1
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan  saat  ini  merupakan  kebutuhan  primer  setiap  manusia. Pendidikan tidak boleh dianggap sepele, karena pendidikan akan meningkatkan
harkat  dan  martabat  manusia  itu  sendiri.  Pendidikan  merupakan  usaha  sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasaan,
akhlak  yang  mulia  serta  ketrampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan juga bukan hanya diperuntukkan untuk mengasah kemampuan berfikir saja atau bahkan diprioritaskan pada pembelajaran formal. Pendidikan
saat  ini  diarahkan  untuk  membantu  peserta  didik  menjadi  mandiri  dan  terus belajar  sepanjang  hidupnya.  Bukan  hanya  mengikuti  alur  yang  hanya
disampaikan oleh guru.
Proses  pendidikan  memiliki  peranan  yang  sangat  penting  dalam menentukan  kualitas  kehidupan  seseorang,  dimana  manusia  tidak  hanya
dituntut untuk  berfikir saja  melainkan dituntut untuk bersikap,  bertindak serta mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pendidikan merupakan suatu upaya
mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan,  sekaligus  untuk  memperbaiki  nasib  dan  peradaban  umat  manusia
yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
Pasal 1 Ayat 1, Pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan
suasana  belajar    dan    proses    pembelajaran    yang  dimaksudkan  agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
memiliki  kekuatan  spiritual    keagamaan,    pengendalian    diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah  merupakan  wahana  pendidikan  formal  yang  berperan  dalam
meningkatkan  kualitas  manusia  sejak  dini,  karena  sekolah  merupakan  tempat dilaksanakannya  kegiatan  pendidikan,  pembelajaran  dan  latihan.  Salah  satu
jenjang  pendidikan  menengah  yang  diharapkan  mampu  menghasilkan  sumber daya  manusia  yang  memiliki  keterampilan  adalah  Sekolah  Menengah
Kejuruan. Salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas
pendidikan adalah proses pembelajaran. Dalam lingkup pendidikan, diperlukan suatu proses pembelajaran yang efektif, karena hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap perkembangan belajar siswa. Dalam  dunia  pendidikan,  peran  dan  fungsi  guru  merupakan  salah  satu
faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal.
Oleh  sebab  itu,  dalam  setiap  upaya  peningkatan  kualitas  pendidikan  di  tanah air,  guru  tidak  dapat  dilepaskan  dari  berbagai  hal  yang  berkaitan  dengan
eksistensi  mereka.  Guru  adalah  pendidik  profesional  dengan  tugas  utama mendidik,  mengajar,  membimbing,  mengarahkan,  melatih,  menilai,  dan
mengevaluasi peserta didik. Paradigma  yang  dulu  berkembang  di  sekolah  bahwa  guru  memberikan
pengetahuan kepada siswa  yang pasif. Guru tidak perlu tahu  mengenai proses belajar  mengajar  yang  tepat  dan  efektif.  Guru  hanya  perlu  menuangkan  apa
yang  hanya  diketahuinya  ke  dalam  botol  kosong  yang  siap  menerimanya. Namun,  fakta  yang terjadi di dunia pendidikan sekarang, sudah  banyak sekali
perubahan.  Karenanya  paradigma  yang  masih  berkembang  di  sekolah  tadi sudah seharusnya dirubah.
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Proses  belajar  mengajar  adalah  proses  komunikasi  transaksional  yang melibatkan guru, siswa, media serta komponen lain yang mendukung dan juga
merupakan  suatu  kegiatan  melaksanakan  kurikulum  dalam  suatu  lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan
yang  telah  ditetapkan.  Dalam  mencapai  tujuan  tersebut  siswa  berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran yang
didalamnya  mencakup  kurikulum,  tujuan,  isi,  bahan  ajar,  strategi  belajar mengajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi.
Proses  komunikasi  dalam  kegiatan  belajar  mengajar  dapat  dikatakan efektif  apabila  pesan  yang  ditransformasikan  oleh  guru  sebagai  komunikator
dapat  diterima  dengan  baik  oleh  siswa  sebagai  komunikan  berupa  umpan balikan  feed  back.  Dari  umpan  balikan  ini  guru  dapat  mengetahui  apakah
pesan yang disampaikan sesuai atau tidak dengan apa yang disampaikannya. Dalam  Undang-undang  sistem  Pendidikan  Nasional  No.20  Tahun  2003
pasal  15  menyatakan  bahwa “pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
menyiapkan  peserta  didik  terutama  untuk  bekerja  dalam  bidang  tertentu ”.
Memperhatikan  tujuan  yang  hendak  dicapai  dari  pendidikan  Sekolah Menengah  Kejuruan  SMK,  jelas  peranan  pendidikan  kejuruan  dalam
menyiapkan lulusan yang memiliki keterampilan tingkat menengah yang cukup besar.
Pembelajaran pada dasarnya  merupakan upaya pendidik untuk  membantu peserta  didik  melakukan  kegiatan  belajar.  Tujuan  pembelajaran  adalah
terwujudnya  efisiensi  dan  efektivitas  kegiatan  belajar  yang  dilakukan  peserta didik.  Miarso  2004:545  mengemukakan  konsep  pembelajaran  sebagai
berikut: Pembelajaran  adalah  suatu  usaha  yang  disengaja,  bertujuan  dan
terkendali  agar  orang  lain  belajar  atau  terjadi  perubahan  yang  relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
atau  tim  yang  memiki  kemampuan  dan  kompetensi  dalam  merancang atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.
Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan.  Metode
–  metode  tradisional  kini  mulai  ditinggalkan.  Berganti dengan  metode  yang  lebih  modern  dan  lebih  menunjang  proses  pembelajaran
menjadi  lebih  efektif.  Sejalan  dengan  pendekatan  konstruktivisme  dalam pembelajaran,  salah  satu  metode  pembelajaran  yang  kini  banyak  mendapat
respon adalah metode pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pada  metode  pembelajaran  kooperatif,  siswa  diberi  kesempatan  untuk
berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran,  sementara  guru  bertindak  sebagai  fasilitator  dan  motivator
aktivitas  siswa.  Artinya  dalam  pembelajaran  ini,  kegiatan  aktif  dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka sendiri yang bertanggung
jawab atas hasil pembelajarannya. Salah  satu  tipe  dari  metode  cooperative  learning  ini  adalah  tipe  jigsaw.
Menurut Isjoni 2010:54, “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu  dalam  menguasai  materi  pelajaran  untuk  mencapai  prestasi  yang maksimal
”.  Pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  ini  merupakan  bagian  dari pembelajaran  kooperatif  yang  merupakan  pembelajaran  kelompok  dimana
setiap  anggota  bertanggung  jawab  atas  penguasaan  materi  tertentu  dan mengajarkannya  kepada  anggota  kelompoknya  setelah  adanya  mempelajari
dengan kelompok ahli masing-masing. Selain  itu  penerapan  metode  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  dapat
melatih  siswa  untuk  bertanggung  jawab  dengan  tugas  yang  diberikan.  Tugas yang  diberikan  bersifat  terstruktur  artinya  pada  saat  siswa  melakukan  proses
belajar  bersama  rekan  sebaya  peer  teaching,  siswa  perlu  bertukar  informasi secara sistematis dalam menyatukan materi utuh, karena setiap siswa memiliki
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
potongan materi yang berbeda. Pemilihan  metode  pembelajaran  ini  merujuk  kepada  penelitian
sebelumnya,  yang  dilakukan  oleh  Supiatin  2010:110-111  penerapan pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  ini  secara  empirik  lebih  efektif  untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keterampilan Komputer dan  Pengelolaan  Informasi  KKPI  di  SMK  pada  aspek  memahami  C2  dan
aspek  menerapkan  C3  ranah  kognitif  dibandingkan  dengan  siswa  yang menggunakan  metode  demonstrasi.  Dilihat  dari  perbedaan  nilai  skor  postest
kelas  eksperimen  sebesar  96.8  sedangkan  perolehan  nilai  skor  postest  kelas kontrol  sebesar  65.8  dan  Kriteria  Ketuntasan  Minimum  KKM  yang
digunakan  di  SMK  Negeri  4  sebesar  70.  Selain  itu  rata-rata  gain  kelompok eksperimen  yang  menggunakan  metode  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw
mengalami  peningkatan  kemampuan  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan kelompok  kontrol  yang  menggunakan  metode  demonstrasi.  Hal  ini
menunjukan  bahwa  metode  pembelajaran  tipe  jigsaw  lebih  efektif  untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Juga  merujuk  pada  penelitian  tindakan  kelas  yang  dilakukan  sebelumnya oleh  Puspitaningrum  2008:68-69  terhadap  siswa  kelas  IX  B  SMPN  2
Ngamprah,  dengan  menggunakan  pendekatan  penelitian  tindakan  kelas  pada mata  pelajaran  Geografi,  pokok  bahasan  negara  maju  dan  berkembang.  Hasil
penelitian  menunjukan  bahwa  1  pada  tindakan  I  siswa  terlihat  bingung dengan  diterapkannya  metode  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  dan
keaktifan  siswa  dalam  kerjasama  kelompok  masih  kurang.  Kondisi  ini  juga terjadi  pada  guru  dalam  melaksanakan  pembelajaran.  Hasil  belajar  siswa
89,5  sudah  mencapai  SKBM.  2  Pada  tindakan  II  keaktifan  siswa  dalam kerjasama kelompok  mengalami peningkatan  juga diiringi aktivitas guru  yang
mengalami  perubahan  ke  arah  perbaika,  proses  pembelajaran  dapat  berjalan secara optimal. Hasil belajar siswa 100 sudah mencapai SKBM.
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pada  penelitian  tindakan  kelas  yang  lain,  yang  dilakukan  oleh  Rochaeti 2012:67-68 hasil tes atau evaluasi menunjukan ada peningkatan hasil belajar
siswa dari kegiatan pembelajaran pra tindakan, siklus I dan siklus II. Nilai rata- rata  pra  tindakan  sebesar  63,33,  siklus  I  sebesar  70,00  dengan  nilai  dibawah
ketuntasan  minimal  sebanyak  8  orang  siswa,  sedangkan  nilai  rata-rata  pada siklus  II  sebesar  81,48  dengan  nilai  seluruh  siswa  tidak  ada  yang  dibawah
ketuntasan  minimal.  Selain  itu,  aktivitas  belajar  siswa  juga  mengalami peningkatan  dari  siklus  I  sebesar  55,00  menjadi  86,67  pada  siklus  II.
Penelitian  ini  menunjukan  bahwa  dengan  adanya  penerapan  model pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw pada pembelajaran IPS pokok
bahasan teknologi komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian yang lain, yang dilakukan oleh Afifuddin 2008:146 hasil
analisis  menunjukkan  bahwa  :  1  Ada  perbedaan  pengaruh  secara  signifikan penggunaan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  dan  tipe  Group
Investigation GI  terhadap  prestasi  belajar  biologi  siswa,  2  Ada  perbedaan
pengaruh secara signifikan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar biologi,  3  Ada  interaksi  pengaruh  secara  signifikan  penggunan  model
pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  dan  tipe  Group  Investigation  GI  dan motivasi  berprestasi siswa terhadap prestasi  belajar biologi. Berdasarkan hasil
penelitian  tersebut  menyimpulkan  bahwa  prestasi  belajar  Biologi  dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran yang tepat dan peningkatan motivasi
berprestasi  siswa.  Peningkatan  kualitas  pembelajaran  dapat  dilakukan  melalui penggunaan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  dan  GI  dengan
memperhatikan aspek motivasi berprestasi siswa. Salah  satu  contoh  yaitu  standar  kompetensi  animasi  dasar  siswa  pada
kompetensi  keahlian  multimedia,  dengan  menggunakan  metode  pembelajaran kooperatif  tipe  jigsaw,  semua  siswa  diberi  tanggung  jawab  untuk  menguasai
sub pembahasan materi yang ditugaskan gurunya. Dalam proses pembelajaran
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kompetensi  keahlian  animasi  dasar  ini,  terdapat  materi  yang  mengharuskan siswa  untuk  mengerjakannya  secara  kelompok,  hal  ini  akan  mengefektifkan
waktu ketika siswa belajar. Dalam proses pembelajarannya, siswa bekerja sama secara kelompok dan menyelesaikannya secara kooperatif.
Berdasarkan  fakta  hasil  studi  pendahuluan  yang  telah  dilakukan  oleh peneliti  untuk  penelitian  ini  yaitu  di  SMK  Nasional  Bandung,  di  sekolah
tersebut  proses  pembelajaran  kompetensi  keahlian  Animasi  Dasar  dilakukan dengan  menggunakan  metode  demonstrasi  juga  menggunakan  media
pendukung  seperti  modul,  buku  penunjang,  komputer,  software  tertentu sebagai  media  utama,  sehingga  hasil  belajar  dari  siswa  jurusan  multimedia
pada  kompetensi  keahlian  Animasi  Dasar  kurang  memuaskan  dan  belum tercapai secara maksimal dengan dibuktikannya hasil belajar yang kurang dari
KKM  Ketuntasan  Kriteria  Minimum  yaitu  pada  angka  75.  Pada  studi pendahuluan  ini  pun  ditemukan  fakta  bahwa  terkadang  dalam  proses
pembelajarannya,  siswa  masih  belum  menguasai  bahkan  kurang  begitu memahami  konsep  serta  aplikasi  materi  dari  standar  kompetensi  Animasi
Dasar,  baik  sedang  belajar  di  kelas  maupun  sedang  praktek  di  laboratorium komputer.
Akibat dari hanya digunakannya metode demonstrasi di sekolah menengah kejuruan  ini,  sebagian  siswa  yang  cakap  akan  penjelasan  serta  praktek  dari
gurunya tetap pada proporsinya yang cukup memahami, sedangkan siswa yang kurang  begitu  cakap  dengan  materi  yang  disampaikan  gurunya,  mereka
cenderung monoton dalam proses pembelajarannya. Hal  yang  membedakan  dari  penelitian-penelitian  sebelumnya,  bahwa
penelitian kali  ini  membahas tentang standar kompetensi  Animasi Dasar pada Kompetensi Keahlian Multimedia di Sekolah Menengah Kejuruan, yang sama
sekali  belum  dilakukan  penelitian  mengenai  standar  kompetensi  tersebut. Penelitian  ini  juga  dilakukan  karena  melihat  dari  keberhasilan  peningkatan
Nurul Aini Arifin, 2014 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK
Nasional Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
keefektifan  pembelajaran  juga  peningkatan  prestasi  belajar  siswa  yang menggunakan  metode  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw,  yang  dilakukan
pada penelitian sebelumnya. Penerapan  metode  pembelajaran  pada  peneltian  ini  adalah  metode
pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  yang  akan  dibandingkan  dengan  metode pembelajaran  demonstrasi  seperti  yang  biasa  diterapkan  di  sekolah  tersebut,
kedua  metode  pembelajaran  ini  diterapkan  pada  standar  kompetensi  animasi dasar,  pokok  bahasan  menguasai  cara  menggambar kunci untuk animasi  yang
merupakan  spesifikasi  kajian  yang  akan  peneliti  ujikan.  Pada  penelitian  yang sebelum-sebelumnya,  metode  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  ini  hanya
diterapkan  pada  mata  pelajaran  yang  keseluruhannya  hampir  membahas tentang  teori,  sedangkan  pada  penelitian  kali  ini,  peneliti  mencoba  untuk
meneliti pembelajaran yang didalamnya terdapat 70 teori dan 30 praktek.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah