Refleksi Siklus II Hasil Tindakan Siklus III

113 diperoleh bahwa dari 35 jumlah siswa kelas V hanya 14 siswa atau 25 yang telah menerapkan aspek ini, sedangkan rata – rata pencapaian kelas sebesar 17,95 dari 359 skor yang diperoleh siswa. Untuk kategori kedua, yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok, didapatkan bahwa skor yang diperoleh seluruh siswa sebesar 359 dengan rata – rata pencapaian sebesar 17,95 dan hanya 21 siswa atau 60 yang telah menerapkan konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek moral siswa dalam aktivitas kelas, didapatkan skor pencapaian kelas sebesar 358 dengan rata – rata kelas sebesar 17,9 dari data tersebut didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas dalam menerapkan konsep ini escara baik berjumlah 23 siswa atau baru mencapai taraf 65.

d. Refleksi Siklus II

Setelah siklus II berakhir, peneliti mendiskusikan dengan guru mengenai aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode klarifikasi nilai. Penerapan metode ini pada siklus II sudah banyak mengalami peningkatan baik dilihat dari persiapan mengajar guru maupun proses pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan guru sudah mengalami metode penanaman nilai dengan baik, indikasinya siswa sudah banyak berperan dalam 114 kelompok. Berdasarkan hasil diskusi disimpulkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran sudah banyak mengalami peningkatan. Dengan demikian, hal – hal positif yang telah dicapai perlu untuk ditentukan sedangkan untuk beberapa item yang belum mencapai hasil yasng optimal perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dnegan melakukan revisi terhadap rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

e. Pembahasan Siklus II

Dari hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode klarifikasi nilai pada siklus II pertanyaan pertama dan kedua guru sudah memulai pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan singkat kepada siswa. Pada kegiatan inti pembelajaran guru memberikan tugas yang dikerjakan secara kelompok untuk kemudian dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. Hasilnya semua kelompok dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada akhir pembelajaran guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang belum dimengerti dan mengakhiri dengan berdoa dan mengucapkan salam. Hasil observasi terhadap guru IPS atas diterapkan metode penanaman nilai menunjukkan 115 respon yang baik, tindakan pada siklus II tidak canggung dan bingung mengajar dengan model pembelajaran ini. Dari pemantauan peneliti banyak hal yang sudah dilaksanakan guru seperti guru sudah mengawali pelajaran dengan berdoa dan salam, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, guru tidak lagi mendominasi pelajaran, guru menggunakan metode penanaman nilai dalam pembelajaran IPS, guru membagi siswa dalam kelompok, serta mengakhiri pelajaran dengan doa. Analisis dan refleksi terhadap aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode penanaman nilai menunjukkan peningkatan pembelajaran yang berorientasi pada aspek moralitas anak sesuai dengan rancangan tindakan yang telah dibuat. Tabel 4. 14 Tingkat Ketuntasan Nilai Moralitas dalam Pembelajaran IPS Siklus Kedua No Kategori Ketuntasan Kelas Pertemuan I Pertemuan 2 116 Jml Siswa Jml Siswa 1 Aspek moral siswa dalam aktivitas individu 21 60 25 70 2 Aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok 18 50 21 60 3 Aspek moral siswa dalam aktivitas kelas 25 70 23 65 Aktivitas positif yang dilakukan oleh siswa antara lain siswa melakukan diskusi dengan sesama teman dan ada 2 dari 35 siswa kurang dari 10 yang tidak sportif dalam kelompoknya, mendengarkan orang lain yang sedang berbicara ada 32 dari 35 siswa 90, memberikan kepercayaan kepada orang lain atas dasar kemampuan tergolong tinggi terbukti semua kelompok menunjuk wakil untuk mempre- sentasikan hasil kerja kelompok dengan kemam- puannya, bekerjasama menyelesaikan tugas ke- lompok, melaksanakan keputusan bersama, serta menjunjung tinggi hasil keputusan bersama. Kesediaan menghargai perbedaan pendapat cukup baik, siswa mendengarkan atas penjelasan dari kelompok lain dengan seksama sehingga tidak memotong pembicaraan teman saat diskusi. Dalam mempertahankan pendapat sudah bersifat ilmiah dan apabila ada perbedaan pendapat dapat dicari penyelesaian yang baik. Sedangkan aktivitas siswa yang perlu ditingkatkan antara lain : motivasi siswa dalam 117 mengikuti pelajaran secara optimal yang ditetap- kan siswa lebih tertib dalam mengikuti pelajaran. Dilihat dari keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain. Di samping itu, semangat siswanya untuk berprestasi belum begitu menggembirakan karena setelah dicermati dari tugas yang dikumpulkan sebagian besar masih bersifat asal mengumpulkan. Di samping itu saat mempresentasikan hasil kelompok, hanya ada 2 kelompok yang secara sungguh – sungguh melaksanakan diskusi misalnya menggunakan media pembelajaran.

4.1.4 Tindakan Siklus Ketiga

a. Rancangan pembelajaran siklus III Pelaksanaan tindakan pada siklus III merupakan kelanjutan dari siklus II untuk lebih memantapkan dan meyakinkan pencapaian peningkatan pembelajaran yang berorientasi pada penanaman nilai moral anak pada siklus III bukan karena kebetulan tetapi memang sudah dirancang sebelumnya. Pembelajaran pada siklus III dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada materi pokok “Masalah Sosial” sudah bergabung dalam kelompok, siap dan tertib dalam mengikuti pelajaran. Dilihat dari keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain termasuk tinggi dilakukan oleh 32 dari 35 siswa 90. Di samping itu, 118 semangat siswa untuk berprestasi sudah menggembirakan, hal ini dilihat ketika siswa mempresentasikan tugasnya semua kelompok menggunakan media yang mudah dipahami kelompok lain untuk lebih memperjelas jawaban. Demikian juga anggota kelompok aktif menjelaskan atas pertanyaan yang diajukan dari kelompok lain. Dalam pertemuan pertama dan kedua pada siklus II guru menguasai materi secara baik terbukti ketika ada beberapa pertanyaan yang diajukan siswa yang berhubungan dengan isi pelajaran guru dapat menjelaskan dengan tenang dan benar. Namun sampai dengan pelaksanaan siklus II satu hal yang dirasakan belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu guru belum mempunyai pernagkat pembelajaran sebagaimana yang dipersyaratkan dalam KTSP. Pelaksanaan tindakan pada siklus III merupakan kelanjutan dari siklus II untuk lebih memantapkan dan meyakinkan pencapaian peningkatan pembelajaran yang berorientasi pada penanaman nilai moral anak. Pembelajaran pada siklus III dilasknaakan sebanyak dua kali pertemuan pada materi pokok “Masalah Sosial” dengan kompetensi dasar kemampuan menganalisis dan merespon permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan metode penanaman nilai, metode penanaman nilai 119 merupakan rencana tindakan dalam penelitian ini sebagai upaya untuk menigkatkan proses pembelajaran IPS yang berorientasi pada nilai – nilai moral anak. Supaya tujuan belajar siswa dapat tercapai secara optimal, pelaksanaan siklus III ini, didasarkan hasil refleksi pada siklus II yang menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran yang positif, untuk lebih meyakinkan apa yang telah dicapai maka perlu diadakan pembelajaran dengan metode yang sama. Hasil refleksi dari siklus II diketahui bahwa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran sudah berhasil meskipun dapat ditingkatkan lagi. Dengan demikian, secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat cukup berarti. Dilihat dari keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain termasuk tinggi dilakukan oleh 27 dari 35 siswa 75. Di samping itu, semangat siswa untuk berprestasi sudah menggembirakan, ketika siswa mempresen- tasikan tugasnya kelompok menggunakan siswa yang mudah dipahami kelompok lain untuk lebih memperjelas jawaban. Demikian juga anggota kelompok aktif menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang diajukan dari ke- 120 lompok lain. Pada siklus II, guru menguasai ma- teri secara baik, ketika ada beberapa per- tanyaan siswa yang berhubungan dengan isi pe- lajaran guru dapat menjelaskan dengan tenang dan benar. Untuk mendapatkan gambar-an yang telah memuaskan hasil yang dicapai pada siklus II maka perlu dilaksanakan siklus III. Tabel 4. 15 Rancangan Pembelajaran IPS melalui Metode Penanaman Nilai Moral pada Siklus III Tindakan 1 Rancangan Siklus I Tindakan 1 Mata Pelajaran : IPS Materi Pokok : Masalah Sosial Pokok Bahasan : Kejahatan Kelas Semester : V Genap Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan ke : 1 Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Waktu 1. Pendahuluan Persiapan 1. Guru membuka pelajaran dengan salam. 1 guru melakukan apersepsi 2. Guru menyiapkan tugas yang akan diberikan kepada siswa 3. Guru memberikan deskripsi tugas yasng dikerjakan 4. Guru menjelaskan tata cara 5 menit 121 kerja lama dalam kelompok 2. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam kelompok 2. Siswa bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan guru 3. Siswa dalam mengerjakan tugas kelompok mengikuti langkah : a. Siswa memahami masalah yang akan dipecahkan b. Siswa menemukan datafakta yang dijadikan sumber terhadap pemecahan masalah c. Siswa menunjukkan pertimbangan positif dan negatif dalam pemecahan masalah d. Siswa mengambil kesimpulan berdasar diskusi kelompok e. Siswa menyebutkan pemecahan yang diambil oleh kelompok f. Siswa menyebutkan penjelasan lain jika diperlukan 60 menit 3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 2. Guru mengkoordinir pengumpulan tugas siswa 3. Guru menutup pelajaran dengan doa dan diakhiri salam 5 menit Tabel 4. 16 Rancangan Pembelajaran IPS melalui Metode Penanaman Nilai Moral pada Siklus II Tindakan 2 122 Rancangan Siklus III Tindakan 2 Mata Pelajaran : IPS Materi Pokok : Masalah Sosial Pokok Bahasan : Kejahatan Kelas Semester : IV Genap Waktu : 35 menit Pertemuan ke : 2 Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Waktu 1. Pendahuluan Persiapan 1. Guru membuka pelajaran dengan salam 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyiapkan tugas yang akan diberikan kepada siswa 4. Guru memberikan deskripsi tugas yang dikerjakan siswa 5 menit 2. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam kelompok 2. Siswa bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan guru 3. Guru menjelaskan tata cara kerja sama 4. Guru menjelaskan tata cara diskusi 5. Guru mengamati jalannya diskusi secara seksama untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa 60 menit 3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi yang dilaksanakan oleh siswa 2. Guru menjelaskan permasalahan yang tidak terselesaikan 3. Guru menutup pelajaran dengan doa dan diakhiri salam 5 menit 123 b. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus III Siklus III dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu 70 menit untuk pertemuan pertama dan 70 menit untuk pertemuan kedua. Dalam setiap pertemuan kegiatan pembe- lajaran berorientasi pada memotivasi peran aktif dan semangat berprestasi siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus III merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan metode penanaman nilai. Pembelajaran tindakan III pada pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan pada materi pokok “Masalah Sosial”. 1 Pelaksanaan Tindakan III Pertemuan I Pertemuan pertama Siklus III dilaksa- nakan pada tanggal 12 Februari 2010 pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada aspek moral anak dalam IPS dengan menggunakan metode penanaman nilai. Dalam menyelesaikan tugas kelompok siswa harus menggunakan langkah – langkah : a Siswa memahami masalah yang akan dipecahkan b Siswa menunjukkan data fakta yang dijadikan sumber terhadap pemecahan masalah c Siswa menunjukkan pertimbangan positif dan negatif dalam pemecahan masalah 124 d Siswa mengambil kesimpulan berdasar diskusi kelompok e Siswa menyebutkan pemecahan yang diambil oleh kelompok f Siswa memberikan penjelasan lain jika diperlukan Masalah yang dipecahkan siswa dalam siklus III berupa materi kontekstual yang erat hubungan dengan masalah sosial yaitu wacana yang bertema :”Mengenal Kejahatan “. Sesuai dengan rancangan tindakan yang telah ditetapkan, guru memulai pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran, guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi yaitu dengan cara memberikan pertanyaan – pertanyaan singkat yang pernah dibicarakan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menempatkan diri sesuai dengan pembagian kelompok yang ada kemudian mendiskusikan materi pelajaran. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan indikator pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa. Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru dengan seksama. Kemudian siswa diminta untuk membentuk kelompok. Jumlah kelompok yang dibentuk ada lima kelompok yang masing – masing 125 kelompok beranggotakan empat orang. Karena jumlah siswa kelas V ada 35 anak maka untuk satu kelompok dengan anggota empat anak. Setelah siswa membentuk kelompok, selanjutnya guru membagikan tugas kepada kelompok untuk didiskusikan dengan tugas yang berbeda antara kelompok satu dnegan lainnya. Selama siswa menyelesaikan tugas kelompok, guru mengamati dan membimbing kerjasama siswa secara bergiliran. Pada bagian penutup guru mengkoordinir pengumpulan hasil diskusi siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap hal yang belum dimengerti dan memberikan penjelasan sejelas mungkin kepada murid. Setelah memeriksa tugas siswa dan tidak ada lagi pertanyaan yang diajukannya, guru kemudian menutup materi pelajaran dengan berdoa dan diakhiri dengan salam. 2 Pelaksanaan Tindakan III Pertemuan I Pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama dengan materi pokok “masalah sosial”. Seperti pada pertemuan pertama, guru memulai pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam dilanjutkan dengan melakukan apersepsi yaitu mengajukan beberapa pertanyaan singkat untuk dijawab siswa, hal ini dilakukan untuk memfokuskan perhatian siswa. 126 Pertanyaan tersebut menyangkut materi yang sudah diajarkan. Sebelum dilaksanakan kegiatan inti guru menyampaikan tata cara siswa dalam melakukan diskusi supaya lebih terarah. Di samping itu, guru juga memotivasi siswa agar berperan aktif dalam setiap kegiatan dan menunjukkan semangat berprestasi. Selanjutnya siswa bergabung dalam kelompok sesuai dengan pembagian kelompok utnuk melakukan diskusi dengan aturan main yang sudah dijelaskan oleh guru. Guru mengamati secara seksama aktivitas siswa selama berlang- sungnya diskusi dan menacatat hal – hal yang belum terjawab. Pada bagian penutup, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas dan menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan siswa serta memberikan penjelasan atas persoalan yang tidak terselesaikan pada waktu diskusi. Setelah tanya jawab selesai, guru memotivasi siswa agar kerja sama kelompok terus ditingkatkan dan kepada anggota yang masih pasif untuk giat berperan dalam pertemuan berikutnya. Di akhir kegiatan guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

c. Hasil Tindakan Siklus III

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dengan guru IPS diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 127 1 Pengamatan terhadap guru Guru telah melaksanakan pembelajaran pa- da siklus III pertemuan pertama dan kedua sesuai rancangan yang telah ditetapkan. Pada siklus III ini guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat selama pembelajaran berlangsung, suasana pembelajaran bersifat demo- kratis, terbuka bahkan ada beberapa canda yang menambah hangatnya keadaan. Kesan guru galak, angker dan mendominasi kelas tidak terlihat dalam proses belajar mengajar. Di samping itu guru juga melakukan apersepsi guna menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif untuk menarik perhatian siswa mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok yang anggota – anggota berbeda dari siklus II, kemudian guru menyampaikan tugas untuk dipecahkan siswa secara berkelompok dengan judul :”Tindak Kejahatan di Masyarakat”. Pada siklus III pertemuan pertama tanggal 12 Februari 2010 dan kedua tanggal 14 Februari 2010 semakin menguatkan hasil yang dicapai pada siklus II. Guru benar – benar dapat mengontrol kerja siswa karena guru sudah mempunyai pengalaman dari siklus I dan II. Guru mempunyai percaya diri yang tinggi, tidak kaku dalam menyampaikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diajukan siswa. Dalam pertemuan pertama dan kedua siklus III guru menguasai materi dan mempersiapkan diri secara mantap atas materi yang dipecahkan siswa terbukti 128 ketika ada beberapa pertanyaan yang diajukan siswa, guru dapat menjelaskan dengan tenang dan benar. Sebagaimana yang ada dalam rancangan pembelajaran, guru mengawali pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam dan siswa juga menjawab salam dengan kompak. Untuk kesekian kalinya guru memberikan motivasi belajar siswa supaya aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dan presentasi hasil kelompok. Sebaliknya siswa sangat respek dalam pembelajaran ini, pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung begitu guru dan peneliti memasuki ruangan kelas, siswa sudah bergabung dalam kelompok siap dan tertib mengikuti pelajaran. Kendala yang masih nampak pada pelakanaan siklus III, seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu guru belum mempunyai keleng- kapan perangkat pembelajaran. Pada bagian penutup proses pembelajaran, banyak sekali siswa yang bertanya dibanding siklus II sehingga guru kekurangan waktu untuk menjelas- kannya. Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru me- nutup pelajaran dengan berdoa dan diakhiri dengan mengucap salam. 2 Pengamatan terhadap siswa Suasana pertemuan pertama dalam siklus III terasa menyenangkan berbeda dengan siklus sebelumnya, begitu guru dan peneliti masuk kelas siswa sudah bergabung dalam kelompok siap menerima tugas dari guru. Pada siklus III pertemuan 129 e\pertama dan kedua motivasi siswa mengikuti pelajaran tergolong tinggi, tanpa diminta oleh guru siswa sudah menempatkan diri sesuai dengan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah siap dan tertib mengikuti pelajaran. Bertindak selaku moderator adalah siswa yang bernama Ambang Setiawan yang memimpin dengan tegas tetapi humoris. Pada waktu ada kesempatan bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat terhadap kelompok yang mempresentasikan tugasnya semua kelompok juga berebut mengacungkan jari untuk bertanya. Jumlah anak yang ikut berbicara selama pertemuan kedua berlangsung ada 25 anak dari siswa sebanyak 35 yang berarti ada 70. Demkian juga kesediaan siswa untuk menghargai perbedaan pendapat sudah baik. Ada beberapa siswa yang mempertahankan pendapat tetapi disertai argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan jika belum ada titik temu mereka sepakat untuk menanyakan kepada guru nara sumber. Sebagaimana yang terjadi pada siklus I dan II kerjsama kelompok untuk menyelesaikan tugas cukup baik, hal ini terbukti semua kelompok mengumpulkan tugas sesuai dengan langkah – langkah yang ditentukan dan tepat waktu. Demikian juga siswa telah memberikan kepercayaan kepada siswa yang dipandang mampu untuk mewakili kelompok mempresentasikan tugas kelompok. Karena anggota kelompok, pada siklus III tidak sama dengan siklus II 130 maka secara otomatis personil yang mewakili kelompok juga berbeda. Berdasar pengamatan peneliti dan guru IPS menyimpulkan bahawa kesediaan siswa untuk melaksanakakan hasil keputusan bersama dan keikhlasan untuk menjunjung tinggi keputusan bersama tergolong tinggi. Tabel 4. 17 Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam Pembelajaran IPS Siklus Ketiga Pertemuan 1 No Kategori Penilaian Ketuntasan Kelas Skor Kelas Rata - rata Jml Siswa 1 Aspek moral siswa dalam aktivitas individu 359 17,95 25 70 2 Aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok 358 17,9 25 70 3 Aspek moral siswa dalam aktivitas kelas 356 17,8 21 60 Berdasarkan data observasi siklus ketiga tindakan I didapatkan bahwa masih rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa dalam memahami konsep nilai moralitas, kondisi ini dapat dilihat dari skor yang dicapai siswa berdasarkan lembar observasi yang dilakukan. Pada aspek moral siswa dalam aktivitas individu diperoleh bahwa dari 35 jumlah siswa kelas V hanya 25 siswa atau 70 yang telah menerapkan 131 aspek ini, sedangkan rata – rata pencapaian kelas sebesar 17,95 dari 359 skor yang diperoleh siswa. Untuk kategori kedua, yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok, didapatkan bahwa skor yang diperoleh seluruh siswa sebesar 358 dengan rata – rata pencapaian sebesar 17,9 dan hanya 25 siswa atau 70 yang telah menerapkan konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek moral siswa dalam aktivitas kelas, didapatkan skor pencapaian kelas sebesar 356 dengan rata – rata kelas sebesar 17,8 dari data tersebut didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas dalam menerapkan konsep ini secara baik berjumlah 21 siswa atau baru mencapai taraf 60. Tabel 4. 18 Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam Pembelajaran IPS Siklus Ketiga Pertemuan 2 No Kategori Penilaian Ketuntasan Kelas Skor Kelas Rata - rata Jml Siswa 1 Aspek moral siswa dalam aktivitas individu 371 18,55 28 80 2 Aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok 378 18,9 30 85 3 Aspek moral siswa dalam aktivitas kelas 371 18,55 26 75 Berdasarkan data observasi siklus ke II tindakan II didapatkan bahwa telah maksimalnya tingkat ketuntasan belajar siswa dalam memahami 132 konsep nilai moralitas, secara argumentatif telah terjadinya peningkatan yang signifikan dibandingkan pada tindakan I, kondisi ini dapat dilihat dari skor yang dicapai siswa berdasarkan lembar observasi yang dilakukan. Pada aspek moral siswa dalam aktivitas individu diperoleh bahwa dari 35 junlah siswa kelas V, 28 siswa atau 80 telah menerapkan aspek ini, sedangkan rata – rata pencapaian kelas sebesar 18,55 dari 371 skor yang diperoleh siswa. Untuk kategori kedua, yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok, didapatkan bahwa skor yang dieproleh seluruh siswa sebesar 378 dengan rata – rata pencapaian sebesar 18,9 di mana 30 siswa atau 85 telah menerapkan konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek moral siswa dalam aktivitas kelas, didapatkan skor pencapaian kelas sebesar 371 dengan rata – rata kelas sebesar 18,55 dari data tersebut didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas dalam menerapkan konsep ini secara baik berjumlah 26 siswa atau baru mencapai taraf 75.

d. Refleksi Siklus III

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru SD di Kecamatan Bandungan T2 942008125 Bab IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB IV

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Nilai Moralitas Siswa Melalui Pembelajaran IPS di SD Negeri Sidomukti 3 Kecamatan Bandungan

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Nilai Moralitas Siswa Melalui Pembelajaran IPS di SD Negeri Sidomukti 3 Kecamatan Bandungan T2 942008142 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Nilai Moralitas Siswa Melalui Pembelajaran IPS di SD Negeri Sidomukti 3 Kecamatan Bandungan T2 942008142 BAB II

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Nilai Moralitas Siswa Melalui Pembelajaran IPS di SD Negeri Sidomukti 3 Kecamatan Bandungan T2 942008142 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasistik di SD Kristen Satya Wacana Salatiga T2 942014014 BAB IV

0 0 33

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kinerja Mengajar Guru Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SD Negeri Sumurboto Banyumanik Semarang T2 BAB IV

0 0 20

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kelas Berbasis Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Kebongung 3 Demak T2 BAB IV

0 0 33

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Pembelajaran Melalui Manajemen Biaya Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB IV

0 1 30