Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan Data

Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, dan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif.

D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Untuk memperoleh data yang representatif digunakan dua jenis instrumen, yaitu jenis tes dan non tes. Instrumen jenis tes adalah soal-soal kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif, sedangkan instrumen non tes yaitu lembar observasi selama proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dan peserta didik, angket skala sikap, wawancara, kuesioner, dan jurnal untuk mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap pembelajaran pemecahan masalah . Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu: tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji coba instrumen untuk tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dan skala sikap. Sebelum soal diujicobakan, peneliti mendiskusikan terlebih dahulu dengan rekan-rekan S2 angkatan 2008, guru kelas V SD Sukarasa 3 dan 4 Bandung. Untuk mengetahui keterbacaan instrumen diujicobakan kepada peserta didik SDN Sukarasa 3 dan 4 Bandung. Tahap berikutnya dikonsultasikan kepada pembimbing. Setelah itu instrumen tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik serta skala sikap diujicobakan di SD Percontohan UPI Bandung. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Uji coba intrumen dilakukan untuk melihat validitas butir tes, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes. Selanjutnya data hasil uji coba instrumen kemudian dianalisis dengan menggunakan program excel. Masing-masing jenis instrumen tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, pada awal pembelajaran dilakukan pretes kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik yang terkait dengan bahan ajar. Materi yang dipakai dalam tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif berdasar kepada KTSP untuk kelas V pada semester I yaitu luas bangun datar dan volume bangun ruang. Pada akhir pembelajaran dilakukan postes, dengan soal yang diujikan setara memiliki kisi-kisi, jumlah soal, nomor soal, dan tingkat kesukaran yang sama dengan soal pretes. Dalam hal ini, jika soalnya sama antara pretes dan postes dikhawatirkan peserta didik menjawab soal dengan benar disebabkan soalnya sudah hapal.

a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes kemampuan berpikir kritis disajikan dalam bentuk tes uraian dengan maksud untuk mengukur kemampuan menganalisis argumen serta kemampuan melakukan dan mempertimbangkan induksi. Soal tes ini diberikan secara tertulis dalam bentuk uraian karena berkaitan juga dengan hasil belajar kategori tingkat tinggi yaitu kemampun berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam matematika Ibrahim:2007. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tes kemampuan berpikir kritis ini disusun oleh penulis dengan langkah- langkah pengembangan sebagai berikut: Menyusun kisi-kisi yang sesuai dengan bahan ajar kemampuan berpikir kritis, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, nomor soal. Langkah kedua menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi serta membuat alternatif kunci jawabannya. Langkah ketiga yaitu menilai validitas isi soal, validitas konstruk, dan kebenaran kunci jawaban. Langkah keempat mempertimbangkan keterbacaan soal, apakah soal-soal tersebut dapat dipahami atau tidak. Dan langkah terakhir mengujicobakan soal tes yang dilanjutkan dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Untuk memperoleh data yang autentik, maka diperlukan sistem penskoran yang proporsional untuk tiap item soal dari kedua tes. Soal yang diberikan berbentuk soal pemecahan masalah dan skor jawaban peserta didik disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.1 yang merupakan pengembangan dari Enis 1981 hasil modifikasi dari Mathematics General Rubric Hudiono, 2007:38. Penjabaran kemampuan berpikir kritis didasarkan pada empat indikator yaitu: 1 Mengidentifikasi dan menjastifikasi konsep, 2 Menggeneralisasi 3 Menganalisis algoritma, 4 Memecahkan masalah, Tabel 3.1 Rubrik Peskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan Kritis yang Dinilai Reaksi terhadap soalmasalah Skor Mengidentifikasi dan menjastifikasi konsep  Tidak memberikan konsep yang diharapkan untuk memecahkan masalah 1 Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu  Memberi konsep yang tidak relevan dengan pemecahan masalah  Memberi konsep tetapi penyelesaian salah  Memberi konsep dan penyelesaian benar 2 3 4 Menggeneralisasi  Tidak memberi jawaban  Memberi jawaban yang tidak rinci dan salah  Memberi jawaban yang tidak rinci tetapi hasil benar  Memberi jawaban yang rinci tetapi hasil salah  Memberi jawaban yang rinci dan hasil benar 1 2 3 4 Menganalisis Algoritma  Tidak ada penyelesaian  Ada penyelesaian tetapi prosedur tidak jelas  Menggunakan satu prosedur dan mengarah pada jawaban benar  Menggunakan satu prosedur yang benar tetapi salah menghitung  Menggunakan satu prosedur dan jawaban benar 1 2 3 4 Memecahkan Masalah  Tidak memahami masalahtidak ada jawab  Tidak memperhatikan syarat- syarat soalinterpretasi soal kurang tepat  Merencanakan penyelesaian tetapi konsep tidak tepat  Memberi konsep tetapi 1 2 Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu penyelesaian salah  Merumuskan masalahmenyususn model matematika dengan baik 3 4

b. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes kemampuan berpikir kreatif berupa tes uraian yang dikembangkan berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif: kelancaran fluency; elaborasi elaboration; keaslian originality; dan keluwesan flexibility. Banyaknya soal untuk tes kemampuan berpikir kreatif ini tujuh item soal yang terdiri dari dua soal untuk mengukur kemampuan berpikir keaslian, dua item soal untuk mengukur berpikir kelancaran, dua item untuk mengukur kemampuan berpikir kelenturan, dan satu soal untuk mengkur kemampuan berpikir keterperincian. Tes kemampuan berpikir kreatif ini penulis susun dengan langkah-langkah pengembangannya sama seperti yang dilakukan pada penyusunan tes kemampuan berpikir kritis. Soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif disusun dalam bentuk tes uraian. Soal yang diberikan berbentuk soal pemecahan masalah dan skor jawaban peserta didik disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.2 yang merupakan pengembangan dari Enis 1981 hasil modifikasi dari Mathematics General Rubric Hudiono, 2007:38. Penjabaran kemampuan berpikir kreatif didasarkan pada empat indikator yaitu : 1 Originality keaslian, 2 Fluency kelancaran, 3 Flexibility kelenturan. 4 Keterperincian. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan Kreatif yang Dinilai Reaksi terhadap soalmasalah Skor Originality Keaslian  Tidak menjawab  Tidak menggambarkan gagasanide dalam memberikan jawaban dan mengarah pada jawaban salah  Tidak menggambarkan gagasanide dalam memberikan jawaban tetapi mengarah pada jawaban benar  Menggambarkan gagasanide dalam memberikan jawaban tetapi mengarah pada jawaban salah  Menggambarkan gagasanide dalam memberikan jawaban dan jawaban benar 1 2 3 4 Fluency Kelancaran  Tidak memberikan ide yang diharapkan untuk memecahkan masalah  Memberi ide yang tidak relevan dengan pemecahan masalah  Memberi ide tetapi penyelesaian salah  Memberi ide dan penyelesaian benar 1 2 3 4 Flexibility Kelenturan  Tidak menjawab  Memberi jawaban yang tidak beragam dan salah  Memberi jawaban yang tidak beragam tetapi benar  Memberi jawaban yang beragam tetapi salah  Memberi jawaban yang beragam dan benar 1 2 3 4 Keterperincian  Tidak memberi jawaban  Memberi jawaban yang tidak rinci dan 1 Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu salah  Memberi jawaban yang tidak rinci tetapi hasil benar  Memberi jawaban yang rinci tetapi hasil salah  Memberi jawaban yang rinci dan hasil benar 2 3 4

c. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen tes yang disusun untuk tes kemampuan berpikir kritis dan tes kemampuan berpikir kreatif masing-masing terdiri dari dua set soal, satu set untuk pretes dan satu set untuk postes. Setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing kemudian diujicobakan kepada peserta didik kelas VI di Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI Bandung. Selanjutnya penulis menganalisis hasil uji coba tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal tersebut.

1. Uji Validitas

Untuk menentukan validitas isi soal tes kemampauan berpikir kritis dan kreatif yang dipakai pada penelitian ini, dilakukan atas pertimbangan dari ahli atau orang yang dianggap ahli dalam hal tersebut Sugiyono, 2009. Untuk memperoleh item soal atau set soal yang memiliki validitas banding yang handal, digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus produk momen dari Pearson Arikunto, 2007:72. Koefisien korelasi hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan, dengan klasifikasi menurut Arikunto 2007:75 adalah sebagai berikut : 0,00 r xy ≤ 0,20 validitas sangat rendah, 0,20 r xy ≤ 0,40 Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu validitas rendah, 0,40 r xy ≤ 0,60 validitas sedang, 0,60 r xy ≤ 0,80 validitas tinggi, 0,80 r xy ≤ 1,00 validitas sangat tinggi. Hasil perhitungan r xy di atas dibandingkan dengan r xy tabel dengan derajat kebebasan df = n-2 dan menggunakan taraf signifikansi 5 . Perhitungan korelasi Pearson dilakukan dengan menggunakan bantuan program Excel. Untuk hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.1 halaman 266 dan B.4 halaman 277. Hasil analisis validitas item soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes Nomor soal r xy hitung Validitas Keterangan 1 0,741 tinggi dipakai 2 0,753 tinggi dipakai 3 0,753 tinggi dipakai 4 0,642 tinggi dipakai 5 0,846 sangat tinggi dipakai 6 0,910 sangat tinggi dipakai 7 0,906 sangat tinggi dipakai Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, dapat diketahui bahwa item soal untuk Pretes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis memiliki derajat validitas tinggi untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, dan validitas sangat tinggi untuk soal nomor 5, 6, dan 7. Dengan demikian seluruh item soal tersebut dipakai dalam penelitian. Sedangkan hasil analisis untuk item soal Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.4 Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Postes Nomor soal r xy hitung Validitas Keterangan 1 0,756 tinggi dipakai 2 0,767 tinggi dipakai 3 0,718 tinggi dipakai 4 0,597 sedang dipakai 5 0,828 sangat tinggi dipakai 6 0,870 sangat tinggi dipakai 7 0,913 sangat tinggi dipakai Dari Tabel 3.4 di atas, diketahui bahwa item soal untuk Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis memiliki derajat validitas tinggi untuk soal nomor 1, 2, dan 3, validitas sedang untuk soal nomor 4, dan validitas sangat tinggi untuk soal nomor 5, 6, dan 7. Berdasarkan hal tersebut maka seluruh soal dapat dipakai dalam penelitian ini. Sementara itu analisis uji validitas item soal untuk Pretes dan Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif hasil perhitungannya secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.7 halaman 288 dan B.10 halaman 299, dengan r tabel untuk n = 30 dengan taraf signifikansi 5 dengan derajat kebebasan df = n-2 adalah 0, 361. Hasil perhitungan validitas untuk item soal Pretes pada Kemampuan Berpikir Kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.5 Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Pretes Nomor Soal r xy hitung Validitas Keterangan 1 0,835 sangat tinggi dipakai 2 0,861 sangat tinggi dipakai 3 0,746 tinggi dipakai 4 0,727 tinggi dipakai 5 0,809 sangat tinggi dipakai 6 0,903 sangat tinggi dipakai 7 0,919 sangat tinggi dipakai Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa soal nomor 3 dan 4 memiliki validitas tinggi, dan soal nomor 1, 2, 5, 6, dan 7 memiliki validitas sangat tinggi. Dengan demikian keseluruhan soal tersebut bisa dipakai dalam penelitian. Selanjutnya hasil perhitungan uji validitas soal Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini. Tabel 3.6 Validitas Item Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Postes Nomor Soal r xy hitung Validitas Keterangan 1 0,817 sangat tinggi dipakai 2 0,849 sangat tinggi dipakai 3 0,728 tinggi dipakai 4 0,470 sedang dipakai 5 0,825 sangat tinggi dipakai 6 0,892 sangat tinggi dipakai 7 0,865 sangat tinggi dipakai Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Dari Tabel 3.6 di atas, nampak bahwa soal nomor 1, 2, 5, 6, dan 7 memiliki validitas sangat tinggi. Sedangkan soal nomor 3 validitasnya tinggi dan nomor 4 validitasnya sedang. Berdasarkan hal tersebut, seluruh soal dapat dipakai pada penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keajegan hasil tes. Suatu tes dinyatakan mempunyai tarap kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap Arikunto, 2007:86 Adapun cara menghitung koefisien reliabilitas yang digunakan adalah cara Cronbach Alpha. Hal ini berdasar pendapat Arikunto 2007:109 bahwa untuk menghitung koefisien reliabilitas pada bentuk soal yang memiliki jawaban beraneka ragam, seperti skala likert atau soal uraian menggunakan cara Cronbach Alpa. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dan di interpretasikan mengikuti interpretasi menurut J.P Guilford Suherman dan Sukjaya, 1990: 177, yaitu r ≤ 0,20 sangat rendah , 0,20 r ≤ 0,40 rendah , 0,40 r ≤ 0,60 sedang, 0,60 r ≤ 0,80 tinggi, 0,80 r ≤ 1,00 sangat tinggi. Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan bantuan program excel. Perhitungan lengkap untuk tes kemampuan berpikir kritis ini disajikan dalam Lampiran B.2 halaman 268 dan B.5 halaman 279. Sedangkan perhitungan Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu koefisien reliabilitas untuk tes kemampuan berpikir kreatif disajikan pada Lampiran B.8 halaman 290 dan B.11 halaman 301. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas set soal untuk Pretes dan Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes dan Postes Set Soal r 11 r tabel Interpretasi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis 0,89 0,367 sangat tinggi Postes Kemampuan Berpikir Kritis 0,883 0,367 sangat tinggi Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, seluruh soal untuk pretes dan postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis memiliki koefisien yang sangat tinggi, dengan demikian soal ini dipakai pada penelitian. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas set soal untuk Pretes dan Postes pada Tes Kemampuan berpikir Kreatif disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Pretes dan Postes Set Soal r 11 r tabel Interpretasi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif 0,91 0,367 sangat tinggi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif 0,879 0,367 sangat tinggi Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Pada Tabel 3.8 di atas tampak bahwa set soal untuk Pretes dan Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif memiliki reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian set soal ini dipakai pada penelitian.

3. Analisis Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir soal pada instrumen dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir soal tersebut. Soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik, apabila soal-soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak dapat merangsang peserta didik untuk berusaha memecahkannya, dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik putus asa dan tidak bersemangat lagi untuk mencoba karena diluar jangkauannya Arikunto, 2007:207. Setelah diperoleh nilai tingkat kesukaran atau indeks kesukaran soal, selanjutnya diinterpretasikan dengan mengacu pada ketentuan yang diajukan Suherman dan Sukjaya 1990:213 Perhitungan indeks kesukaran dilakukan dengan menggunakan program Excel. Perhitungan lengkap untuk tes kemampuan berpikir kritis disajikan dalam Lampiran B.3 halaman 271 dan Lampiran B.6 halaman 282. Sedangkan perhitungan lengkap indeks kesukaran untuk tes kemampuan berpikir kreatif disajikan dalam Lampiran B.9 halaman 293 dan Lampiran B.12 halaman 304. Hasil perhitungan indeks kesukaran item soal Pretes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis disajikan dalam Tabel 3.9 berikut ini: Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,313 sedang 2 0,359 sedang 3 0,281 sukar 4 0,328 sedang 5 0,422 sedang 6 0,563 sedang 7 0,453 sedang Dari Tabel 3.9 di atas diperoleh tingkat kesukaran untuk soal nomor 3 tergolong sukar, sedangkan soal lainnya tingkat kesukarannya sedang. Dengan demikian seluruh soal ini dapat dipakai dalam penelitian. Hasil perhitungan indeks kesukaran item soal Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis disajikan dalam Tabel 3.10 berikut ini: Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Postes Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,484 sedang 2 0,406 sedang 3 0,250 sukar 4 0,343 sedang 5 0,359 sedang 6 0,453 sedang 7 0,469 sedang Berdasarkan Tabel 3.10 di atas, diperoleh tingkat kesukarannya soal-soal tersebut berderajat sedang, kecuali untuk soal nomor 3 tergolong sukar. Dengan demikian seluruh soal ini dapat dipakai dalam penelitian. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Selanjutnya hasil perhitungan indeks kesukaran item soal Pretes pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif disajikan dalam Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Pretes Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,359 sedang 2 0,328 sedang 3 0,359 sedang 4 0,234 sukar 5 0,422 sedang 6 0,531 sedang 7 0,500 sedang Dari data pada Tabel 3.11 di atas, diperoleh informasi bahwa enam soal tingkat kesukarannya sedang, satu soal tingkat kesukarannya berderajat sukar. Dengan demikian dalam penelitian ini seluruh soal dapat dipakai. Berikutnya hasil perhitungan indeks kesukaran item soal Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif disajikan dalam Tabel 3.12 berikut ini: Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Postes Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,391 sedang 2 0,391 sedang 3 0,391 sedang 4 0,297 sukar 5 0,434 sedang 6 0,500 sedang 7 0,484 sedang Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Berdasarkan Tabel 3.12 di atas, diperoleh informasi bahwa hanya soal nomor 4 yang sukar, sedangkan yang lainnya tingkat kesukarannya sedang. Oleh karena itu soal-soal ini dipakai pada penelitian.

4. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik berkemampuan tinggi dengan peserta didik berkemampuan rendah Arikunto, 2007:211. Perhitungan daya pembeda dilakukan dengan menggunakan program Excel. Perhitungan lengkap Daya Pembeda ini disajikan dalam Lampiran B.3 halaman 271 , B.6 halaman 282, B.9 halaman 293, dan B.12 halaman 304. Hasil perhitungan Daya Pembeda untuk soal Pretes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis disajikan dalam Tabel 3.13 berikut ini. Tabel 3.13 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Pretes Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,500 baik 2 0,531 baik 3 0,313 cukup 4 0,406 cukup 5 0,500 baik 6 0,750 baik 7 0,719 baik Dengan memperhatikan Tabel 3.13 di atas, soal-soal untuk Pretes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis memiliki Daya Pembeda yang termasuk pada kategori baik. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Hasil perhitungan Daya Pembeda item soal Postes untuk Tes Kemampuan Berpikir Kritis dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini. Tabel 3.14 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis untuk Postes Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,469 baik 2 0,563 baik 3 0,250 cukup 4 0,375 cukup 5 0,594 baik 6 0,906 sangat baik 7 0,938 sangat baik Berdasarkan Tabel 3.14 di atas, soal-soal untuk Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis memiliki Daya Pembeda yang termasuk pada kategori baik. Untuk soal nomor 6 dan 7 berkategori sangat baik. Hasil perhitungan Daya Pembeda untuk item soal Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif disajikan dalam Tabel 3.15 berikut ini. Tabel 3.15 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Pretes Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,594 baik 2 0,469 baik 3 0,469 baik 4 0,406 baik 5 0,281 cukup 6 0,625 baik 7 0,813 sangat baik Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Berdasarkan Tabel 3.15 di atas, soal-soal untuk Pretes pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif memiliki Daya Pembeda yang termasuk pada kategori baik. Untuk hasil perhitungan Daya Pembeda item soal Postes pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.16 di bawah ini. Tabel 3.16 Perhitungan Daya Pembeda Item Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Postes Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,594 baik 2 0,594 baik 3 0,531 baik 4 0,406 baik 5 0,563 baik 6 0,688 baik 7 0,719 sangat baik Dari Tabel 3.16 di atas diketahui bahwa seluruh item soal memiliki daya pembeda berkategori baik. Sedangkan untuk soal nomor 7 berkategori sangat baik.

2. Skala Sikap Peserta Didik

Skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap sikap peserta didik terhadap pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah. Dalam hal ini peserta didik diminta kesediaannya untuk memberikan pendapat atau sikap terhadap pernyataan-pernyataan baik itu positif ataupun negatif. Skala sikap ini memiliki pilihan jawaban: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju SS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Instrumen skala sikap ini Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu diberikan kepada peserta didik setelah keseluruhan proses pembelajaran dan postes selesai dan diberikan pada kelas eksperimen saja. Pembuatan skala sikap ini mengacu kepada ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif. Selanjutnya skala sikap ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk meminta pertimbangan mengenai validitas isi skala sikap tersebut. Skala sikap dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan jawaban responden Mulyana, 2005 Hasil ujicoba angket skala sikap dianalisis menggunakan program Excel dengan uji Alpha-Cronbach. Dari 28 item pernyataan yang diberikan kepada 30 responden, didapatkan hasil bahwa ke 28 pernyataan tersebut valid dan reliabel maka semuanya dapat dipakai dalam penelitian ini. Selanjutnya mengenai pemberian skor dan perhitungan lengkap disajikan dalam Lampiran B.13 halaman 310.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas peserta didik dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, interaksi antara peserta didik dan guru, serta interaksi peserta didik dengan peserta didik dalam pembelajaran pemecahan masalah. Lembar observasi terdiri dari dua bagian yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi bagi peserta didik. Guru bertindak sebagai pelaksana langsung model pembelajaran pemecahan masalah di kelas Eksprimen. Sedangkan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dilakukan oleh peneliti dan 1 orang guru di sekolah tersebut sebagai observer. Pengamatan Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu dilakukan selama tujuh kali pertemuan dan hasilnya dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Sedangkan daftar isian adalah daftar pertanyaan bagi guru pengamat yang telah mengamati proses pembelajaran. Lembar observasi untuk peserta didik dan guru berturut-turut disajikan dalam Lampiran A.12 halaman 173 dan Lampiran A.13 halaman 176 . Sementara itu hasil analisis observasi peserta didik dan guru berturut-turut disajikan dalam Lampiran C.48- C.50 halaman 376-378 dan Lampiran C. 51-C.53 halaman 379-383.

4. Kuesioner

Kuessioner ini diberikan kepada guru-guru di sekolah tempat penelitian. Dalam kuessioner ini diberikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam hal ini para guru diharapkan untuk melengkapi daftar isian sebagai informasi atau pendapatnya. Lembar kuesioner untuk guru disajikan dalam Lampiran A.14 halaman 179.

5. Jurnal

Jurnal berisi kesan peserta didik selama dilaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. Pengisian jurnal oleh peserta didik untuk memperoleh gambaran mengenai tanggapan dan minat peserta didk terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menganalisis jurnal kesan peserta didik dengan mengelompokan kesan atau komentar peserta didik dalam kelompok komentar positif, negatif, biasa, atau Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu tidak berkomentar kemudian dihitung persentasenya. Format Jurnal tercantum dalam Lampiran A. 17 halaman 183.

6. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui sikap dan kesan peserta didik secara langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Wawancara berisi tanggapan peserta didik terhadap penyajian pembelajaran oleh guru, proses pembelajaran yang dialami, penyajian masalah, serta soal-soal pemecahan masalah yang tergolong soal-soal non rutin. Wawancara juga dilaksanakan dengan guru yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Wawancara dengan guru dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan pendapatnya terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Pedoman wawancara termuat dalam Lampiran A.15 dan A.16 halaman 181 dan 182.

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada enam cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu melalui tes, skala sikap, lembar observasi, kuesioner, jurnal dan wawancara. Tes dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran, sedangkan skala sikap, jurnal, kuesioner, dan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran dan postes. Lembar observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas pembelajaran siswa. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data selanjutnya diolah melalui tahapan sebagai berikut: 1. Pengolahan Data Hasil Tes a Memberikan skor jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban dan sistem penskoran yang digunakan. b Membuat tabel yang berisikan skor tes hasil kelas eksperimen dan kelas kontrol. c Menghitung rerata skor tes setiap kelas d Menghitung deviasi standar untuk mengetahui penyebaran kelompok e Melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov- Smirnov. f Melakukan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat kehomogenan distribusi populasi data tes dengan menggunakan uji Levene. g. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g factor N-Gains dengan rumus: g = e Maks e Post S S S S Pr Pr   Hake dalam Nirmala, 2009 h. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata uji-t dengan menggunakan uji statistik Compare Mean Independent Samples Test. Hayat Nandang Kurnia, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Mata Pelajaran Matematika Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 2. Pengolahan data skala sikap 3. Pengolahan data lembar observasi 4. Pendeskripsian tanggapan guru tentang pembelajaran dan tes yang diberikan yang diperoleh dari data kuesioner 5. Pendeskripsian tanggapan peserta didik tentang pembelajaran dan tes yang diberikan yang diperoleh dari data jurnal dan wawancara.

G. Bahan Ajar