Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat

Tahapan analisis multivariat diawali dengan pemilihan variabel kandidat multivariat, pembuatan model dan uji interaksi. Pemilihan variabel kandidat multivariat dilakukan dengan cara memilih dari seluruh variabel independen pada uji bivariat yang menggunakan uji Chi Square. Variabel yang dapat dijadikan kandidat model multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai uji G ratio log-likelihood memiliki p0,25. Pembuatan model bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan pengaruh karakteristik juru pemantau jentik terhadap adanya kasus DBD, dilakukan dengan cara semua variabel kandidat multivariat dicobakan secara bersama-sama. Variabel yang dapat dijadikan model dipertimbangkan dengan dua penilaian, yaitu nilai signifikansi ratio log-likelihood p0,05 dan nilai dua p0,05. Pemilihan model dilakukan dengan cara hirarki terhadap semua variabel independen untuk dimasukkan ke dalam model, kemudian variabel yang value tidak signifikan dikeluarkan dari model secara berurutan dimulai dari value yang terbesar Hastono, 2001.

4.4.1. Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat

Dalam penelitian ini terdapat 12 dua belas variabel independen karakteristik juru pemantau jentik yaitu: umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, kesempatan, kemauan, kemampuan, jarak rumah, tata rumah, tempat penampungan air, keberadaan jentik. Sebagai variabel dependen adalah kasus DBD di Kota Langsa. Variabel yang memenuhi syarat untuk dimasukkan kedalam uji multivariat, ditentukan dari hasil analisis uji bivariat dimana bila hasil analisis bivariat didapat Universitas Sumatera Utara nilai p 0,25 maka variabel tersebut akan dimasukkan ke dalam uji multivariat dan sebaliknya bila nilai p0,25 maka variabel tersebut tidak dimasukkan atau dikeluarkan dari uji multivariat. Hasil analisis uji bivariat tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7. Hasil Analisis Uji Bivariat Untuk Identifikasi Variabel Independen Yang Dimasukkan Ke Dalam Uji Multivariat No Variabel Independen Log-likelihood P 1. Umur 162,273 0,606 2. Pendidikan 155,102 0,022 3. Pekerjaan 160,132 0,131 4. Pengetahuan 156,828 0,021 5. Sikap 142,094 0,001 6. Kesempatan 155,385 0,008 7. Kemauan 156,657 0,018 8. Kemampuan 122,849 0,000 9. Jarak Rumah 162,530 0,924 10. Tata Rumah 162,539 0,993 11. Tempat Penampungan Air 150,634 0,003 12. Keberadaan Jentik 133,460 0,000 Berdasarkan tabel 4.7 bahwa ada 9 sembilan variabel dari 12 dua belas variabel yang p0,25 yaitu: variabel pendidikan, pengetahuan, sikap, pekerjaan, kesempatan, kemauan, kemampuan, tempat penampungan air, dan keberadaan jentik. Dengan demikian ke-9 sembilan variabel tersebut layak masuk ke model multivariat. Setelah melalui tahapan pemilihan variabel kandidat multivariat didapat 4 empat variabel yang akan dimasukkan kedalam model yaitu: pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keberadaan jentik, dengan cara semua variabel kandidat multivariat dicobakan secara bersama-sama. Variabel yang dapat dijadikan model Universitas Sumatera Utara dipertimbangkan dengan penilain, yaitu nilai signifikansi p0,05 dan nilai signifikansi independen yang telah lulus seleksi dimasukkan kedalam model, kemudian variabel yang tidak signifikasi dikeluarkan dari model secara berurutan dimulai dari yang terbesar. Hasil analisis Regresi Logistik tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini : Tabel 4.8. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Pengaruh Karakteristik Juru Pemantau Jentik Pengetahuan, Sikap, Kemampuan, Keberadaan Jentik Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kasus DBD di Kota Langsa No Variabel Independen B P Exp B 1. Pengetahuan 1,678 0,016 5,352

2. Sikap

2,730 0,003 15,326 3. Kemampuan 4,412 0,000 82,452 4. Keberadaan Jentik 3,497 0,000 33,009 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa secara signifikan p0,05 ada 3 tiga variabel yaitu: sikap, kemampuan dan keberadaan jentik. Dengan demikian 3 tiga variabel yang masuk ke pembuatan model multivariat berikutnya. Hasil analisis Regresi Logistik tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Pengaruh Karakteristik Juru Pemantau Jentik Sikap, Kemampuan, Keberadaan Jentik Terhadap Kasus DBD di Kota Langsa No Variabel Independen B P Exp B 1. Sikap 2,879 0,001 17,801 2. Kemampuan 4,375 0,000 79,427 3. Keberadaan Jentik 2,908 0,000 18,280 Berdasarkan tabel 4.9. Dapat dilihat bahwa baik untuk variabel sikap, kemampuan, dan keberadaan jentik mempunyai value signifikan p0,05, ke 3 tiga Universitas Sumatera Utara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kasus demam berdarah Dengue di Kota Langsa, dan perlu mendapat pemecahan masalah yang sesuai situasi dan kondisi yang terjdi di lapangan.

4.4.2. Penentuan Variabel Yang Paling Berpengaruh