4. Keputusan Membeli
Setelah tahap pengevaluasian selesai, sekarang saatnya bagi pembeli untuk menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli atau
tidak terhadap keputusan yang menyangkut harga, manfaat produk yang diharapkan, merek, kualitas dan lain sebagainya.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Pembeli yang puas akan
kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk itu, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing,
serta membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Sementara pembeli yang tidak puas akan memberikan tanggapan secara berbeda.
Oleh karena itu, perusahaan perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur.
2.2. Penelitian Terdahulu
Ferrinadewi 2008 dalam judul “Pengaruh threat emotion konsumen dan brand trust pada keputusan pembelian produk susu Anlene di Surabaya”. Dari
hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukan bahwa variabel threat emotion dan variabel brand trust berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan pembelian pada produk susu Anlene. Rahardjo 2007 dalam judul ” Analisis Pengaruh Sikap Pada Iklan Axe
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Hasil penelitian terhadap 100
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa pria Unika Atma Jaya menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap iklan Axe positif dan dari hasil perhitungan regresi linier sederhana, dapat
disimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap iklan Axe pada media televisi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
2.3. Kerangka Konseptual
Keputusan pembelian merupakan hasil dari suatu proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk yang terdiri dari 5 tahapan
yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian sehingga jelas bahwa
pemasar perlu fokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian Kotler dan Amstrong, 2004:224.
Menurut Delgado dalam Ferrinadewi 2008:150, kepercayaan merek trust in a brand adalah kemampuan merek untuk dipercaya dan intensi baik
merek. Kepercayaan terhadap suatu merek dapat memberi motivasi kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian Mayer,dkk dalam Ferrinadewi:
2008 Sikap terhadap iklan didefenisikan sebagai kecenderungan konsumen
menjawab dengan baik atau tidak baik iklan tertentu. Mowen dan Minor 2002: 378 mengemukakan bahwa konsumen mengembangkan sikap terhadap iklan
sama seperti terhadap merek, dan sikap terhadap iklan ini mempengaruhi sikap merek yang juga mempengaruhi pilihan merek. Iklan yang disenangi konsumen
dapat menciptakan sikap merek yang positif dan keinginan untuk membeli yang
Universitas Sumatera Utara
lebih ketimbang iklan yang tidak mereka sukai Peter dan Olson: 2000. Terlepas dari pandangan suatu kelompok masyarakat terhadap iklan, apakah itu negatif atau
positif, iklan itu sendiri adalah memberikan informasi, membujuk, mengingatkan, memberikan nilai tambah dan membantu upaya-upaya lain dari perusahaan yang
nantinya akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian suatu produk Shimp, 2003:357.
Sejalan dengan meningkatnya keterlibatan dalam keputusan pembelian, konsumen cenderung terlibat dalam pencarian informasi yang ekstensif terntang
alternatif produk, yang kemudian membentuk kepercayaan yang besar terhadap semua alternatif tersebut. Konsumen juga suka menghabiskan waktu untuk
mengevaluasi dan membandingkan alternatif tersebut. Melalui aktivitas penyelesaian masalah ini, konsumen membentuk sikap tertentu. Dengan formasi
kepercayaan dan sikap ini, keinginan konsumen berperilaku biasanya menghasilkan perilaku pembelian produk Mowen dan Minor,327:2002.
Sumber: Mayer,dkk dalam Ferrinadewi: 2008, Mowen dan Minor 2002, data diolah.
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis