UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Sediaan Krim
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandng air tidak kurang dari 60 dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sifat umum sediaan krim ialah mampu melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim dapat memberikan efek mengkilap, berminyak, melembapkan,
dan mudah tersebar merata, mudah berpenetrasi pada kulit, mudahsulit diusap, mudahsulit dicuci air Anwar, 2012.
Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak AM dan emulsi minyak terdispersi dalam air MA. Sebagai pengemulsi dapat
digunakan surfaktan anionik, kationik dan non anionik. Untuk krim tipe AM digunakan : sabun monovalen, tween, natrium lauril sulfat, dan lain-lain. Krim
tipe MA mudah dicuci. Anief,1994. Fungsi krim adalah:
1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
2. Sebagai bahan pelumas bagi kulit
3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung
dengan zat-zat berbahaya. Anief,1999
2.7 Kulit
Kulit adalah organ yang terletak palig luar dan membatasi dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2m
2
dengan berat kira-kira 16 beraat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangan kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi
tubuh Tortora, Derrickson, 2009. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu
lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang memisahkan dermis dan subkutis. Subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak Tortora, Derrickson, 2009.
Epidermis adalah lapisan kulit paling dangkal. Hal ini sangat penting dari segi kosmetik, karena lapisan ini yang memberikan tekstur kulit dan kelembaban,
dan menyumbang pada warna kulit. Jika permukaan epidermis adalah kering atau kasar, kulit tampak tua. Pengetahuan tentang struktur dasar epidermis yang baik
memungkinkan seorang praktisi untuk meningkatkan penampilan kulit pasien Baumann, 2009.
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, termasuk lapisan korneum, dermis, dan hipodermis. Dermis mengandung melanosit yang menghasilkan
pigmen melanin yang bertanggung jawab atas warna kulit. Paparan sinar dengan panjang gelombang dalam wilayah UV-A akan merangsang pembentukkan
melanin, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung pada kulit. Kulit akan ditampilkan bersama dengan jumlah radiasi UV yang menembus setiap lapisan.
Radiasi UV 300nm UV-B menembus dengan baik stratum korneum dan epidermis yang eneergik cukup parah menyebabkan pembakaran erhytema kulit,
terutama pada individu berkulit putih. Radiasi dengan panjang gelombang lebih panjang dari 350nm mulai menembus dermis sehingga merangsang
pembentukkan melanin dan menghasilkan pencoklatan tanning yang melindungi kulit dari terbakar langsung akibat paparan sinar matahari. Meskipun sinar UV-A
merupakan energi yang lebih rendah daripada sinar UV-B, yang kenyataannya bahwa mereka dapat menembus lebih jauh ke dalam hipodermis, menyebabkan
elastosis kekurangan dukungan struktural dan elastisitas kulit dan kerusakan kulit lainnya yang berpotensi mengarah ke kanker kulit Shaath, 2005.
2.8 Radiasi Ultraviolet
Sejak ditemukan sinar X oleh Rontgent dan sinar ultraviolet orang mulai menyelidiki pengaruhnya terhadap bakteri atau mikroba yang lain. Sinar ulraviolet
mempunyai panjang gelombang 210 – γ10 nm, sinar X, sinar , sinar , sinar α
dan sinar netron dapat dihasilkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik. Penyerapan energi dari radiasi dengan sinar ultraviolet dapat menimbulkan dua