Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan

12 Setelah satu babak selesai, jika jam pembelajaran masih mencukupi, maka kartu dikocok lagi agar peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. 13 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin tertinggi. 14 Guru mengevauasi hasil kerja siswa yang dibuat secara individu maupun kelompok. c. Kegiatan Penutup 1 Melakukan proses komunikatif antara siswa dan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang diperoleh. 2 Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran. 3 Guru memberikan motivasi kepada siswa. 4 Melakukan tindak lanjut kepada siswa dengan memberikan PR 5 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Tahap Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, partisipan antara peneliti dengan guru kelas IVB. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak sebagai guru kelas IVB, sedangkan guru kelas IVB bertindak sebgai observer yang mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

4. Tahap Refleksi

Pada akhir siklus akan dilakukan refleksi oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan observasi maka diadakan refleksi tindakan yang akan dilakukan sehingga peneliti dapat merevisi tentang berhasil atau tidaknya kegiatan yang dilakukan pada siklus 1. Hasil siklus 1 digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya. Apabila terdapat kelemahan pada siklus 1 maka akan dilaksanakan perbaikan untuk siklus berikutnya, sedangkan jika ada kelebihannya maka akan dipertahankan. Selanjutnya peneliti dan guru menyusun rencana pembelajaran pada siklus berikutnya. Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus ke II itu sama dengan siklus sebelumnya yang membedakan adalah materi pembelajaranya dan lebih memperbaiki proses pelaksanaan pembelajaran.

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil apabila: 1. Terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa Kelas IVB SD Negeri 2 Bumiharjo pada setiap siklusnya. 2. Pada akhir penelitian ketuntasan siswa secara klasikal dinyatakan tuntas apabila siswa yang mencapai KKM ≥ 66 mencapai ≥ 75 dari jumlah siswa pada kelas IVB yang di teliti yaitu 21 siswa. Mulyasa, 2013: 131 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti di SD Negeri 2 Bumiharjo di kelas IVB pada pembelajaran IPS dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pembelajaran IPS dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai aktivitas belajar siswa setiap siklus. Pada siklus I aktivitas belajar siswa sebesar 56,66 mengalami peningkat sebesar 18,57 menjadi 75,23 pada siklus II. b. Pembelajaran IPS dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 68,33 mengalami peningkatan sebesar 8,05 menjadi 76,38 pada siklus II. Selain rata-rata hasil belajar siswa di peroleh juga persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 57,14 mengalami peningkatan sebesar 23,82 menjadi 80,96 pada siklus II. Pada akhir penelitian siswa dinyatakan tuntas karena ketuntasan belajar siswa kelas IVB mencapai ≥ 75.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 4 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 54

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 4 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 101

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD.

0 3 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Make a Match Berbantuan Media Komik Interaktif untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SD Ne

0 0 7

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

0 0 9

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH IPS DI KELAS V SD

0 0 13