11 Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara Budimansyah
dan Suryadi, 2008:68. Dengan diberikannya mata pelajaran yang bermuatan nilai, moral, dan
norma yang merupakan disiplin pendidikan kewarganegaraan, serta disertai dengan contoh keteladan sikap dan prilaku yang baik seimbang antara hak dan
kewajiban dari guru di sekolah secara terus menerus yang pada akhirnya memunculkan pembiasaan sikap siswa yang sesuai dengan hukum, ditambah
dengan pemberian contoh yang baik dari keluarga, dan lingkungan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran hukum siswa, mencegah mereka
melakukan tindakan yang menyimpang, melanggar norma hukum, kesusilaan, kesopanan, atau norma agama.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis memfokuskan pada pokok permasalahan penelitian: “Bagaimana proses
penerapan habituasi
melalui Pendidikan
Kewarganegaraan untuk
menumbuhkan kesadaran hukum?” Untuk mempermudah penulis dalam meneliti, maka pokok
permasalahan tersebut dijabarkan menjadi sub permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana visibilitas kejelasan proses penerapan habituasi melalui PKn
untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa? 2.
Bagaimana proses dan strategi penerapan habituasi melalui PKn untuk menumbuhkan kesadaran hukum?
12 3.
Bagaimana dukungan stakeholders, guru mata pelajaran lain dan komponen sekolah lainnya dalam menunjang proses penerapan habituasi
melalui PKn untuk menumbuhkan kesadaran hukum?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan secara umum peneltian ini bertujuan untuk mengkaji proses habituasi melalui
PKn untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan seabagai berikut: a. Mengetahui visibilitas kejelasan proses habituasi melalui PKn untuk
menumbuhkan kesadaran hukum siswa. b. Mengetahui Proses dan strategi penerapan habituasi melalui PKn untuk
menumbuhkan kesadaran hukum. c. Bagaimana dukungan stakeholders, guru mata pelajaran lain, dan komponen
sekolah lainnya dalam menunjang proses habituasi melalui PKn untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
D. Definisi Konseptual 1. Konsep Habituasi Pembiasaan
Habituasi adalah proses penciptaan aneka situasi dan kondisi Budimansyah, 2010 : 62-63, yang berisi penguatan yang memungkinkan
peserta didik pada satuan pendidikannya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai dan menjadi
13 karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses
intervensi Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025, 2010 : 30.
2. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan
Kalidjernih 2010: 130 mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan sebagai:
pendidikan pengembangan karakteristik-karakteristik seorang warga negara melalui pengajaran tentang peraturan peraturan dan institusi
masyarakat dan negara. Empat aspek yang lazim menjadi perhatian utama pendidikan ini adalah hak dan kewajiban, tanggung-jawab, partisipasi dan
identitas dalam relasi negara-warga negara dan warga negara dan warga negara.
3. Konsep Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum berarti kesadaran akan kewajiban hukum kita terhadap orang lain. “kesadaran akan kewajiban tidak semata-mata
berhubungan dengan ketentuan undang-undang saja, tapi juga kepada hukum yang tidak tertulis. Kesadaran hukum mengandung sikap teposeliro atau
toleransi” Mertokusumo, 1981:145.
4. Penelitian Terdahulu
Alianty 2008 mengatakan bahwa, peningkatan kesadaran hukum siswa dapat dikembangkan dan dibina melalui pembelajaran PKn dengan cara
guru dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui berbagai metoda dan media yang tersedia.
14
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat scara ilmiah bagi dunia pendidikan menengah pertama, untuk mengembangkan strategi pembelajaran
yang kolaboratif, efektif, berkenaan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyajian materi, metode dan evaluasi. Khusus dalam mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan, dapat dijadikan pedoman dasar untuk melaksanakan proses penerapan habituasi yang bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran hukum siswa pada SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memberi masukkan kepada guru untuk meningkatkan profesionalismenya
terutama dalam proses habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum. Misalnya, Bapak dan Ibu guru mampu
melaksanakan tugas dan fungsi guru sebagai pendidik sekaligus pengajar siswa berkenaan denagan materi pembelajaran dan perilaku siswa yang taat
terhadap peraturan. b. Bagi siswapeserta didik melalui penelitian ini, diharapkan memperoleh
pengalaman baru dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan guna menumbuhkan kesadaran hukum, sehingga mampu menampilkan sikap dan
perilaku yang taat dan sadar akan hukum. Siswa dapat mencontoh secara langsung proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan,
15 misalnya, bagaimana cara bersikap dan berperilaku yang sopan, tidak
melanggar peraturan, dan sebagainya, c. Memberi masukkan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan terutama dalam menumbuhkan kesadaran hukum. Maksudnya adalah memberi masukkan kepada semua guru terhadap
kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik untuk senantiasa mentaati peraturan dengan jalan membiasakan diri untuk bersikap dan
berperilaku yang sesuai dengan peraturan. d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan
baru dalam mengembangkan teori pendidikan di lapangan.
F. Subjek dan Tempat Penelitian 1. Subjek Penelitian
Menurut S. Nasution, subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan pelaksanaanya sesuai
dengan purpose atau tujuan tertentu. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Rajagaluh yang berjumlah 930 siswa
terdiri dari 473 siswa dan 457 siswi, serta 2 orang guru pendidikan kewarganegaraan, 1 orang guru kelas VII, dan 1 orang guru kelas IX, di
SMPN 1 Rajagaluh.
2. Tempat Penelitian
Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah SMPN 1 Rajagaluh, Jalan Mutiara No. 77, Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka Propinsi
Jawa Barat, luas wilayah 3.500 M2, dengan luas bangunan 2.109 M2.
16
H. Tahap Penelitian 1. Tahap Orientasi
Tahap ini berhubungan dengan mempersiapkan diri sebelum benar- benar menggali data, yaitu menyiapkan persyaratan administrasi berupa
perizinan dan pendekatan secara informal dengan subjek penelitian. 2. Tahap Eksplorasi
Tahap ini merupakan inti dari proses penelitian, dengan melibatkan diri secara langsung menggali data dari lapangan yang dibutuhkan. Baik melalui
wawancara, studi dokumentasi maupun studi literatur.
3. Tahap Member Check
Member check dilakukan untuk memperoleh tingkat keabsahan data setelah sebelumnya data tersebut dieksplorasi, baik setelah selesai secara
keseluruhan maupun hanya bagian demi bagian.
17
I. Paradigma Penelitian
Bagan 1.1. Paradigma Penelitian
Penerapan Nilai-nilai Habituasi Melalui PKn Untuk Menumbuhkan Kesadaran Hukum Siswa
Membaca Al Qur’an
sebelum belajar
Berdo’a sebelum dan
sesudah belajar
Bersalaman dengan
BapakIbu guru
Berprilaku sopan dan
santun
Disiplin berpakaian
dan taat aturan dsb.
P E
M B
I A
S A
A N
K E
S A
D A
R A
N H
U K
U M
P K
N
93
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penedekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Moleong, 2004: 4. Karakteristik penelitian
kualitatif yaitu peneliti berperan sebagai instrumen penelitian, berlatar alamiah, bersifat deskriptif, menganalisa secara induktif, membatasi penelitian dengan
fokus dan sebagainya. Hal ini tersebut seperti yang dikemukakan oleh Moleong, bahwa penelitian kualitatif memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut: “Berlatar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat
peneliti, memanfaatkan metode kualitatif, menganalisis secara induktif, mengarahkan sasaran sebagai usaha untuk menemukan teori dari dasar,
bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki kriteria untuk menguji keabsahan data,
rancangan penelitian bersifat sementara dan hasil penelitian disepakati bersama antara pihak peneliti dengan subjek yang diteliti”. Moleong,
2004: 37.
Sesuai dengan karakteristik metode penelitian kualitatif, Abdullah Ali 2007 menjelaskan tentang tugas dan aktifitas peneliti sesuai dengan konsep
naturalistik sebagai penelitian alamiah, antara lain: “Peneliti berperan sebagai instrumen penelitian, peneliti datang di lokasi
berada di tengah masyarakat yang akan diteliti, mencatat gejala-gejala peristiwa yang disaksikan, dialami dan dirasakan selama berada di lokasi,
94 sambil menyaksikan perilaku orang-orang yang terlibat dalam aktifitas
sosial, dakwah dan pendidikan, sekaligus mengambil foto dokumentasi untuk mendukung bukti-bukti visual”.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki sesuatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami Creswell, 1998: 15. Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2007: 3, mengatakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi, dan multi tekhnik dalam mengumpulkan data-data, sebagaimana yang
dijelaskan oleh Sukmadinata, 2006: 95 bahwa penelitian kualitatif adalah: Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung,
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, tekhnik-tekhnik pelengkap seperti foto, rekaman dan lain-lain. Hal itu
merupakan tekhnik-tekhnik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitia di lapangan”.
Dalam penelitian ini tidak ada pengontrolan aspek, maupun perlakuan manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti
mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis, untuk mencari data-data diantara dari variabel-variabel
yang diteliti. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis teori
tertentu, melainkan suatu upaya ke arah menemukan pemahaman baru
95 mengenai penerapan nilai-nilai habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan
untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada pendekatanpenelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah natural setting yang bertujuan menggambarkan secara tepat proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk
menumbuhkan kesadaran hukum. Oleh karena itu, prosedur ini dapat menghasilkan data kualitatif yang berupa ungkapan atau catatan tentang
aktivitas yang dilakukan oleh komponen sekolah kepala sekolah, guru, staf tata usaha, pesuruh dan siswa termasuk di dalamnya adalah komite sekolah.
Dengan digunakannya metode ini, peneliti perlu turun ke lapangan untuk mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
satuan pendidikan yang dimaksud. Ketajaman penelitian dalam menangkap dan menafsirkan kata-kata dan tindakan yang menjadi sumber data, menjadi kunci
keberhasilan penelitian ini. Metodologi penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistic
memiliki karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Bogdan and Biklen 1982: 28 “Qualitative researchers are concerned with process rather than
simply with outcomes or products” yaitu penekanan dalam penelitian kualitatif itu pada proses secara khusus memberi keuntungan dalam penelitian peranan
96 sosialisasi pemilu dan pengembangan demokrasi dan dapat dilihat dalam
aktivitas keseharian. Tujuan digunakannya metodologi penelitian kualitatif adalah untuk 1
Memperoleh gambaran yang mendalam dan holistik tentang bagaimana proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan
kesadaran hukum. 2 Mengetahui bagaimana visibilitas kejelasan proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan
kesadaran hukum. 3 Untuk mengetahui bagaimana proses dan strategi penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan
kesadaran hukum. 4 Mengetahui dukungan stakeholders, guru mata pelajaran lain dan komponen sekolah lainnya dalam menunjang program penerapan
habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini peneliti berusaha mengamati lebih mendalam proses penerapan
habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum dalam lingkungan SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka,
berinteraksi dengan seluruh komponen sekolah dan berusaha memahami bahasa, tafsiran, dan realita yang terjadi dalam lingkungan SMPN 1 Rajagaluh
Kabupaten majalengka. Metode kualitatif juga dapat memberikan deskripsi secara luas serta memuat penjelasan tentang proses atau aktivitas yang
dilakukan, dalam hal ini Miles dan Huberman 1982: 1 mengemukakan bahwa dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa
97 secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkungan pikiran orang-orang
setempat dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat. Hal senada dikemukakan oleh Lincoln dan Guba 1985: 37 bahwa
dalam penelitian kualitatif, paradigma yang digunakan adalah paradigma naturalistic yang kenyataannya dapat dipandang sebagai sesuatu yang
kompleks. Studi naturalistik memiliki mekanisme kerja tersendiri, yang membedakan dengan studi lainnya. Adapun karakteristik yang membedakan
terletak pada asumsi-asumsi terhadap realitas paradigma, peran-peran peneliti dan mekanisme kerja yang bersifat fenomenologi dan holistik.
Dengan demikian penggunaan metodologi penelitian kualitatif, peneliti memungkinkan mendapatkan keleluasaan dan kelapangan “ruang
gerak” dalam menelusuri dan merambah pelbagai aspek proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran
hukum dalam lingkungan SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya Arikunto, 2002: 136. Metodologi penelitian diperlukan untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang
disoroti. Oleh karena itu, pada bab ini akan dikemukakan tentang: Metode; Karakteristik dan sumber data penelitian; Teknik pengumpulan data; Teknik
analisis data; dan Tahap-tahap penelitian. Dalam metodologi penelitian hukum terdapat metodologi penelitian
hukum normatif dan penelitian hukum empiris atau sosiologis Soekanto, 1982:128. Metodologi penelitian senantiasa harus disesuaikan dengan ilmu
98 pengetahuan yang menjadi induknya, maka metodologi penelitian hukum
normatif berbeda dengan penelitian hukum empiris atau sosiologis. Perbedaannya akan dapat diidentifikasi pada kriteriumnya yaitu objek studi
masing-masing ilmu pengetahuan, walaupun ilmu hukum empiris merupakan pendukung atau penunjang bagi ilmu hukum normatif.
Masing-masing tipe utama tadi dapat diperinci lebih lanjut ke dalam bentuk-bentuk yang lebih khusus lagi yaitu:
1. Penelitian terhadap hukum yang tertulis: a. Penelitian terhadap sistematika dan konsistensi daripada kaedah-kaedah
hukum yang merupakan suatu kerangka. b. Penelitian terhadap azas-azas yang menjadi dasar dari kaedah-kaedah
hukum. c. Penelitian terhadap proses terbentuknya kaedah-kaedah hukum.
d. Perbandingan sistem kaedah-kaedah hukum. e. Penelitian terhadap efektivikasi kaedah-kaedah hukum.
f. Penelitian terhadap efektifitas kaedah-kaedah hukum. g. Ppenelitian terhadap kesadaran hukum.
2. Penelitian terhadap hukum tidak tertulis. a. Identifikasi hukum
b. Ppenelitian terhadap proses terbentuknya hukum tidak tertulis. c. Pperbandingan hukum tidak tertulis.
d. Penelitian terhadap hubungan antara hukum tidak tertulis dengan gejala- gejala sosial lainnya.
99 Tipe-tipe penelitian hukum tersebut di atas dapat dilakukan sebagai
penelitian kepustakaan dan penelitian di lapangan. Patokan yang sederhana adalah bahwa penelitian harus dilakukan juga di lapangan apabila hukum
dihubungkan dengan perikelakuan. Dengan demikian, maka penelitian terhadap kesadaran hukun merupakan penelitian kepustakaan dan penelitian di
lapangan, termasuk proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
B. Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif atau penelitian naturalistik. Karakteristik penelitian kualulitatif yang
dimaksud sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Bikken 1982:28 adalah “Qualitative researchers are concerned with process rather than simply
with outcomes or products” yaitu penekanan dalam penelitian kualitatif itu pada proses secara khusus memberi keuntungan dalam penelitian proses
penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.
Lincoln dan Guba 1985: 14 dalam bukunya Naturalistik Inquary menyatakan bahwa penelitian yang menelusuri secara alamiah dalam
melakukan penelitiannya harus secara general menyeluruh artinya seluruh masalah dari segi objek penelitian tidak luput dari proses pengamatan.
Tujuan digunakannya metodologi penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan holistik
100 tentang bagaimana penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan
untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami
berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat
holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah.
C. Karakteristik dan Sumber Data 1. Karakteristik Data