Batasan usia remaja untuk masyarakat Indonesia sendiri adalah antara usia 11 tahun sampai usia 24 tahun. Hal ini dengan pertimbangan bahwa usia 11 tahun adalah
usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak. Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal individu yang belum dapat memenuhi
persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis. Individu yang sudah menikah dianggap dan diperlukan sebagai individu dewasa penuh sehingga tidak lagi
digolongkan sebagai remaja Sarwono, 2003. World Health Organization WHO memiliki batasan yang tidak jauh berbeda. Batasan usia remaja menurut WHO adalah
individu yang berusia pada rentang 10-19 tahun. Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata batasan usia remaja berkisar antara 10 tahun sampai 24 tahun, dengan pembagian fase remaja awal berkisar 10-15 tahun, fase remaja tengah berkisar 16 -18
tahun dan fase remaja akhir berkisar 19-24 tahun.
2.1.2. Perubahan Pada Masa Remaja 1. Perubahan Fisik
Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah perubahan
fisik yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan pada remaja atau biasa disebut “pertumbuhan” dan kematangan seksual sebagai hasil dari
perubahan hormonal Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi organ seksual mencapai kematangan,
sehingga muncul tanda-tanda sebagai berikut : 1. Tanda-tanda seks primer
a. Terjadinya haid pada remaja putri. b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
2. Tanda-tanda seks sekunder a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan
buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, jambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
b. Pada remaja putri pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuh rambut disekitar ketiak dan kemaluan pubis
Depkes 2001.
2. Perubahan Psikologis
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi sering kali menghadapkan individu yang bersangkutan pada
situasi yang membingungkan, di satu pihak ia masih kanak-kanak dan di lain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan
konflik itu sering menyebabkan banyak tingkahlaku yang aneh, canggung, dan kalau tidak dikontrol bias menimbulkan kenakalan.
Pada masa remaja, labilnya emosi erat kaitannya dengan perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam bentuk amarah, sensitif,
bahkan perbuatan nekad. Ketidakstabilan emosi menyebabkan mereka mempunyai
Universitas Sumatera Utara
rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan intelektual pada remaja cenderung membuat mereka bersikap kritis, tersalur
melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan eksploratif Notoatmodjo, 2007.
Menurut Wibowo 1994 yang dikuti oleh Notoatmodjo 2007, tindakan dan sikap seperti ini jika dibimbing dan diarahkan dengan baik tentu berakibat
konstruktif dan berguna. Tetapi sering kali pengaruh faktor dari luar dari remaja, seperti peer group dan ada sekelompok orang cenderung memanfaatkan potensi
tersebut untuk perbuatan negatif sehingga mereka terjerumus kedalam kegiatan yang tidak bermanfaat, berbahaya bahkan destruktif.
2.2. Hubungan Seksual Pranikah