PENDAHULUAN APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES OLEH GURU PENJASORKES PASCA SERTIFIKASI YANG TELAH BERSERTIFIKAT DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

commit to user xvii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Kebutuhan guru pendidikan jasmani yang profesional sangat tinggi dalam rangka menanggapi tantangan zaman modern. Seiring dengan itu banyak dinyatakan beberapa praktisi bahwa, guru pendidikan jasmani secara umum belum menunjukkan profesionalnya. Hal itu dapat diberikan beberapa contoh yaitu: guru mengajar hanya duduk di pinggir lapangan, sedangkan siswa disuruh latihan atau bermain sendiri tanpa ada motivasi, penghargaan, dan perhatian yang serius. Contoh yang lain guru mengajar hanya secara tradisional tanpa menggunakan media dan metode yang sesuai dengan yang seharusnya. Guru pendidikan jasmani tugasnya tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat fisik dan motorik saja, melainkan semua ranah harus tersampaikan pada siswanya melalui pembelajaran dan pendidikan yang utuh. Adang Suherman 2000: 23 menyatakan , “Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu: 1 perkembangan fisik, 2 perkembangan gerak, 3 perkembangan mental dan, 4 perkembangan sosial”. Dalam pendidikan jasmani diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya. Menurut Depdiknas 2004: 19- 20 bahwa, “Materi pokok pendidikan jasmani dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: 1 permainan dan olahraga, 2 aktivitas pengembangan, 3 uji dirisenam, 4 aktivitas ritmik, 5 akuatik dan, 6 aktivitas luar sekolah”. Berdasarkan kurikulum Penjasorkes bahwa, materi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mencakup berbagai aspek yaitu permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan. Dalam upaya mengajarkan materi pendidikan jasmani tersebut, maka seorang guru pendidikan jasmani harus memiliki kompetensi yang memadai dengan mengembangkan pengetahuannya agar kualitas pendidikan di Indonesia lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya. commit to user xviii Adanya program pemerintah tentang sertifikasi guru yang mulai diselenggarakan tahun 2007 merupakan konsekuensi dari hukum tentang pendidikan yaitu: UU RI No. 202003 tentang Sisdiknas, UU RI No. 142005 tentang Guru dan Dosen dan PP No. 192005 tentang Standar Nasional Pendidikan Farida Sarimaya, 2009: 9. Berdasarkan Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah tersebut guru adalah pendidik profesional. Sebagai pendidik profesional, maka guru harus memenuhi sejumlah persyaratan baik kualifikasi akademik maupun kompetensi. Menurut Syaiful Sagala 2009: 31- 39 bahwa, “Kompetensi seorang guru meliputi empat macam yaitu: 1 kompetensi pedagogik, 2 kompetensi kepribadian, 3 kompetensi sosial dan 4 kompetensi profesional”. Berkaitan dengan kompetensi profesional dalam http:arifkurniawan 045.blogspot.com200712persiapan- profesi-guru-penjas.html dijelaskan: Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-komptensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi- kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah: kompetensi bidang bidang substansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi bidang hubungan dan pelayananpengabdian masyarakat. Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan kompetensi, peningkatan kerja dan kesejahteraannya. Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya. Sedangkan Wina Sanjaya 2006: 143-144 menyatakan ciri dan karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas profesional guru mencakup: 1 Dalam mengajar dibutuhkan keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan ilmu pengetahuan yang spesifik. 2 Seorang guru harus memiliki bidang keahlian yang jelas, yaitu mengantarkan siswa ke arah tujuan yang diinginkan. 3 Seorang guru dibutuhkan tingkat pendidikan yang memadai. 4 Seorang guru bertugas mempersiapakan generasi muda yang dapat hidup berperan aktif di masyarakat. 5 Pekerjaan guru merupakan pekerjaan dinamis yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program sertifikasi merupakan program pemberian sertifikat bagi guru yang telah memenuhi sejumlah persyaratan menuju guru profesional. Pemenuhan commit to user xix persyaratan kualifikasi akademik minimal S1D4 dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Melalui program sertifikasi ini diharapkan guru selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya tentang masalah pembelajaran di sekolah. Apakah guru yang telah mendapat sertifikat sertifikasi kualitasnya menjadi lebih baik ataukah sama saja. Banyak kasus dijumpai bahwa, guru yang mendapat panggilan sertifikasi atau telah memiliki sertifikat guru orientasinya gajinya akan bertambah. Masih banyak guru yang memiliki sertifikasi belum mengetahui dan tidak mampu melaksanakan atau membuat PTK Penelitian Tindakan Kelas, tidak mampu mengoperasikan komputer atau LCD dan lain sebagainya. Bisa dikatakan program sertifikasi guru tidak tepat pada sasaran, sehingga hal ini berdampak rendahnya mutu pendidikan. Selain itu, guru yang telah memiliki sertifikat sertifikasi guru tidak ada kemauan dan kemampuan guru dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya dalam pembelajaran. Banyak guru yang telah memiliki sertifikat sertifikasi guru dalam proses pembelajaran masih tradisional. Banyaknya model- model pembelajaran kurang mengetahui dan memahaminya, meskipun telah mengikuti program sertifikasi melalui PLPG Program Latihan Profesi Guru ataupun lulus Portofolio. Program PLPG maupun Portofolio yang dilaksanakan pemerintah belum menjamin mampu meningkatkan kualitas guru. Program PLPG yang relatif singkat dengan materi yang banyak tentu tidak maksimal untuk menghantarkan guru menjadi profesional. Pengkajian dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam pendidikan selalu berkembang pesat, sehingga menuntut seorang guru harus selalu mengembangkan pengetahuannya. PAIKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini baru gencar dicanangkan oleh pemerintah dalam kegiatan belajar mengajar. PAIKEM merupakan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ternyata masih banyak guru yang lulus sertifikasi belum memahaminya dan tidak diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran PAIKEM menuntut kreatifitas dan inisiatif guru pendidikan jasmani untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beraneka ragam. Selain itu, commit to user xx pembelajaran yang dilaksanakan harus efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dan hal yang tak kalah pentingnya, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dalam belajar, sehingga siswa responsif dengan pembelajaran yang diterimanya, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. PAIKEM merupakan model pembelajaran yang menuntut kemampuan guru dalam mengorganisasi pembelajaran dan menuntut siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan efektif. Apakah guru pasca sertifikasi telah mengaplikasikan model PAIKEM dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui hal tersebut, penelitian ini akan dilaksanakan pada guru Penjasorkes di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen tahun 2010. Berdasarkan kenyataan bahwa, sudah banyak para guru Penjasorkes di SMA se-Kabupaten Kebumen telah memiliki sertifikat sertifikasi guru. Namun belum diketahui apakah telah menerapkan model PAIKEM dalam membelajarkan Penjasorkes. Masih banyak guru Penjasorkes dalam membelajarkan pendidikan jasmani kurang inovatif dan kreatif, sehingga pembelajarannya kelihatan monoton. Selain permasalahan tersebut, masih banyak para siswa yang kurang senang dengan pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang monoton dan siswa tidak aktif akan berdampak pada motivasi belajar menurun, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai. Sebagai seorang guru Penjasorkes yang telah lulus sertifikasi seharusnya mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar dan menyenangkan siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Tetapi sebaliknya, pembelajaran yang monoton dan tidak menyenangkan, maka siswa akan merasa bosan dan jenuh, sehingga siswa akan malas melaksanakan tugas ajar, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Untuk mengetahui apakah guru Penjasorkes yang telah lulus sertifikasi telah mengaplikasikan model PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Aplikasi Model PAIKEM dalam commit to user xxi Pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes Pasca Sertifikasi yang telah Bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20102011”. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peran guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat dalam membelajarkan Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 20102011? 2. Apakah guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 20102011 telah mengaplikasikan model PAIKEM dalam membelajarkan Penjasorkes?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Peran guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat dalam membelajarkan Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 20102011. 2. Aplikasi model PAIKEM dalam pembelajaran Penjasorkes oleh guru Penjasorkes pasca sertifikasi yang telah bersertifikat di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 20102011. commit to user xxii

D. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitinan ini penting untuk diteliti dengan harapan memiliki manfaat antara lain: 1. Dapat diperoleh informasi tentang model pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri se Kabupaten Kebumen. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran Penjasorkes, sehingga kelemahan atau kekurangan dalam pembelajaran Penjasorkes dapat diatasi. commit to user xxiii

BAB II LANDASAN TEORI

Dokumen yang terkait

KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 20152016

0 7 278

MASALAH YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI DAN MTs SE KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2010 2011

0 13 77

STUDY TENTANG PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2009 2010

1 33 62

STUDI TENTANG PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010

0 4 107

Pelaksanaan Pembelajaran Guru Yang Berijazah Penjasorkes, Dengan Guru Yang Tidak Berijazah Penjasorkes, Di Smk Swasta Se Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 1

(ABSTRAK) MASALAH YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI DAN MTs SE KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes SMA Negeri Se-Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2009.

0 0 1

(ABSTRAK) PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMA SE-KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 2

PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMA SE-KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 85

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES.

0 1 90