diberikan  kepada  remaja  agar  mereka  mempunyai  kesehatan  reproduksi  yang  baik antara  lain  yaitu  :  perkembangan  fisik,  kejiwaan  dan  kematangan  seksual  remaja,
proses reproduksi yang bertanggung jawab, pergaulan yang sehat antara remaja laki- laki  dan  perempuan,  persiapan  pernikahan,  kehamilan  dan  persalinan  serta  cara
pencegahannya.
5.3.  Hubungan  Sikap  dengan  Seksual  Pranikah  Pada  Remaja  Putri  di  Tempat Kost
Hasil statistik uji pearson chi-square diperoleh bahwa nilai p=0,000  α=0,05
menunjukkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  bermakan  antara  sikap  dengan hubungan seksual pranikah sehingga Ho ditolak menunjukkan adanya korelasi positif
yang  signifikan.  Artinya,  bahwa  sikap  responden  remaja  putri  sangat  berhubungan dalam  hubungan  seksual  pranikah.  Notoatmodjo  2007,  menyebutkan  bahwa
keyakinan akibat perilaku merupakan pengetahuan yang berasal dari diri sendiri yang positif  maupun  negitif.  Dari  hal  tersebut  akan  menghasilkan  sikap  selanjutkan  akan
menumbuhkan minat sesorang untuk melakukan perilaku tertentu. Sikap secara nyata menunjukkan  konotasi  adanya  kesesuaian  reaksi  terhadap  stimulus  tertentu  dalam
kehidupan  sehari-hari  merupakan  reaksi  yang  bersifat  emosional  terhadap  stimulus sosial.  Newcomb,  salah  seorang  ahli  psikologis  sosial,  menyatakan  bahwa  sikap  itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif  tertemtu.  Sikap  belum  merupakan  suatu  tindakan  atau  aktivitas,  akan  tetapi,
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu merupakan reaksi tertutup, bukan  merupakan  reaksi  terbuka  atau  tingkah  laku  yang  terbuka.  Sikap  merupakan
kesiapan  untuk  bereaksi  terhadap  objek  di  lingkungan  tertentu  sebagai  suatu
Universitas Sumatera Utara
penghayatan terhadap objek. Dan dari hasil penelitian yang dilakukian kepada remaja putri  yang  tinggal  di  kost  Lingkungan  V  Padang  Bulan  memilki  rata-rata  memiliki
sikap  cukup  dan  melakukan  hubungan  seksual  pranikah.  Hal  ini  perlu  diperhatikan karena  bisa  jadi  suatu  sikap  menjadi  dasar  seseorang  bertindakbertingkah  laku  jika
ada faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Hasil  penelitian  ini  tidak  sejalan  dengan  penelitian  Kitting  dan  Jawiah  yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku seksual remaja.  Dari  penelitian  Kitting  2004,  didapatkan  remaja  yang  setuju  perempuan
boleh melakukan hubungan seksual sebelum menikah lebih sedikit 6,25 laki-laki dan 8,47 perempuan  dibandingkan dengan  yang setuju laki-laki boleh melakukan
hubungan seksual sebelum menikah 8,33 laki-laki dan 10,7 perempuan. Remaja yang  setuju  dengan  pernyataan  hubungan  seksual  boleh  dilakukan  karena  menikah
lebih  besar  25,63  laki-laki  dan  10,0  perempuan  dibandingkan  yang  setuju karena saling mencintai 20 laki-laki dan 8 perempuan.
5.4. Hubungan Keterpaparan Sumber Informasi dengan Seksual Pranikah