70. Sedangkan peringkat terakhir diperoleh Bank Victoria Syariah dengan nilai 50.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel dalam penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum, mean rata-rata, dan
standar deviasi. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ukuran bank total asset, profitabilitas Return On Assets,
likuiditas financing to Deposit Ratio, dan leverage Debt to Assets Ratio sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen, yaitu
pengungkapan Islamic Social Reporting ISR. Hasil pengujian variabel- variabel dalam penelitian ini secara deskriptif bisa dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Variabel N
Minimum Maximum
Mean Standar
deviasi ISR
40 0,44
0,88 0,66
0,12 TA
40 642026000000 6694222284791 15566904733889
2046137468 ROA
40 -1,87
6,93 1,50
1,43 FDR
40 46,08
289,20 100,33
39,11 DAR
40 2,80
92,45 21,51
17,78
Sumber: Data Olah Penulis Pada tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah data N yang
digunakan sebanyak 40 data. Variabel ISR mempunyai jumlah rata-rata yaitu sebesar 0,66. Terdapat sampel BUS yang hanya mengungkapkan ISR
sebesar 0,42. Walaupun demikian, terdapat sampel BUS yang
mengungkapan ISR tinggi sebesar 80. Hal ini menunjukkan kesadaran BUS untuk mengungkapkan aktivitas ISR perbankan syariah cukup tinggi.
Secara keseluruhan, standar deviasi skor ISR bernilai 0,12. Hal ini berarti skor indeks ISR menyimpang kurang lebih sebesar 0,12 dari rata-rata ISR
secara keseluruhan. Variabel
total asset
mempunyai nilai
rata-rata sebsar
Rp15.566.904.733.889. Standar deviasi Rp 2.046.137.468, dengan kata lain nilai total asset memiliki variabilitas sebesar Rp 2.046.137.468 atau
menyimpang kurang lebih Rp 2.046.137.468 dari rata-rata total aset secara keseluruhan. Total asset terendah sebesar Rp 642.026.000000 dan
nilai total asset tertinggi sebesar Rp 66.942.422.284.791. Variabel ROA mempunyai nilai rata-rata 1,50. Hal ini berarti rata-
rata bank syariah mampu menghasilkan laba bersih hingga 1,50 dari total aset yang dimiliki bank syariah. Nilai standar deviasinya adalah 1,43.
Dengan kata lain, ROA bank syariah memiliki variabilitas sebesar 1,43 atau menyimpang kurang lebih 1,43 dari rata-rata ROA bank syariah
secara keseluruhan. Nilai minimum ROA adalah -1,87, hal ini berarti terdapat kerugian hingga mencapai 1,87 dari seluruh nilai aset bank
syariah. Nilai maksimum ROA adalah 6,93. Hal ini berarti bank dapat menghasilkan laba bersih hingga 6,93 dari total aset yang dimiliki.
Variabel FDR mempunyai nilai rata-rata sebesar 100,33. Hal ini berarti bahwa rata-rata bank syariah yang dijadikan sampel penelitian
mampu memenuhi 100,33 kewajibannya kepada pihak ketiga atau
nasabah. Nilai standar deviasinya adalah 39,11. Dengan kata lain, FDR bank syariah memiliki variabilitas sebesar 39,11 atau menyimpang kurang
lebih 39,11 dari rata-rata FDR bank syariah secara keseluruhan. Nilai minimum FDR diperoleh 46,08 atau bank syariah mampu membayar
sebesar 46,08 dari kewajibannya kepada pihak ketiga. Nilai maksimum FDR adalah 289,2. Dari angka tersebut menunjukkan perbedaan
signifikan antara BUS satu dengan BUS lainnya, dimana baik nilai minimum maupun nilai maksimum keduanya tidak memenuhi Peraturan
Bank Indonesia yaitu nilai FDR yang diperkenankan adalah sebesar 80- 110.
Variabel DAR mempunyai nilai rata-rata 21,51. Nilai tersebut mengandung arti bahwa rata-rata besarnya asset Bank Umum Syariah
yang dibiayai oleh hutang adalah sebesar 21,51. Nilai standars deviasi DAR adalah 17,78, yang artinya Debt to Assets Ratio memiliki variabilitas
sebesar 17,78 atau menyimpang kurang lebih 17,78 dari rata-rata Debt to Assets Ratio secara keseluruhan. Nilai minimum DAR adalah 2,80
menunjukkan bahwa ada bank umum syariah yang menggunakan hutang sebesar 2,80 untuk membiayai perusahaan, sedangkan nilai maksimum
92,45 menunjukkan adanya bank syariah yang menggunakan utang yang relatif tinggi untuk membiayai perusahaan.
2. Hasil Uji Data Panel
Alat analisis yang digunakan untuk data penelitian ini adalah analaisis data panel. Sebelum dilakukan uji hipotesis, harus dilakukan uji model
terlebih dahulu, yaitu uji chow dan uji haussman.
a. Uji Chow
Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect pooled least square atau fixed
effect. Dengan ketentuan jika probabilitas 0,05 maka menerima H ,
berarti menggunakan pendekatan common effect pool least square. Tetapi jika probabilitas 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H
1
, berarti menggunakan pendekatan Fixed Effect.
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow
Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic d.f.
Prob. Cross-section F
2.644026 9,26
0.0254 Cross-section Chi-square
25.993710 9
0.0020
Sumber:Output Eviews Hasil output diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas cross
section F adalah 0,0254 0,05, maka H ditolak, dan menerima H
1.
yang berarti model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model common effect.
b. Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random