67
ketuntasan mapun belum tuntas belajar, disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 2
Prosentase Ketuntasan Sebelum Tindakan No Nilai Sebelum
Tindakan Keterangan Jumlah
Siswa Prosentase
1 65
30 85.71
Belum tuntas
2 ≥ 65
5 14.29
Tuntas Jumlah 12 100
Rata-rata 57.08 Nilai
tertinggi 85
Nilai terendah
40
Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas kelas V SDN Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan
Semarang sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM = 65 sebanyak 30 siswa atau 85.71 dari total keseluruhan
siswa; sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 5 siswa atau
14.29 dari total seluruh siswa.
b. Kegiatan Penelitian Tindakan
Langkah penelitian tindakan keals ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang terdiri dari
68
mengidentifikasi masalah, merumuskan permasa- lahan, analisis awal, menetapkan penyebab perma-
salahan, mengupayakan pemecahan masalah, pe- laksanaan tindakan, pembahasan hasil penelitian,
melakukan refleksi. Adapun jadwal kegiatan pene- litian ini, sebagai berikut :
Tabel 4. 3 Jadwal Kegiatan Penelitian
No SiklusTindakan Tanggal Jam
Materi
1. Pra Tindakan
23 Februari
2010 Ke 1
- 2 Berbicaramemahami
informasi pesan 2. Siklus
I 4.2
Tindakan ke-1
4.3 Tindakan
k-2 Refleksi 12 Maret
2010 17 Maret
2010 Ke 4
Ke 4-5
Informasi pesan Komunikasi pesan
3. Siklus II
a. Tindakan ke-1
b. Tindakan k-2
Refleksi 24 Maret
2010 3 April
2010 Ke
1-2 Ke
4-5 Informasi pesan
Komunikasi pesan
4. Siklus III
a. Tindakan ke-1
b. Tindakan k-2
Refleksi 10 April
2010 19 April
2010 Ke
1-2 Ke
4-5 Informasi pesan
Komunikasi pesan
1 Dialog Awal tentang Nilai – nilai dalam IPS
Sebelum proses penelitian ini dilaksanakan, peneliti melakukan konsultasi kepada kepala sekolah
SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan Semarang untuk menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian tindakan kelas pada lembaga ini. Peneliti bersama kolaborator kemudian melakukan observasi
kelas awal untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dan akan dipecahkan dalam penelitian ini.
69
Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2010.
Peneliti bersama kolaborator yaitu guru IPS kelas V Yenti Erlinda,A.Ma dan dibantu guru IPS
kelas V, selanjutnya mengadakan dialog untuk mengetahui keadaan yang dihadapi guru dan siswa
dalam pembelajaran IPS. Guru diberi kesempatan untuk mengungkapkan secara terbuka permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran IPS di kelas dan pengalaman yang dirasakan langsung di lapangan.
Dari hasil dialog antara peneliti dan guru IPS dapat diketahui permasalahan yang ada dalam pembelajaran
selama ini yang dibedakan menajdi dua yaitu permasalahan yang berasal dari guru dan siswa.
Permasalahan yang berasal dari guru antara lain :
a Guru belum mempunyai perangkat pembelajaran
yang sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran KTSP
b Guru seringkali kurang percaya diri dalam
mengajar c
Nilai – nilai yang diajarkan dalam kelas secara teori banyak yang tidak relevan dengan kenyataan
kehidupan di masyarakat. d
Dominasi guru masih tinggi dalam proses belajar mengajar
e Metode pembelajaran cenderung bersifat klasikal
sehingga tidak menarik bagi siswa
70
f Materi yang diajarkan cenderung bersifat teksbook
bukan kontekstual g
Materi yang diajarkan cenderung bersifat hafalan aspek kognitif bukan afektif
Permasalahan yang berasal dari siswa antara lain :
a Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS
rendah b
Siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran sehingga enggan bertanya atau berpendapat
c Sulitnya siswa mencari buku pegangan yang secara
khusus membahas keterkaitan antara pendidikan sosial dengan pendidikan budi pekerti
d Siswa takut kepada guru sehingga terasa ada jarak
antara siswa dengan guru 2. Penentuan Permasalahan Nilai – nilai Moral Dalam
Pembelajaran IPS Dari dialog antara peneliti dengan guru IPS baik
kelas V ternyata ditemukan banyak kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran termasuk
di dalamnya sikap dan moralitas siswa sehingga guru merasakan belum efektifnya proses pembelajaran yang
berlangsung selama ini. Peneliti dengan guru IPS kemudian membahas permasalahan tersebut untuk
dianalisis guna mengetahui layak tidaknya untuk ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan metode penanaman nilai.
71 Tabel 4. 4
Penentuan Permasalahan dalam Pembelajaran IPS
No Masalah Hasil Analisis
Keterangan
1. Guru belum
mempunyai perangkat pembelajaran
yang sesuai kurikulum Berbasis Kompetensi
KBK Tidak terpilih
2. Guru seringkali kurang
percaya diri dalam mengajar
Tidak terpilih 3.
Nilai yang diajarkan dalam kelas secara teori
banyak yang tidak relevan dengan
kehidupan di masyarakat
Tidak terpilih
4. Dominasi guru masih
tinggi dalam proses belajar mengajar
Terpilih Dengan metode
penanaman nilai
5. Metode pembelajaran
cenderung bersifat klasikal sehingga tidak
menarik bagi siswa Terpilih Dengan
metode penanaman
nilai 6.
Materi yang diajarkan cenderung bersifat
teksbook bukan kontekstual
Terpilih Dengan metode
penanaman nilai
7. Materi yang diajarkan
cenderung bersifat hafalan aspek kognitif
bukan afektif Terpilih Dengan
metode penanaman
nilai 8.
Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS
rendah Terpilih Dengan
metode penanaman
nilai 9.
Siswa bersifat apsif dalam pembelajaran
sehingga enggan bertanya dan
berpendapat Terpilih Dengan
metode penanaman
nilai 10.
Sulitnya siswa mencari buku pegangan yang
secara khusus membahas pendidikan
nilai – nilai moral Terpilih Dengan
metode penanaman
nilai 11.
Siswa takut kepada guru sehingga terasa
ada jarak antara siswa Terpilih Dengan
metode penanaman
nilai
72
dengan guru 12. Belum
efektifnya penanaman nilai – nilai
moral dalam pembelajaran IPS
Terpilih Dengan metode
penanaman nilai
Permasalahan yang dihadapi dalam pembe- lajaran IPS begitu kompleks untuk itu perlu segera
diatasi. Permasalahan yang dimaksud yaitu: dominasi guru yang masih tinggi dalam pembelajaran, metode
pembelajaran bersifat klasikal sehingga tidak menarik bagi siswa, guru sulit mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran, hal ini tergambar dari minimnya antusias siswa untuk bertanya ataupun berpendapat,
metode yang diajarkan guru cenderung bersifat teksbook, dan bersifat hafalan, motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran rendah, siswa bersifat pasif di kelas, sulitnya siswa mencari buku pegangan yang
membahas pendidikan budi pekerti nilai moral, siswa takut kepada gurunya, serta belum efektifnya
pembelajaran etika sosial seperti penanaman nilai – nilai moral. Tidak semua permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran IPS ini diatasi, sesuai dengan hasil dialog antara peneliti dengan guru IPS memilih
permasalahan yang dapat digunakan dalam penelitian tindakan kelas dengan metode klarifikasi nilai. Dalam
penelitian tindakan ini permasalahan dibatasi pada:1 metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat
klasikal sehingga kurang menarik perhatian siswa, 2 materi yang diajarkan guru cenderung bersifat
teksbook bukan kontekstual dan komprehensif, 3
73
materi yang disampaikan guru lebih banyak hafalan sehingga kurang melatih aspek afektif siswa, 4 belum
efektifnya pembelajaran etika sosial dalam kaitannya dengan penanaman nilai – nilai moral siswa, 5 siswa
bersifat pasif dalam pembelajaran di kelas sehingga enggan bertanya atau berpendapat.
Bentuk aspek penanaman nilai di atas dirumus- kan dalam bentuk penanaman nilai – nilai moralitas
siswa yang mengacu pada aspek etika sosial dalam pembelajaran IPS, aspek tersebut berupa :
a Aspek moral siswa dalam aktivitas individu
Aspek ini terjadi pada beberapa aktivitas siswa di kelas, yang meliputi beberapa aspek, yaitu : 1
Siswa menghargai orang lain yang sedang berbicara, 2 Siswa tidak selalu mempertahankan
pendapat 3 Siswa memberikan kepercayaan kepada orang lain atas dasar kemampuan, 4 Siswa
menghargai keberadaan teman sebaya baik dari segi fisik, 5 siswa menghargai keberadaan teman
sebaya dari segi jenis kelamin, 6 Siswa terbuka menerima perbedaan pendapat, 7 Siswa santun
dalam mengemukakan pendapatnya. b
Aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok Aspek ini meliputi beberapa aktivitas, diantaranya:
1 Siswa berperan dalam pengambilan keputusan bersama, 2 Siswa menghargai perbedaan pendapat
dalam kelompok, 3 Siswa mendengarkan penjelasan antar kelompok, 4 Siswa menyadari
kemampuan dirinya dalam kelompok, 5 Siswa
74
bekerjasama dalam menyelesaikan tugas, 6 Siswa menjunjung tinggi hasil kerja kelompok, 7 Siswa
menghargai keberadaan anggota kelompok. c
Aspek moral siswa dalam aktivitas kelas Aktivitas ini meliputi : 1 Siswa menghargai
perbedaan pendapat di forum kelas, 2 Siswa tidak kaku dalam mengemukakan pendapatnya di kelas,
3 Siswa menghargai keberadaan guru di kelas, 4 Siswa menghormati keberadaan pihak lain di kelas,
5 Siswa menjunjung tinggi hasil keputusan kelas, 6 Siswa menyadari akan kemampuan dirinya
dalam kelas, 7 Siswa terbuka menerima perbedaan pendapat di kelas.
3. Penyebab Permasalahan Setelah permasalahan dalam penelitian tindakan
ini ditetapkan, kemudian penenliti bersama guru IPS mengidentifikasi faktor penyebab munculnya permasa-
lahan moralitas anak khususnya pada pembelajaran IPS di SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan bandungan
Semarang, meliputi : a. Munculnya anggapan negatif siswa bahwa IPS itu
mudah b. Siswa beranggapan nilai – nilai yang diterapkan
dalam pembelajaran IPS tidak begitu sulit untuk didapatkannya.
c. Siswa merasa kurang adanya relevansi yang positif antara teori pembelajran IPS dengan kondisi
masyarakat di sekitarnya
75
d. Materi pembelajaran yang diberikan belum mengungkapkan nilai – nilai saling ketergantungan
antara masing – masing siswa, baik dengan lingkungan sekolah masyarakat maupun teman
sejawatnya. Penyebab permasalahan yang paling dominan
terletak pada dominasi guru dalam pembelajaran yang berakibat guru kurang menggunakan media dan
metode pembalajaran yang variatif. Guru kurang melatih siswa untuk berempati, berpikir kritis dan pro-
blematik. Akibatnya memunculkan gejala negatif pada diri anak yang ebrtentangan aspek etika sosial dalam
aspek nilai moralitas yang baik, seperti perhatian siswa pada pembelajaran rendah, siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran, sisiwa kurang peka terhadap masalah sosial yang melingkupinya.
4. Penentuan Upaya Pemecahan Permasalahan Berdasarkan uraian permasalahan yang diha-
dapi siswa SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan Ban- dungan Semarang dalam proses pembelajaran IPS
tersebut, ditentukan solusi untuk pemecahan masalah segala upaya peningkatan pembelajaran nilai – nilai
moral kaitannya dengan etika sosial yang merupakan bagian integral dari pendidikan IPS, maka proses
pembelajaran yang ditetapkan harus dapat menum- buhkan dan mengembangkan jiwa sosial nilai
kesalingtergantungan, jiwa empati siswa, rasa kerja
76
sama dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas belajar.
Guru diharapkan dapat merancang dan mengorganisir proses pembelajaran nilai moral melalui
pembelajaran IPS secara baik, sehingga tujuan pembe- lajaran dapat berhasil secara efektif. Oleh karena itu
pembelajaran harus didesain dan disajikan lebih menarik yang bersifat komprehensif untuk mengem-
bangkan minat dan motivasi belajar siswa.
c. Perencanaan Peningkatan Pembelajaran IPS