reproduksi di sekolah yang berada di wilayah kerja puskesmas, dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Dengan tingginya paparan media khususnya media elektronik seperti penggunaan internet yang semakin mudah diakses saat ini, banyak manfaat yang bisa
diambil dari penggunaan internet tetapi tentunya penggunaan media ini tidak luput dari dampak yang bisa ditimbulkan, salah satunya yaitu kemudahan akses pornografi,
yang tidak didampingi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang baik menjadikan remaja menjadi rentan terhadap dampak media tersebut.
5.5. Hubungan Lingkungan Kost dengan Seksual Pranikah
Hasil statistik uji pearson chi-square diperoleh bahwa nilai p=0,000 α=0,05
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakan antara lingkungan kost remaja putri dengan hubungan seksual pranikah. Sehingga Ho ditolak menunjukkan
adanya korelasi positif yang signifikan. Artinya, bahwa remaja putri yang tinggal di lingkungan kost sangat berhubungan dalam melakukan hubungan seksual pranikah.
Hal ini di karenakan bahwa di tempat kost yang ditempati tidak ada pengawasan dari ibu kost sehingga remaja putri bebas memasukan teman lawan jenisnya atau
pasangannya kedalam kost. Di lingkungan tempat mereka tinggal pun tidak terlalu peduli apa yang dilakukan anak kost terutama oleh remaja putri, dan teman sebaya
yang tinggal di tempat kost tersebut tidak memperdulikan satu sama lain, mereka mengatakan bahwa selagi tidak di ganggu dan tidak suka menggangu jadi bebas
membawa pasangan ketempat kost. Hal ini juga disebabkan karena banyak remaja putri yang menjadikan kost-kostan sebagai tempat melakukan hubungan seksual
karena ada kecenderungan pola hubungan sosial sangat renggang antara pemilik kost
Universitas Sumatera Utara
dengan penghuni yang bersifat hubungan transaksional. Ini juga menyebabkan tempat kost bebas tanpa ada pengawasan, dan remaja mengatakan bahwa melakukan
hubungan seksual di tempat kost tidak perlu mengeluarkan biaya. Bagi remaja putri yang tinggal di lingkungan kost yang diawasi atau tinggal
bersama-sama dengan pemilik kostibu kost kemungkinan kecil di tempat kost untuk dapat melakukan hubungan seks bebas, karena adanya peraturan-peraturan yang
dibuat oleh ibu kost seperti jam berkunjung yang dibatas, tersedianya tempat untuk menerima tamu dan apabila berpergian tidak boleh terlalu malam hanya sampai jam
21.00 WIB, dan diberi sanksi dikeluarkan dan dipanggil orang tua apabila melanggar peraturan. Tempat kost yang diawasi oleh ibu kost selalu mengontrol
anak-anak kost pada waktu tertentu, dan anak-anak kost menganggap ibu kost tersebut pengganti orang tua.
Universitas Sumatera Utara
71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN