60
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Seksual Pranikah Remaja Putri
Hasil analisis univariat dari 86 orang remaja putri yang tinggal di kost Lingkungan V Padang Bulan Medan menunjukkan sebanyak 45 orang remaja putri
52,3 telah melakukan hubungan seksual pranikah di tempat kost dan 41 orang remaja putri 47,7. Dari 41 orang remaja putri menyatakan bahwa mereka tidak
pernah melakukan hubungan seksual pranikah karena mereka tahu dampak yang terjadi apabila melakukan hubungan seksual pranikah seperti HIVAIDS, IMS, tidak
perawan lagi. Persentase ini setengah dari sampel yang diambil, remaja putri yang tinggal di kost ada pemilik kost yang tinggal dan yang tidak ada pemilik kost serta
diawasi oleh pemilik kost ternyata tidak menjamin bahwa remaja putri melakukan hubungan seksual pranikah.
Alasan terbanyak yang dikemukakan adalah untuk mengungkapkan kasih sayang dan cinta pada pasangan, agar tidak di anggap kampungan, faktor-faktor
penyebab remaja melakukan hubungan seksual adalah karena meningkatnya hasrat seksual, pergaulan yang semakin bebas, dan pengawasan yang kurang dan adanya
peluang atau kesempatan untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Bandi 1991 yang menunjukan bahwa dari 3967 responden, perilaku yang dilakukan waktu pacaran yaitu 41,4 hanya berkunjung ke rumah dan bercanda, 37,4
menyatakan cium pipi, cium bibir dan 41,1 menyatakan pernah bersenggama. Dari yang menyatakan pernah bersenggama 49,8 pertama kali pada usia 15-19 tahun.
Universitas Sumatera Utara
37,5 melakukan dengan pacar. Tempat melakukan senggama dilakukan di hotelmotel 31,1, 28,1 dilakukan di rumah sendiripacar. Alasan mereka
melakukan senggama yaitu karena suka sama suka 75,8, dan 6,1 menyatakan karena dibohongi, sedangkan dari penelitian yang dilakukan PPK UI di Manado dan
Belitung tahun 1997 didapatkan bahwa terdapat 6 dari 400 pelajar SMU putri dan 20 dari 400 pelajar SMU putra yang pernah melakukan hubungan seksual.
Perilaku seksual dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta yang di dominasi oleh kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya romantic love. Pengaruh
lingkungan membuat remaja membuat remaja mengikuti norma yang telah dianut oleh kelompoknya.
Akibat adanya dorongan seksual dari lingkungan sekitar membuat remaja harus bisa memilih pilihan bertanggung jawab atas dirinya sendiri, segala
konsekuensi dari pilihan yabg diambil oleh remaja adalah sebuah pilihan dari remaja itu sendiri dan juga didukung oleh dorongan lingkungan sekitar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah dorongan rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang hanya dapat dipuaskan dan
diwujudkan melalui pengalaman mereka sendiri “learning by doing”.
Faktor lingkungan tidak kalah penting memegang peranan adalah teman sepermainan peer group, pasangan pacar, dan media. Pada masa remaja,
kedekatan lebih banyak diberikan pada peer group atau teman sebaya, karena ikatan anatara teman sebaya ini dapat menggantikan ikatan keluarga dan merupakan sumber
afeksi, simpati, pengertian dan saling berbagi pengalaman.
Universitas Sumatera Utara
Para remaja ini melakukan hubungan seksual pranikah banyak memberikan alasan mengapa mereka melakukannya salah satunya adalah trend, dimana
dikalangan kost ini lebih memikirkan gensi-gensian antara anak yang satu dengan anak yang lain dan membuat kelompok peer group. Diantara anak kost ini
melakukan hubungan seksual pranikah intensitas pada pagi atau siank hari sampai menjelang sore hari, karena mereka mengatakan jika disiang hari itu orang-orang atau
masyarakat di lingkungan kost-kostan itu pada sibuk dengan aktivitasnya masing- masing begitu juga dengan Kepala Lingkungannya juga kerja disiang hari. Diantara
anak kost ini juga melakukan hubungan seksual pada malam hari karena tidak ada yang mengawas dan bebas berkunjung, makanya responden lebih memilih melakukan
pada malam hari. Selain itu, hal ini juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan kost- kostan, karena mereka tidak peduli dengan lingkungan dan teman yang lain atau
dengan kamar kost yang lain. Dari segi biaya dan citra, salah satu anak kost mengatakan bahwa melakukan hubungan seks bebas dikamar kost tidak
membutuhkan biaya. Adapun pasangan untuk melakukan hubungan seksual pranikah adalah
mayoritas melakukan dengan pacar, dengan melihat hasil ini bisa diinterpretasikan bahwa remaja yang telah berpacaran terpapar pada resiko untuk melakukan hubungan
seksual pranikah dengan segala akibatnya. Kebanyakan remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah berada di luar rumah. Namun pengawasan dari ibu kost
dalam rangka mengurangi peluang remaja dalam berperilaku, beresiko tidaklah cukup Reihana dan Mercy, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Menurut pendapat peneliti agar remaja putri tidak melakukan hubungan seksual pranikah tersebut, perlu dilakukan kegiatan yang positif, lebih ketat lagi
mengawasi remaja putri di tempat kost dan sebaiknya remaja putri yang tinggal di kost lebih baik tinggal bersama dengan pemilik kostnya serta kepada Kepala
Lingkungan harus lebih memantau kondisi lingkungan disekitarnya untuk menghindari remaja putri melakukan hubungan seksual pranikah.
5.2. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seksual Remaja Putri yang