Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
C.  Variabel Penelitian
Variabel  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  variabel  bebas  dan  variabel terikat.  Adapun  variabel  bebas  dalam  penelitian  ini  adalah  pembelajaran
matematika  dengan  menggunakan  pendekatan  pemecahan  masalah,  dan  variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif.
D.  Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Untuk memperoleh data yang representatif digunakan dua jenis instrumen, yaitu  jenis  tes  dan  non  tes.  Instrumen  jenis  tes  adalah  soal-soal  kemampuan
berpikir  kritis  dan  berpikir  kreatif,  sedangkan  instrumen  non  tes  yaitu  lembar observasi  selama  proses  pembelajaran  untuk  mengetahui    aktivitas  guru  dan
peserta  didik,  angket  skala  sikap,  wawancara,  kuesioner,  dan  jurnal  untuk mengetahui  respon  guru  dan  peserta  didik  terhadap  pembelajaran  pemecahan
masalah
.
Instrumen  ini  dikembangkan  melalui  beberapa  tahap,  yaitu:  tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji coba instrumen untuk tes
kemampuan  berpikir  kritis  dan  kreatif  siswa  dan  skala  sikap.  Sebelum  soal diujicobakan,  peneliti  mendiskusikan  terlebih  dahulu  dengan  rekan-rekan  S2
angkatan  2008,  guru  kelas  V  SD  Sukarasa  3  dan  4  Bandung.  Untuk  mengetahui keterbacaan instrumen diujicobakan kepada peserta didik  SDN Sukarasa 3 dan 4
Bandung.  Tahap  berikutnya  dikonsultasikan  kepada  pembimbing.  Setelah  itu instrumen  tes  kemampuan  berpikir  kritis  dan  kreatif  matematik  serta  skala  sikap
diujicobakan di SD  Percontohan UPI Bandung.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Uji  coba  intrumen  dilakukan  untuk  melihat  validitas  butir  tes,  reliabilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes. Selanjutnya data hasil
uji  coba  instrumen  kemudian  dianalisis  dengan  menggunakan  program  excel. Masing-masing jenis  instrumen tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Tes Hasil Belajar
Untuk  mengetahui  kemampuan  awal  peserta  didik,  pada  awal pembelajaran dilakukan pretes kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik
yang  terkait  dengan  bahan  ajar.  Materi  yang  dipakai    dalam  tes  kemampuan berpikir  kritis  dan  kreatif  berdasar  kepada  KTSP  untuk  kelas  V  pada  semester  I
yaitu   luas bangun datar dan volume bangun ruang. Pada  akhir  pembelajaran  dilakukan  postes,  dengan  soal  yang  diujikan
setara  memiliki  kisi-kisi,  jumlah  soal,  nomor  soal,    dan  tingkat  kesukaran  yang sama  dengan  soal  pretes.  Dalam  hal  ini,  jika  soalnya  sama  antara  pretes  dan
postes  dikhawatirkan  peserta  didik  menjawab  soal  dengan  benar  disebabkan soalnya sudah hapal.
a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes  kemampuan  berpikir  kritis  disajikan  dalam  bentuk  tes  uraian  dengan maksud  untuk  mengukur  kemampuan  menganalisis  argumen  serta  kemampuan
melakukan dan mempertimbangkan induksi.  Soal tes ini diberikan secara tertulis dalam  bentuk  uraian  karena  berkaitan  juga  dengan  hasil  belajar  kategori  tingkat
tinggi  yaitu  kemampun  berpikir  kritis  dan  berpikir  kreatif    dalam  matematika Ibrahim:2007.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Tes  kemampuan  berpikir  kritis  ini  disusun  oleh  penulis  dengan  langkah- langkah  pengembangan  sebagai  berikut:  Menyusun  kisi-kisi  yang  sesuai  dengan
bahan  ajar  kemampuan  berpikir  kritis,  standar  kompetensi,  kompetensi  dasar, indikator,  nomor  soal.  Langkah  kedua  menyusun  soal  tes  berdasarkan  kisi-kisi
serta membuat alternatif kunci jawabannya. Langkah ketiga yaitu menilai validitas isi  soal,  validitas  konstruk,  dan  kebenaran  kunci  jawaban.  Langkah  keempat
mempertimbangkan  keterbacaan  soal,  apakah  soal-soal  tersebut  dapat  dipahami atau tidak. Dan langkah terakhir mengujicobakan soal tes yang dilanjutkan dengan
menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya  pembeda. Untuk memperoleh data yang autentik, maka diperlukan sistem penskoran
yang  proporsional  untuk  tiap  item  soal  dari  kedua  tes.  Soal  yang  diberikan berbentuk  soal  pemecahan  masalah  dan  skor  jawaban  peserta  didik  disusun
berdasarkan  indikator  kemampuan  berpikir  kritis  sebagaimana  disajikan  dalam Tabel  3.1  yang merupakan pengembangan dari Enis  1981 hasil modifikasi  dari
Mathematics  General  Rubric  Hudiono,  2007:38.  Penjabaran  kemampuan berpikir  kritis  didasarkan  pada  empat  indikator  yaitu:  1  Mengidentifikasi  dan
menjastifikasi  konsep,  2  Menggeneralisasi    3  Menganalisis  algoritma,  4 Memecahkan masalah,
Tabel 3.1 Rubrik Peskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan Kritis yang Dinilai
Reaksi terhadap soalmasalah Skor
Mengidentifikasi dan
menjastifikasi konsep   Tidak  memberikan  konsep  yang
diharapkan  untuk  memecahkan masalah
1
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
  Memberi  konsep  yang  tidak relevan
dengan pemecahan
masalah   Memberi
konsep tetapi
penyelesaian salah   Memberi konsep dan penyelesaian
benar 2
3
4 Menggeneralisasi
  Tidak memberi jawaban   Memberi jawaban yang tidak rinci
dan salah   Memberi jawaban yang tidak rinci
tetapi hasil benar   Memberi jawaban yang rinci tetapi
hasil salah   Memberi  jawaban  yang  rinci  dan
hasil benar 1
2 3
4 Menganalisis Algoritma
  Tidak ada penyelesaian   Ada  penyelesaian  tetapi  prosedur
tidak jelas   Menggunakan  satu  prosedur  dan
mengarah pada jawaban benar   Menggunakan  satu  prosedur  yang
benar tetapi salah menghitung   Menggunakan  satu  prosedur  dan
jawaban benar 1
2
3 4
Memecahkan Masalah   Tidak  memahami  masalahtidak
ada jawab   Tidak  memperhatikan  syarat-
syarat soalinterpretasi soal kurang tepat
  Merencanakan  penyelesaian  tetapi konsep tidak tepat
  Memberi konsep
tetapi 1
2
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
penyelesaian salah   Merumuskan  masalahmenyususn
model matematika dengan baik 3
4
b. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tes  kemampuan  berpikir  kreatif  berupa  tes  uraian  yang  dikembangkan berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif: kelancaran fluency; elaborasi
elaboration; keaslian originality; dan keluwesan flexibility. Banyaknya soal untuk tes  kemampuan berpikir kreatif ini tujuh item  soal
yang  terdiri  dari  dua  soal  untuk  mengukur  kemampuan  berpikir  keaslian,  dua item  soal  untuk  mengukur  berpikir  kelancaran,  dua  item  untuk  mengukur
kemampuan  berpikir  kelenturan,  dan  satu  soal  untuk  mengkur  kemampuan berpikir keterperincian. Tes kemampuan berpikir kreatif ini penulis susun dengan
langkah-langkah  pengembangannya  sama  seperti  yang  dilakukan  pada penyusunan tes kemampuan berpikir kritis.
Soal  untuk  mengukur  kemampuan  berpikir  kreatif  disusun  dalam  bentuk tes  uraian.  Soal  yang  diberikan  berbentuk  soal  pemecahan  masalah  dan  skor
jawaban  peserta didik  disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.2  yang merupakan pengembangan dari Enis
1981  hasil  modifikasi  dari  Mathematics  General  Rubric  Hudiono,  2007:38. Penjabaran kemampuan berpikir kreatif didasarkan pada empat indikator yaitu : 1
Originality  keaslian,  2  Fluency  kelancaran,  3  Flexibility  kelenturan.  4 Keterperincian.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan Kreatif yang Dinilai
Reaksi terhadap soalmasalah Skor
Originality Keaslian   Tidak menjawab
  Tidak menggambarkan gagasanide dalam
memberikan jawaban  dan mengarah  pada jawaban salah
  Tidak menggambarkan gagasanide dalam memberikan  jawaban  tetapi  mengarah
pada jawaban benar   Menggambarkan  gagasanide  dalam
memberikan  jawaban  tetapi  mengarah pada jawaban salah
  Menggambarkan  gagasanide  dalam memberikan jawaban dan jawaban benar
1 2
3
4
Fluency Kelancaran   Tidak  memberikan  ide  yang  diharapkan
untuk memecahkan masalah   Memberi  ide  yang  tidak  relevan  dengan
pemecahan masalah   Memberi ide tetapi penyelesaian salah
  Memberi ide dan penyelesaian benar 1
2 3
4 Flexibility Kelenturan
  Tidak menjawab   Memberi  jawaban  yang  tidak  beragam
dan salah   Memberi  jawaban  yang  tidak  beragam
tetapi benar   Memberi  jawaban  yang  beragam  tetapi
salah   Memberi  jawaban  yang  beragam  dan
benar 1
2 3
4
Keterperincian   Tidak memberi jawaban
  Memberi  jawaban  yang  tidak  rinci  dan 1
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
salah   Memberi jawaban yang tidak rinci tetapi
hasil benar   Memberi  jawaban  yang  rinci  tetapi  hasil
salah   Memberi  jawaban  yang  rinci  dan  hasil
benar 2
3 4
c. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen  tes  yang  disusun  untuk  tes  kemampuan  berpikir  kritis  dan  tes kemampuan berpikir kreatif masing-masing terdiri dari dua set soal, satu set untuk
pretes  dan  satu  set  untuk  postes.  Setelah  mendapatkan  persetujuan  dari pembimbing  kemudian  diujicobakan  kepada  peserta  didik  kelas  VI  di  Sekolah
Dasar Laboratorium-Percontohan UPI Bandung. Selanjutnya penulis menganalisis hasil uji coba tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda soal tersebut.
1. Uji Validitas
Untuk  menentukan  validitas  isi  soal  tes  kemampauan  berpikir  kritis  dan kreatif  yang  dipakai  pada  penelitian  ini,  dilakukan  atas  pertimbangan  dari  ahli
atau  orang  yang  dianggap  ahli  dalam  hal  tersebut  Sugiyono,  2009.  Untuk memperoleh item soal atau set soal yang memiliki validitas banding yang handal,
digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus produk momen dari Pearson Arikunto,
2007:72. Koefisien
korelasi hasil
perhitungan kemudian
diinterpretasikan,  dengan  klasifikasi  menurut  Arikunto  2007:75  adalah  sebagai berikut  :  0,00      r
xy
≤    0,20    validitas  sangat  rendah,    0,20      r
xy
≤    0,40
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
validitas  rendah,  0,40      r
xy
≤    0,60  validitas  sedang,  0,60      r
xy
≤    0,80 validitas tinggi, 0,80   r
xy
≤  1,00   validitas  sangat tinggi. Hasil perhitungan r
xy
di atas dibandingkan dengan r
xy
tabel dengan derajat kebebasan  df  =  n-2    dan  menggunakan  taraf  signifikansi  5  .    Perhitungan
korelasi  Pearson dilakukan dengan menggunakan bantuan program  Excel.  Untuk hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.1 halaman 266  dan B.4
halaman  277. Hasil  analisis  validitas  item  soal  Tes  Kemampuan  Berpikir  Kritis  untuk
Pretes dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes
Nomor soal r
xy
hitung Validitas
Keterangan
1 0,741
tinggi dipakai
2 0,753
tinggi dipakai
3 0,753
tinggi dipakai
4 0,642
tinggi dipakai
5 0,846
sangat tinggi dipakai
6 0,910
sangat tinggi dipakai
7 0,906
sangat tinggi dipakai
Berdasarkan  Tabel  3.3  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  item  soal  untuk Pretes  pada  Tes  Kemampuan  Berpikir  Kritis  memiliki  derajat  validitas  tinggi
untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, dan validitas sangat tinggi untuk soal nomor 5, 6, dan 7. Dengan demikian seluruh item soal tersebut dipakai dalam penelitian.
Sedangkan  hasil  analisis  untuk  item  soal  Postes  pada  Tes  Kemampuan Berpikir Kritis dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Tabel 3.4 Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Postes
Nomor soal r
xy
hitung Validitas
Keterangan
1 0,756
tinggi dipakai
2 0,767
tinggi dipakai
3 0,718
tinggi dipakai
4 0,597
sedang dipakai
5 0,828
sangat tinggi dipakai
6 0,870
sangat tinggi dipakai
7 0,913
sangat tinggi dipakai
Dari  Tabel  3.4  di  atas,  diketahui  bahwa  item  soal  untuk  Postes  pada  Tes Kemampuan Berpikir Kritis memiliki derajat validitas tinggi untuk soal nomor 1,
2,  dan  3,  validitas  sedang  untuk  soal  nomor  4,  dan  validitas  sangat  tinggi  untuk soal nomor 5, 6, dan 7.  Berdasarkan hal tersebut maka seluruh soal dapat dipakai
dalam penelitian ini. Sementara itu analisis uji validitas item soal untuk Pretes dan Postes pada
Tes  Kemampuan  Berpikir  Kreatif    hasil  perhitungannya  secara  lengkap  dapat dilihat pada Lampiran B.7 halaman 288   dan B.10 halaman 299,  dengan r tabel
untuk n = 30 dengan   taraf  signifikansi  5    dengan   derajat  kebebasan   df = n-2 adalah 0, 361.
Hasil  perhitungan  validitas  untuk  item  soal  Pretes  pada  Kemampuan Berpikir Kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Tabel 3.5 Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kreatif  untuk Pretes
Nomor Soal r
xy
hitung Validitas
Keterangan
1 0,835
sangat tinggi dipakai
2 0,861
sangat tinggi dipakai
3 0,746
tinggi dipakai
4 0,727
tinggi dipakai
5 0,809
sangat tinggi dipakai
6 0,903
sangat tinggi dipakai
7 0,919
sangat tinggi dipakai
Berdasarkan  Tabel  3.5  di  atas,  diketahui  bahwa  soal  nomor  3  dan  4 memiliki  validitas  tinggi,  dan  soal  nomor  1,  2,  5,  6,  dan  7  memiliki  validitas
sangat  tinggi.  Dengan  demikian  keseluruhan  soal  tersebut  bisa  dipakai  dalam penelitian.
Selanjutnya  hasil  perhitungan  uji  validitas  soal  Postes  pada  Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6
Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kreatif  untuk Postes Nomor Soal
r
xy
hitung Validitas
Keterangan
1 0,817
sangat tinggi dipakai
2 0,849
sangat tinggi dipakai
3 0,728
tinggi dipakai
4 0,470
sedang dipakai
5 0,825
sangat tinggi dipakai
6 0,892
sangat tinggi dipakai
7 0,865
sangat tinggi dipakai
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Dari  Tabel  3.6  di  atas,  nampak  bahwa  soal  nomor  1,  2,  5,  6,  dan  7 memiliki validitas sangat tinggi. Sedangkan soal nomor 3 validitasnya tinggi dan
nomor 4 validitasnya sedang. Berdasarkan hal tersebut, seluruh soal dapat dipakai pada penelitian ini.
2.  Uji Reliabilitas
Reliabilitas  dimaksudkan  untuk  mengetahui  keajegan  hasil  tes.  Suatu  tes dinyatakan  mempunyai  tarap  kepercayaan  yang  tinggi  jika  tes  tersebut  dapat
memberikan hasil yang tetap Arikunto, 2007:86 Adapun cara menghitung koefisien reliabilitas yang digunakan adalah cara
Cronbach  Alpha.  Hal  ini  berdasar  pendapat  Arikunto  2007:109  bahwa  untuk menghitung  koefisien  reliabilitas  pada  bentuk  soal  yang  memiliki  jawaban
beraneka ragam, seperti skala likert atau soal uraian menggunakan cara Cronbach Alpa.
Hasil  perhitungan  koefisien  reliabilitas,  kemudian  ditafsirkan  dan  di interpretasikan  mengikuti  interpretasi  menurut  J.P  Guilford  Suherman  dan
Sukjaya, 1990: 177, yaitu r  ≤ 0,20 sangat rendah ,  0,20   r  ≤ 0,40 rendah ,
0,40   r  ≤ 0,60 sedang,  0,60   r  ≤ 0,80 tinggi, 0,80   r  ≤ 1,00 sangat tinggi.
Perhitungan  koefisien  reliabilitas  dilakukan  dengan  bantuan  program excel.  Perhitungan  lengkap  untuk  tes  kemampuan  berpikir  kritis  ini  disajikan
dalam Lampiran B.2 halaman 268 dan B.5 halaman  279. Sedangkan perhitungan
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
koefisien  reliabilitas  untuk  tes  kemampuan  berpikir  kreatif  disajikan  pada Lampiran B.8 halaman 290 dan B.11 halaman 301.
Hasil  perhitungan  koefisien  reliabilitas  set  soal  untuk  Pretes  dan  Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis  disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas
Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes dan Postes Set Soal
r
11
r
tabel
Interpretasi
Pretes Kemampuan Berpikir Kritis  0,89 0,367
sangat tinggi Postes Kemampuan Berpikir Kritis  0,883  0,367
sangat tinggi
Berdasarkan  Tabel  3.7  di  atas,  seluruh  soal  untuk  pretes  dan  postes  pada Tes  Kemampuan  Berpikir  Kritis  memiliki  koefisien  yang  sangat  tinggi,  dengan
demikian soal ini dipakai pada penelitian. Hasil  perhitungan  koefisien  reliabilitas  set  soal  untuk  Pretes  dan  Postes
pada Tes Kemampuan berpikir Kreatif  disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas
Soal Tes Kemampuan Berpikir  Kreatif  untuk Pretes dan Postes Set Soal
r
11
r
tabel
Interpretasi
Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif 0,91
0,367 sangat tinggi
Postes Kemampuan Berpikir Kreatif 0,879  0,367
sangat tinggi
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Pada Tabel 3.8 di atas tampak bahwa set soal untuk Pretes dan Postes pada Tes  Kemampuan  Berpikir  Kreatif  memiliki  reliabilitas  sangat  tinggi.  Dengan
demikian set  soal ini dipakai pada penelitian.
3. Analisis Tingkat Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir soal pada instrumen dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir soal
tersebut. Soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik, apabila  soal-soal  tersebut  tidak  terlalu  sukar  dan  tidak  terlalu  mudah.  Soal  yang
terlalu  mudah  tidak  dapat  merangsang  peserta  didik  untuk  berusaha memecahkannya,  dan  soal  yang  terlalu  sukar  akan  menyebabkan  peserta  didik
putus asa dan tidak bersemangat lagi untuk mencoba karena diluar jangkauannya Arikunto, 2007:207.
Setelah  diperoleh  nilai  tingkat  kesukaran  atau  indeks  kesukaran  soal, selanjutnya  diinterpretasikan  dengan  mengacu  pada  ketentuan  yang  diajukan
Suherman dan Sukjaya 1990:213 Perhitungan  indeks  kesukaran  dilakukan  dengan  menggunakan  program
Excel. Perhitungan lengkap untuk tes kemampuan berpikir kritis disajikan dalam Lampiran  B.3  halaman  271  dan  Lampiran  B.6  halaman  282.  Sedangkan
perhitungan  lengkap  indeks  kesukaran  untuk  tes  kemampuan  berpikir  kreatif disajikan dalam Lampiran B.9 halaman 293 dan Lampiran B.12  halaman 304.
Hasil  perhitungan  indeks  kesukaran  item  soal  Pretes  pada  Tes  Kemampuan Berpikir Kritis disajikan dalam Tabel 3.9 berikut ini:
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen
Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes Nomor Soal
Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,313
sedang 2
0,359 sedang
3 0,281
sukar 4
0,328 sedang
5 0,422
sedang 6
0,563 sedang
7 0,453
sedang
Dari  Tabel  3.9  di  atas  diperoleh  tingkat  kesukaran  untuk  soal  nomor  3 tergolong  sukar,  sedangkan  soal  lainnya  tingkat  kesukarannya  sedang.  Dengan
demikian seluruh soal ini dapat dipakai dalam penelitian.
Hasil  perhitungan  indeks  kesukaran  item  soal  Postes  pada  Tes  Kemampuan Berpikir Kritis disajikan dalam Tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen
Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Postes Nomor Soal
Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,484
sedang 2
0,406 sedang
3 0,250
sukar 4
0,343 sedang
5 0,359
sedang 6
0,453 sedang
7 0,469
sedang Berdasarkan  Tabel  3.10  di  atas,  diperoleh  tingkat  kesukarannya  soal-soal
tersebut  berderajat  sedang,  kecuali  untuk  soal  nomor  3  tergolong  sukar.  Dengan demikian seluruh soal ini dapat dipakai dalam penelitian.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Selanjutnya  hasil  perhitungan  indeks  kesukaran  item  soal  Pretes  pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif disajikan dalam Tabel 3.11 berikut ini:
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Pretes Nomor
Soal Indeks Kesukaran
Interpretasi
1 0,359
sedang 2
0,328 sedang
3 0,359
sedang 4
0,234 sukar
5 0,422
sedang 6
0,531 sedang
7 0,500
sedang
Dari  data  pada  Tabel  3.11  di  atas,  diperoleh  informasi  bahwa  enam  soal tingkat  kesukarannya  sedang,  satu  soal  tingkat  kesukarannya  berderajat  sukar.
Dengan demikian dalam penelitian ini seluruh soal dapat dipakai. Berikutnya  hasil  perhitungan  indeks  kesukaran  item  soal  Postes  pada
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif disajikan dalam Tabel 3.12 berikut ini:
Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Postes Nomor
Soal Indeks Kesukaran
Interpretasi
1 0,391
sedang 2
0,391 sedang
3 0,391
sedang 4
0,297 sukar
5 0,434
sedang 6
0,500 sedang
7 0,484
sedang
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Berdasarkan  Tabel  3.12  di  atas,  diperoleh  informasi  bahwa  hanya  soal nomor 4 yang sukar, sedangkan yang  lainnya tingkat kesukarannya sedang. Oleh
karena itu soal-soal ini dipakai pada penelitian.
4. Analisis Daya Pembeda
Daya  pembeda  soal  adalah  kemampuan  sesuatu  soal  untuk  membedakan antara  peserta  didik  berkemampuan  tinggi  dengan  peserta  didik  berkemampuan
rendah  Arikunto,  2007:211.  Perhitungan  daya  pembeda  dilakukan  dengan menggunakan  program  Excel.  Perhitungan  lengkap  Daya  Pembeda  ini  disajikan
dalam Lampiran B.3 halaman 271 , B.6 halaman 282, B.9 halaman 293, dan B.12 halaman 304.
Hasil perhitungan Daya Pembeda untuk soal Pretes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis disajikan dalam Tabel 3.13 berikut ini.
Tabel 3.13 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal
Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes Nomor Soal
Daya Pembeda Interpretasi
1 0,500
baik 2
0,531 baik
3 0,313
cukup 4
0,406 cukup
5 0,500
baik 6
0,750 baik
7 0,719
baik Dengan memperhatikan Tabel 3.13 di atas, soal-soal untuk Pretes pada Tes
Kemampuan  Berpikir  Kritis  memiliki  Daya  Pembeda  yang  termasuk  pada kategori baik.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Hasil  perhitungan  Daya  Pembeda  item  soal  Postes  untuk  Tes  Kemampuan Berpikir Kritis dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini.
Tabel 3.14 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal
Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Postes Nomor Soal
Daya Pembeda Interpretasi
1 0,469
baik 2
0,563 baik
3 0,250
cukup 4
0,375 cukup
5 0,594
baik 6
0,906 sangat baik
7 0,938
sangat baik Berdasarkan  Tabel  3.14  di  atas,  soal-soal  untuk  Postes  pada  Tes
Kemampuan  Berpikir  Kritis  memiliki  Daya  Pembeda  yang  termasuk  pada kategori baik. Untuk soal nomor 6 dan 7 berkategori sangat baik.
Hasil  perhitungan  Daya  Pembeda  untuk  item  soal  Pretes  Kemampuan Berpikir Kreatif disajikan dalam Tabel 3.15 berikut ini.
Tabel 3.15 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Pretes Nomor
Soal Daya Pembeda
Interpretasi
1 0,594
baik 2
0,469 baik
3 0,469
baik 4
0,406 baik
5 0,281
cukup 6
0,625 baik
7 0,813
sangat baik
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Berdasarkan  Tabel  3.15  di  atas,  soal-soal  untuk  Pretes  pada  Tes Kemampuan  Berpikir  Kreatif  memiliki  Daya  Pembeda  yang  termasuk  pada
kategori baik. Untuk  hasil  perhitungan  Daya  Pembeda  item  soal  Postes  pada  Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.16 di bawah ini.
Tabel 3.16 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Postes Nomor Soal
Daya Pembeda Interpretasi
1 0,594
baik 2
0,594 baik
3 0,531
baik 4
0,406 baik
5 0,563
baik 6
0,688 baik
7 0,719
sangat baik
Dari Tabel  3.16 di  atas  diketahui  bahwa seluruh item  soal memiliki daya pembeda  berkategori  baik.  Sedangkan  untuk  soal  nomor  7  berkategori  sangat
baik.
2. Skala Sikap Peserta Didik
Skala  sikap  dalam  penelitian  ini  digunakan  untuk  mengungkap  sikap peserta  didik  terhadap  pembelajaran  melalui  pendekatan  pemecahan  masalah.
Dalam  hal  ini  peserta  didik  diminta  kesediaannya  untuk  memberikan  pendapat atau sikap  terhadap pernyataan-pernyataan baik itu positif ataupun negatif.
Skala sikap ini memiliki pilihan jawaban:  Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak  Setuju  SS,  dan  Sangat  Tidak  Setuju  STS.  Instrumen  skala  sikap  ini
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
diberikan  kepada  peserta  didik  setelah  keseluruhan  proses  pembelajaran  dan postes selesai dan diberikan pada kelas eksperimen saja.
Pembuatan  skala  sikap  ini  mengacu  kepada  ciri-ciri  kemampuan  berpikir kreatif  peserta  didik  yang  berhubungan  dengan  ranah  afektif.  Selanjutnya  skala
sikap ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk meminta pertimbangan mengenai  validitas  isi  skala  sikap  tersebut.  Skala  sikap  dalam  penelitian  ini
ditentukan berdasarkan jawaban responden Mulyana, 2005 Hasil  ujicoba  angket  skala  sikap  dianalisis  menggunakan  program  Excel
dengan  uji  Alpha-Cronbach.  Dari  28  item  pernyataan  yang  diberikan  kepada  30 responden,  didapatkan  hasil  bahwa  ke  28  pernyataan  tersebut  valid  dan  reliabel
maka  semuanya  dapat  dipakai  dalam  penelitian  ini.  Selanjutnya  mengenai pemberian skor dan perhitungan lengkap disajikan dalam Lampiran B.13 halaman
310.
3. Lembar  Observasi
Lembar  observasi  digunakan  untuk  mengukur  aktivitas  peserta  didik  dan guru  selama  proses  pembelajaran  berlangsung,  interaksi  antara  peserta  didik  dan
guru,  serta  interaksi  peserta  didik  dengan  peserta  didik  dalam  pembelajaran pemecahan  masalah.  Lembar  observasi  terdiri  dari  dua  bagian  yaitu  lembar
observasi  aktivitas  guru  dan lembar observasi  bagi  peserta didik. Guru bertindak sebagai  pelaksana  langsung  model  pembelajaran  pemecahan  masalah  di  kelas
Eksprimen.  Sedangkan  pengamatan  terhadap  aktivitas    peserta  didik  dilakukan oleh peneliti dan 1 orang  guru di  sekolah tersebut  sebagai  observer. Pengamatan
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
dilakukan  selama  tujuh    kali  pertemuan  dan  hasilnya  dicatat  dalam  lembar observasi  yang telah disediakan. Sedangkan daftar isian adalah daftar pertanyaan
bagi  guru  pengamat  yang  telah  mengamati  proses  pembelajaran.  Lembar observasi  untuk  peserta  didik  dan  guru  berturut-turut  disajikan  dalam  Lampiran
A.12 halaman 173  dan Lampiran A.13 halaman 176 . Sementara itu hasil analisis observasi  peserta  didik  dan  guru  berturut-turut  disajikan  dalam  Lampiran  C.48-
C.50  halaman 376-378 dan Lampiran C. 51-C.53 halaman 379-383.
4.   Kuesioner
Kuessioner  ini  diberikan  kepada  guru-guru    di  sekolah  tempat  penelitian. Dalam  kuessioner  ini  diberikan  sejumlah  pertanyaan  yang  berhubungan  dengan
pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam hal ini para  guru  diharapkan  untuk  melengkapi  daftar  isian  sebagai  informasi  atau
pendapatnya.  Lembar  kuesioner  untuk  guru  disajikan  dalam  Lampiran  A.14 halaman 179.
5.  Jurnal
Jurnal  berisi  kesan  peserta  didik  selama  dilaksanakan  pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. Pengisian jurnal oleh peserta
didik  untuk  memperoleh  gambaran  mengenai  tanggapan  dan  minat  peserta  didk terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Menganalisis  jurnal  kesan  peserta  didik  dengan  mengelompokan  kesan atau komentar peserta didik dalam kelompok komentar positif, negatif, biasa, atau
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
tidak  berkomentar  kemudian  dihitung  persentasenya.  Format  Jurnal  tercantum dalam Lampiran A. 17   halaman 183.
6. Wawancara
Wawancara  dilakukan  untuk  mengetahui  sikap  dan  kesan  peserta  didik secara  langsung  terhadap  pelaksanaan  pembelajaran  dengan  menggunakan
pendekatan  pemecahan  masalah.  Wawancara  berisi  tanggapan  peserta  didik terhadap  penyajian  pembelajaran  oleh  guru,  proses  pembelajaran  yang  dialami,
penyajian  masalah,  serta  soal-soal  pemecahan  masalah  yang  tergolong  soal-soal non  rutin.  Wawancara  juga  dilaksanakan  dengan  guru  yang  terlibat  langsung
dalam  proses  pembelajaran.  Wawancara  dengan  guru  dimaksudkan  untuk mengetahui  sejauh  mana  sikap  dan  pendapatnya  terhadap  pembelajaran  dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Pedoman  wawancara  termuat  dalam  Lampiran  A.15  dan  A.16  halaman
181 dan 182.
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada  enam  cara  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini, yaitu melalui tes, skala sikap, lembar observasi, kuesioner, jurnal dan wawancara.
Tes dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran,  sedangkan skala sikap, jurnal, kuesioner,  dan  wawancara  dilakukan  setelah  selesai  pembelajaran  dan  postes.
Lembar  observasi  dilakukan  selama  pembelajaran  berlangsung  untuk  mengamati kinerja guru dan aktivitas pembelajaran siswa.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
F. Teknik Pengolahan Data
Data  yang  diperoleh  dari  hasil  pengumpulan  data  selanjutnya  diolah melalui tahapan sebagai berikut:
1.   Pengolahan Data Hasil Tes a
Memberikan skor jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban dan sistem penskoran yang digunakan.
b Membuat  tabel  yang berisikan skor tes hasil kelas  eksperimen dan kelas
kontrol. c
Menghitung rerata skor tes setiap kelas d
Menghitung deviasi standar untuk mengetahui penyebaran kelompok e
Melakukan  uji  normalitas  untuk  mengetahui  apakah  data  berdistribusi normal    atau  tidak  dengan  menggunakan  uji  statistik  Kolmogorov-
Smirnov. f
Melakukan  uji  homogenitas  untuk  mengetahui  tingkat  kehomogenan distribusi populasi data tes dengan menggunakan uji Levene.
g.   Peningkatan  kompetensi  yang  terjadi  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran dihitung  dengan rumus g factor N-Gains dengan rumus:
g =
e Maks
e Post
S S
S S
Pr Pr
 
Hake dalam Nirmala, 2009 h.    Untuk  mengetahui  perbedaan  peningkatan  kemampuan  berpikir  kritis  dan
kreatif  matematik  peserta  didik  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata  uji-t dengan
menggunakan uji statistik Compare Mean Independent Samples Test.
Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
2.  Pengolahan data skala sikap 3.  Pengolahan data lembar observasi
4.    Pendeskripsian  tanggapan  guru  tentang  pembelajaran  dan  tes  yang  diberikan yang diperoleh dari data kuesioner
5.  Pendeskripsian  tanggapan  peserta  didik  tentang  pembelajaran  dan  tes  yang diberikan yang diperoleh dari data jurnal dan wawancara.
G.   Bahan Ajar