Kebijakan Pemerintah Infrastruktur Kelembagaan

2.2. Kebijakan Pemerintah

Adanya kebijakan otonomi daerah memberikan peluang kepada daerah mempunyai kewenangan untuk melakukan penyuluhan terhadap petani dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Penyuluh pertanian diperlukan guna menyampaikan informasi dan teknologi bagi peningkatan produktivitas pertanian, namun adanya kelemahan kebijakan otonomi daerah bahwa penyuluh pertanian dapat berasumsi menjadi tenaga struktural dalam birokrasi pemerintahan, menyebabkan terhambatnya pelaksanaan tugas dan penyampaian informasi kepada petani. Oleh karena itu dalam implementasinya, hendaknya menempatkan tim pelayanan pada petani sebagai prioritas strategi pembangunan sistem pertanian yang transparan dan kondusif.

2.3. Infrastruktur

Pentingnya infrastruktur untuk pertumbuhan sektor pertanian sudah banyak diakui. Hal ini terlihat jelas bahwa infrastruktur fisik membawa dampak langsung bagi kemajuan sektor pertanian di negara berkembang maupun negara maju. Fan and Zang 2004 mengatakan adanya pola sebab akibat dari investasi infrastruktur dan pertumbuhan sektor pertanian. Investasi di sektor jalan dan irigasi sangat penting dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian. Pada pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi menyebabkan demand effect bidang irigasi jauh lebih tinggi dibanding bidang jalan. Universitas Sumatera Utara

2.4. Kelembagaan

Kelembagaan memegang peranan penting untuk menjamin suatu program dapat berjalan terus-menerus dan mencapai tujuan. Kelembagaan pendukung sektor pertanian di pedesaan bersifat pasang surut dan tergantung kebutuhan. Kelembagaan dapat bersifat formal disponsori dan dibantu pemerintah dan non formal terbentuk sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan aktual petani. Kelembagaan yang bersifat formal seperti penyuluh pertanian WKBPPWKPP, KUD kurang berjalan karena batasan-batasan formal yang sering bergesekan dengan pemahaman petani. Kelembagaan juga berfungsi sebagai penggerak, penghimpun, penyalur sarana produksi, pembangkit minat dan sikap serta menjamin keberhasilan agribisnis pertanian. Kelembagaan yang mampu berkembang adalah kelembagaan yang sesuai dengan kondisi lokal dan bersifat multi fungsi dan luwes. Alan Foller 1992 tentang kelembagaan dan organisasi: “An institution is a complex norm and behavior that persist overtime by serving some socialy value purpose, while an organization is a structure of recognize and accept roles”.

2.5. Produktivitas Tanaman Pangan