variabel tersebut yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kasus demam berdarah Dengue di Kota Langsa, dan perlu mendapat pemecahan masalah yang
sesuai situasi dan kondisi yang terjdi di lapangan.
4.4.2. Penentuan Variabel Yang Paling Berpengaruh
Untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap adanya kasus demam berdarah Dengue di Kota Langsa, maka semua variabel yang telah memenuhi
syarat dimasukkan kedalam uji multivariat menggunakan regresi logistik yang dianalisis secara bersamaan, dimana variabel yang p0,05 akan dikeluarkan secara
berurutan dimulai dari yang terbesar. Hasil akhir analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Untuk Identifikasi Variabel Independen Paling Berpengaruh Terhadap Kasus DBD di
Kota Langsa No Variabel Independen
B P
Exp B 1.
Kemampuan 122,849 0,000
64,886 2.
Keberadaan Jentik 133,460 0,000
17,206 Berdasarkan hasil analisis multivariat pada tabel 4.10 Menggambarkan bahwa
nilai B; variabel kemampuan 122,849, keberadaan jentik 133,460. Berarti kedua variabel dapat dinyatakan sebagai variabel yang paling berpengaruh terhadap adanya
kasus demam berdarah Dengue di Kota Langsa. Untuk mengetahui pengaruh semua variabel secara bersama- sama, maka dilakukan analisis multivariat yaitu dengan
menggunakan uji regresi logistik ganda.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5. 1. Karakteristik Juru Pemantau Jentik
5.1.1. Hubungan Umur Responden Dengan Kasus DBD
Hubungan umur responden dengan adanya kasus DBD dalam pencegahan dan penanggulangan kasus DBD pada analisis bivariat di peroleh hasil uji Chi Square
yakni p=0,606. Nilai ini secara statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur responden dengan adanya kasus demam berdarah
Dengue. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Syahrul 2002, yang melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristis umur responden dengan kasus demam
berdarah Dengue. Namun hasil itu betantangan dengan temuan hasil penelitian yang dilakukan Idwar 2000 yang menyimpulkan bahwa secara statistik umur responden
mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pencegahan dan penanggulangan kasus demam berdarah Dengue, semakin dewasa umur responden semakin merasa
bertanggung jawab juga kepada masalah yang akan timbul di lingkungannya, sedangkan semakin muda usia responden semakin kurang kepedulian terhadap
masalah yang terjadi dilingkungannya. Perbedaan tersebut karena responden berumur 20-30 tahun posisinya lebih
rendah bila dibandingkan dengan yang berumur 31-45 tahun, umur yang lebih tua cendrung lebih mau untuk melakukan kegiatan pencegahan
dan
penanggulangan
Universitas Sumatera Utara