Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
c
Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap perilaku peserta didik secara personal maupun kelompok dalam waktu relatif
singkat.
d
Dapat membantu guru pengganti untuk melanjutkan pembelajaran peserta didik secara terarah dan memenuhi maksud dan tujuan yang
sudah ditetapkan tidak sekedar mengisi kekosongan.
e
Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam merencanakan pembelajaran dalam rangka memperbaiki atau
menyempurnakan kualitas pembelajaran. 2
Bagi Siswa
a
Kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
b
Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran
c
Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran secara penuh
d
Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara objektif.
1 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan peserta didik belajar dan bekerja secara
kelompok –kelompok secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. “Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama
dengan sesama peserta didik dalam tugas- tugas terstruktur” Rusman,
2009: 203. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Slavin dinyatakan bahwa: a
Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
dan menumbuhkan sikap toleransi serta menghargai pendapat orang lain.
b Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman Rusman, 2009: 205.
Berdasarkan penjelasan beberapa teori di atas, dapat diartikan bahwasannya model pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang cukup efektif jika digunakan pada proses pembelajaran, hal itu dikarenakan dengan menggunakan model
pembelajaran koopertif peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi baik
pada individu ataupun pada kelompoknya. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga dapat menimbulkan keterampilan interaksi sosial pada
peserta didik.
2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-
temannya 1994 di Universitas John Hopkin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal. Slavin Nur dalam Trianto, 2000: 26 menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Trianto, 2009: 68.
b Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, ada beberapa persiapan-persiapan antara lain: