2.4. Kelembagaan
Kelembagaan memegang peranan penting untuk menjamin suatu program dapat berjalan terus-menerus dan mencapai tujuan. Kelembagaan pendukung sektor
pertanian di pedesaan bersifat pasang surut dan tergantung kebutuhan. Kelembagaan dapat bersifat formal disponsori dan dibantu pemerintah dan non formal terbentuk
sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan aktual petani. Kelembagaan yang bersifat formal seperti penyuluh pertanian WKBPPWKPP, KUD kurang berjalan karena
batasan-batasan formal yang sering bergesekan dengan pemahaman petani. Kelembagaan juga berfungsi sebagai penggerak, penghimpun, penyalur sarana
produksi, pembangkit minat dan sikap serta menjamin keberhasilan agribisnis pertanian. Kelembagaan yang mampu berkembang adalah kelembagaan yang sesuai
dengan kondisi lokal dan bersifat multi fungsi dan luwes. Alan Foller 1992 tentang kelembagaan dan organisasi: “An institution is a
complex norm and behavior that persist overtime by serving some socialy value purpose, while an organization is a structure of recognize and accept roles”.
2.5. Produktivitas Tanaman Pangan
Produktivitas pertanian tanaman pangan padi dan palawija dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kemampuan berproduksi dalam satu satuan luas. Namun
secara luas produktivitas diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dengan menggunakan segala potensi sumber daya yang ada disertai dengan kemampuan
untuk meminimumkan segala resiko yang dapat memperkecil pendapatan tersebut
Universitas Sumatera Utara
dalam satu satuan periode yang dibutuhkan. Hubungan antara produksi yang dihasilkan dengan pendapatan yang akan diterima petani sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor namun dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah faktor manajemen pengelolaan produksi seperti kebijakan pemerintah baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, kelembagaan dan infrastruktur pendukung. Usaha peningkatan produksi padi sawah di Indonesia pada dasarnya ditempuh
secara bersama-sama dengan dua cara yaitu: 1 Peningkatan hasil tiap satuan luas Intensifikasi, 2 Perluasan areal tanaman Ekstensifikasi. Peningkatan produktivitas
tanah pada umumnya diutamakan dari perluasan areal pertanian, hal ini terjadi karena terbatasnya tanah yang tersedia dan sulitnya pemindahan penduduk dari tempat yang
padat ke tempat yang renggang. Produktivitas tanah umumnya dilakukan melalui 1 perbaikan di bidang teknologi pertanian untuk meningkatkan daya produksi
tanaman 2 mengusahakan cara bertanam baru yang memungkinkan sebidang tanah menghasilkan lebih dari satu macam tanaman pada waktu yang sama misalnya
pertanaman Tumpang Sari Syahwier, dkk, 1994. Dalam pembangunan pertanian, peningkatan produksi seringkali diberi
perhatian utama. Namun ada batas maksimal produktivitas ekosistem. Jika batas ini ini dilampaui ekosistem akan mengalami degradasi dan kemungkinan akan runtuh
sehingga hanya sedikit orang yang bisa hidup dengan sumber daya yang tersisa Kanisius, 1999.
Produktivitas merupakan hasil per satuan luas lahan, tenaga kerja, modal misalnya ternak, uang, waktu atau input lainnya misalnya uang tunai, energi air dan
Universitas Sumatera Utara
unsur hara. Orang luar cenderung mengukur produktivitas usaha tani menurut total biomassa, hasil komponen-komponen tertentu misalnya gabah, jerami, kandungan
protein, hasil ekonomis atau keuntungan, seringkali memandang perlu untuk memaksimalkan hasil per satuan luas lahan Kanisius, 1999.
2.6. Pengembangan Wilayah