saja merupakan informasi kepada temannya tetapi juga
menyuruh temannya untuk tidak mengganggunya. 3.
Tindak perlokusi Tindak perlokusi perlocutionary act adalah tindak tutur yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Contohnya dalam kalimat Kemarin saya sakit bu. Jika kalimat ini diucapkan oleh seorang
Universitas Sumatera Utara
siswa kepada ibu gurunya ketika dia ditanya kenapa dia tidak datang pada saat ujian berlangsung, maka ilokusinya adalah untuk minta maaf,
dan perlokusinya adalah ibu guru bisa memakluminya.
Yule 1996: 53 mengkategorikan tindak tutur menjadi lima jenis berdasarkan fungsinya yaitu:
1 Deklaratif Declarations
Jenis tindak tutur yang mengubah keadaan dunia karena ucapan ataupun ujaran seseorang. Biasanya orang yang bersangkutan adalah orang yang
memiliki jabatan tertentu seperti juri, wasit, pendeta, dosen dan sebagainya.
Contoh :
Priest : I now pronounce you husband and wife
Pendeta : Sekarang, kamu adalah suami istri
2 Representatif Representatives
Representatif adalah tindak tutur yang menyatakan kepercayaan atau ketidakpercayaan penutur kepada sesuatu, seperti menyatakan,
menegaskan, menyimpulkan, dan mendeskripsikan.
Contoh :
The earth is round
Universitas Sumatera Utara
Bumi bulat
3 Ekspresif Expressives
Ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan tentang perasaan penutur. Penutur mengekspresikan keadaan psikologi yang dialaminya
seperti memuji, mengkritik, mengeluh, tidak suka, meminta maaf dan mengucapkan terimakasih.
Contoh:
You broke my car again
Kau merusak mobilku lagi
4 DirektifDirectives
Direktif merupakan tindak tutur yang mengekspresikan keinginan penutur. Keinginan tersebut cenderung meminta petutur melakukan
sesuatu seperti menyuruh, memohon, meminta, memberi saran dan memerintah.
Contoh:
Can you open the door, please
Tolong, buka pintu itu
5 Komisif Commissives
Universitas Sumatera Utara
Komisif adalah jenis tindak tutur yang digunakan penutur untuk melibatkan diri mereka serta membuat komitmen terhadap suatu tindakan
di masa yang akan datang seperti berjanji, mengancam, menyanggupi, dan bersumpah.
Contoh:
I’ll marry you
Aku akan menikahimu
2.1.3.2Tindak Tutur Keluhan Speech act of complaint
Trosborg 1995:311 menyatakan: Speech act of complaint as an illocutionary act in which the
speaker the complainer express his or her disapproval, negative feeling, etc, toward the state of affairs described in the proportion
the complainable and for which he or she holds the hearer the complainee responsible, either directly or indirectly.
Kutipan di atas menjelaskan bahwatindak tutur keluhan didefinisikan sebagai tindak tutur ilokusi, penutur mengekspresikan ketidaksetujuan, perasaan
negatif kepada orang lain petutur atau kepada suatu hal. Penutur menganggap bahwa petutur bertanggung jawab terhadap kejadian yang menyangkut hal yang
dikeluhkannya. Penutur dapat mengeluh secara langsung maupun tidak langsung.
2.1.3.3Kategori Tindak Tutur Keluhan
Tindak tutur keluhandibagai menjadi dua kategori yaitu tindak tutur keluhan langsung dan tindak tutur keluhan secara tidak langsung. Tindak
Universitas Sumatera Utara
tuturkeluhan tidak langsung indirect complaintadalah penutur menyampaikan keluhannya kepada mitra tutur yang tidak ada hubungannya dengan isi keluhan
yang disampaikan oleh penutur. Keluhan tersebut bisa mengenai dirinya sendiri, sesuatu atau seseorang yang tidak ada pada saat keluhan tersebut diucapkan.
BSu :They expect us to go into a building full of cartel gunmen unarmed?
BSa : Mereka ingin kita masuk ke gedung berisi ajudan kartel bersenjata
tanpa senjata? sumber :subtitle film A Man Apart tayangan TV
Tindak tutur keluhan langsung direct complaintadalahpenutur mengungkapkan perasaan tidak senangkekesalan, ketidakpuasan, kekecewaan, ketidaksetujuan,
ketidaksukaan, dan perasaan negatif lainnya secara langsung kepada mitra tutur yang dianggap bertanggung jawab akan hal itu Trosborg, 1995:312.
Contoh:
BSu :We’re clear that you wouldn’t be going in therewithout us.
BSa : Ya, kami jelas, kau tak akan melakukan penangkapan tanpa kami.
sumber : subtitlefilm A Man Aparttayangan TV
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori
Bagian ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Sehubungan dengan hal
tersebut, teori yang digunakan adalah teknik penerjemahan dan kewajaran terjemahan.Teori teknik penerjemahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir 2002:509-511 dan teori kewajaran naturalnessterjemahan yang dikemukakan
oleh Larson 1984:497. Adapun latar belakang penggunaan teori-teori tersebut sebagai landasan teori dalam penelitan ini karena teori-teori tersebut sangat
sesuai untuk menganalisis segala permasalahan penelitian ini. Teknik penerjemahan oleh Molina dan Albir2002: 509-511sangat terperinci dan jelas,
memudahkan dalam mengklarifikasi setiap data yang diteliti. Teknik ini juga mampu menjawab setiap kesulitan dalam penerjemahan teks film dan sangat
membantu dalam membandingkan teknik penerjemahan subtitle TV dan CD dari sudut pandang yang berbeda. Selanjutnya, teori kewajaran terjemahan
naturalness oleh Larson1984:497juga sangat sesuai digunakan untuk
menganalisis kewajaran subtitle tindak tutur keluhan. Penulis menggunakan format penilaian yang berkaitan dengan aspek-aspek kewajaran yang merujuk
pada teori penilaian kewajaran oleh Larson 1984:497.
Universitas Sumatera Utara