106
kepada anggota yang masih pasif untuk giat berperan dalam pertemuan berikutnya.
Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
c. Hasil Tindakan Siklus II
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama kolaborator, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut : 1
Pengamatan terhadap Guru Guru telah melaksanakan pembelajaran
pada siklus II pertemuan pertama dan kedua sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tidak seperti pada siklus sebelumnya, pada siklus II ini guru sudah tidak canggung dan
langsung sehingga hampir semua pertanyaan yang dilakukan oleh siswa berkaitan dengan
penerapan metode klarifikasi nilai dapat dijawab dengan baik. Guru telah berusaha untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat selama pembelajaran
berlangsung. Di samping itu guru tetap melakukan apersepsi guna menciptakan
susasana pembelajaran yang kondusif untuk menarik perhatian siswa mengikuti pelajaran.
Dominasi guru di kelas juga sudah berkurang sehingga guru tidak lagi bersifat indoktrinasi.
Guru juga telah membagi siswa dalam kelompok dan menyamppaikan tugas untuk dipecahkan
107
siswa secara berkelompok dengan topik :”Pengangguran” untuk kemudian dipresentasi-
kan. Pada siklus II pertemuan pertama tanggal
12 Maret 2010 dan kedua tanggal 27 maret 2010 sudah banyak peningkatan dalam
pembelajaran dibanding pada siklus I. guru mulai mengontrol kegiatan siswa, hal ini
dikarenakan guru sudah mempunyai penga- laman dari siklus I terhadap penerapan metode
klarifikasi nilai. Guru sudah tidak begitu kaku dalam menyampaikan penjelasan terhadap
pertanyaan yang diajukan siswa, maka ketika ada pertanyaan dari siswa mengenai langkah –
langkah metode klarifikasi nilai guru tidak lagi meminta bantuan peneliti utnuk menjawabnya.
Hanya dalam pertemuan pertama dan kedua siklus II guru belum menguasai materi secara
baik terbukti ketika ada beberapa pertanyaan yang diajukan siswa guru belum menjalas-
kannya secara fokus dan bahkan ada beberapa penjelasan guru yang tidak benar.
Guru telah mengawali pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Dilihat dari
kelengkapan perangkat pembelajaran ternyata guru yang bersangkutan masih belum
memilikinya. Guru sudah nampak memberikan motivasi belajar siswa supaya aktif mengambil
peran dalam setiap kegiatan, hal ini dapat
108
dilihat pada waktu pertemuan pertama dan kedua berlangsung begitu guru meminta siswa
untuk melakukan diskusi sebagian siswa sudah bergabung dalam kelompoknya meskipun ada
satu kelompok yang asyik ngobrol dan bermain dengan teman sebelahnya. Namun demikian
guru sudah aktif memantau dan mengawasi kerja siswa dalam kelompok sesuai dengan
lembar observasi dan rancangan yang telah ditetapkan.
Psda bagian penutup proses pembela- jaran, guru menjelaskan setiap permasalahan
yang tidak terselesaikan dalam diskusi dan selanjutnya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan. Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru menutup
pelajaran dengan berdoa dan diakhiri dengan mengucap salam.
2 Pengamatan terhadap Guru
Suasana pertemuan pertama dalam siklus II siswa sudah tidak kelihatan cemas dan kaku
karena sudah mempunyai pengalaman meng- gunakan metode klarifikasi nilai pada siklus II.
Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua motivasi siswa mengikuti pelajaran tergolong
tinggi, hal ini terlihat ketika guru meminta siswa untuk menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya hampir semua duduk bergabung dalam kelompoknya masing – masing, hanya
109
ada satu kelompok yang masih asyik ngobrol dan gaduh karena revisi terhadap bahan yang
akan dipresentasikan belum selesai. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
sudah menyiapkan diri dan dapat mengikuti pelajaran dengan tertib. Jalannya diskusi sudah
dipimpin oleh moderator yang disepakati oleh teman – temannya yaitu siswa yang bernama
Rusdi dan dapat memimpin pelaksanaan presentasi dengan baik sehingga pembicaraan
tidak lagi didominasi oleh orang – orang tertentu. Pada waktu ada kesempatan siswa
untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat terhadap kelompok yang mempresentasikan
tuagsnya, semua kelompok sudah mengguna- kan kesempatan dengan baik. Jumlah anak
yang angkat bicara selama pertemuan kedua berlangsung ada 21 anak dari siswa sebanyak
35 yang berarti baru 60 meskipun cenderung didorong oleh teman dalam kelompoknya.
Demikian juga kesediaan siswa untuk menghargai perbedaan pendapat sudah baik
ketika ada siswa yang mempresentasikan tugas kelompok dan menjawab pertanyaan dari
kelompok lain hampir semua siswa menyimak dan tidak asyik ngobrol. Dari lima kelompok
yang ada satu kelompok cenderung memperta- hankan pendapat tanpa argumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara ilmiah, cende-
110
rung emosi sedangkan untuk empat kelompok lainnya dapat menanggapinya dengan santun
apabila ada kritik yang ditujukan kepada kelompoknya.
Sebagaimana yang terjadi pada siklus I kerjasama kelompok untuk menyelesaikasn
tugas cukup baik, hal ini terbukti siswa dapat mengumpulkan tugasnyas sesuai dengan
langkah–langkah kerja dalam metode klarifikasi nilai. Demikian juga siswa telah memberikan
kepercayaan kepada orang lain atas dasar kemampuan untuk mempresentasikan tugas
kelompok. Di samping itu hal positif yang dapat diamati dari siswa yaitu kesediaan untuk
melaksanakan hasil keputusan bersama dan keikhlasan untuk menjunjung tinggi keputusan
bersama.
Tabel 4. 12 Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam
Pembelajaran IPS Siklus Kedua Pertemuan 1
No Kategori Penilaian Ketuntasan
Kelas Skor
Kelas Rata
- rata Jml
Siswa
111
1 Aspek moral siswa dalam
aktivitas individu 357 17,85
21 60 2
Aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok
356 17,8 18 50 3
Aspek moral siswa dalam aktivitas kelas
359 17,95 25 70
Berdasarkan data observasi siklus kedua tindakan I didapatkan bahwa masih rendahnya
tingkat ketuntasan belajar siswa dalam memahami konsep nilai moralitas, kondisi ini
dapat dilihat dari skor yang dicapai siswa berdasarkan lembar observasi yang dilakukan.
Pada aspek moral siswa dalam aktivitas individu diperoleh bahwa dari 35 jumlah siswa kelas V
hanya 21 siswa atau 60 yang telah menerapkan aspek ini, sedangkan rata – rata
pencapaian kelas sebesar 17,85 dari 357 skor yang diperoleh siswa. Untuk kategori kedua,
yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok, didapatkan bahwa skor yang
diperoleh seluruh siswa sebesar 356 dengan rata – rata pencapaian sebesar 17,8 dan hanya
18 siswa atau 50 yang telah menerapkan konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek
moral siswa dalam aktivitas kelompok, didapatkan bahwa skor yang diperoleh seluruh
siswa sebesar 356 dengan rata – rata pencapaian sebesar 17,8 dan hanya 18 siswa
atau 50 yang telah menerapkan konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek moral
112
siswa dalam aktivitas kelas, didapatkan skor pencapaian kelas sebesar 359 dengan rata – rata
kelas sebesar 17,95 dari data tersebut didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas
dalam menerapkan konsep ini secara baik berjumlah 25 siswa atau baru mencapai taraf
70.
Tabel 4. 13 Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam
Pembelajaran IPS Siklus Kedua Pertemuan 1
No Kategori Penilaian Ketuntasan
Kelas Skor
Kelas Rata
- rata Jml
Siswa
1 Aspek moral siswa dalam
aktivitas individu 359 17,95 25
70 2
Aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok
359 17,95 21 60
3 Aspek moral siswa dalam
aktivitas kelas 358 17,9 23 65
Berdasarkan data observasi siklus kedua tindakan II juga didapatkan bahwa masih
rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa dalam memahami konsep nilai moralitas,
walaupun secara argumentatif telah mengalami peningkatan dibanding pada tindakan I, kondisi
ini dapat dilihat dari skor yang dicapai siswa berdasarkan lembar observasi yang dilakukan.
Pada aspek moral siswa dalam aktivitas individu
113
diperoleh bahwa dari 35 jumlah siswa kelas V hanya 14 siswa atau 25 yang telah
menerapkan aspek ini, sedangkan rata – rata pencapaian kelas sebesar 17,95 dari 359 skor
yang diperoleh siswa. Untuk kategori kedua, yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas
kelompok, didapatkan bahwa skor yang diperoleh seluruh siswa sebesar 359 dengan
rata – rata pencapaian sebesar 17,95 dan hanya 21 siswa atau 60 yang telah menerapkan
konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek moral siswa dalam aktivitas kelas, didapatkan
skor pencapaian kelas sebesar 358 dengan rata – rata kelas sebesar 17,9 dari data tersebut
didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas dalam menerapkan konsep ini escara baik
berjumlah 23 siswa atau baru mencapai taraf 65.
d. Refleksi Siklus II