Periklanan 1. Definisi Periklanan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

merek yang terkait dengan kemampuannya untuk dipercaya dan intensinya terhadap konsumen. 6 item tersebut adalah: a. Menawarkan sebuah produk dengan tingkat kualitas yang konstan. b. Membantu untuk memecahkan masalah yang mungkin timbul ketika pemakai produk menggunakan produk tersebut. c. Menawarkan produk-produk baru yang mungkin dibutuhkan oleh pemakai produk. d. Peduli dengan kepuasan pemakai produk. e. Memandang konsumen sebagai seseorang yang berharga. f. Menawarkan rekomendasi dan saran untuk memaksimalkan penggunaan produk tersebut. Pengalaman merupakan proses belajar bagi konsumen karena dari pengalaman konsumen memperoleh banyak informasi. Dimana informasi mengenai produk didapatkan dari pengalaman langsung dengan produk seperti konsumsi karena terciptanya kepercayaan merek melalui pengalaman akan terjadi proses pembelajaran yang memungkinkan terbangunnya asosiasi, pemikiran dan pengambilan kesimpulan yang lebih relevan dengan pribadi individu atau konsumen. 2.1.3. Periklanan 2.1.3.1. Definisi Periklanan Menurut Tjiptono 2003:81 iklan merupakan kata-kata dalam tayangan iklan atau komersial yang berfungsi untuk menjelaskan manfaat Universitas Sumatera Utara produk dan memberikan alasan mengapa konsumen calon konsumen perlu membelinya. Iklan atau advertising merupakan alat promosi yang paling banyak digunakan untuk produk konsumsi. Adanya iklan yang sering muncul atau dilihat konsumen akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Dengan iklan yang sering muncul, konsumen akan membandingkan apa yang sering dibelinya dengan produk yang baru dibelinya. Jika konsumen lebih menyukai produk lama, maka konsumen akan kembali mengkonsumsi produk lamanya. Namun, jika produk yang baru dibelinya memberikan manfaat lebih dibanding produk lama, maka konsumen akan melakukan perpindahan merek. 2.1.3.2.Tujuan Periklanan Durianto 2003:11-12 mengemukakan tujuan periklanan adalah sebagai berikut: a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen create awareness. b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek. c. Mengembangkan atau mengubah citra sebuah merek melalui iklan. d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi. e. Menciptakan norma-norma kelompok. f. Mengendalikan perilaku. Universitas Sumatera Utara g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan market power perusahaan. h. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka panjang. i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang. 2.1.4. Sikap 2.1.4.1. Definisi Sikap Sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku Alport dalam Setiadi, 2003:214. Definisi ini mengandung makna bahwa sikap mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi konsumen. Engel 1994 membagi sikap menjadi 3 tiga komponen sebagai berikut: a. Kognitif Kognitif berhubungan dengan pengenalan dan pengetahuan objek beserta atributnya. b. Afektif Afektif memberikan tanggapan tentang perasaan terhadap objek dan atributnya. Universitas Sumatera Utara c. Konasi Dalam konasi, seseorang memiliki minat dan tindakan dalam sebuah perilaku. Bila tahap ini bekerja, maka konsumen telah memiliki keputusan akan suara objek.

2.1.4.2. Sikap Atas Iklan

Mowen dan Minor 2002 menyatakan bahwa sikap atas iklan attitude toward the ad adalah mengacu pada kesukaan atau ketidaksukaan konsumen secara umum atas rangsangan iklan tertentu selama exposure iklan tersebut. Reaksi-reaksi pemrosesan dipakai untuk merangsang elemen- elemen yang terdapat dalam periklanan secara terperinci. Elemen atau stimuli ini bergantung pada media periklanan yang dipakai yang dapat berupa gambar, kata- kata yang terlihat atau terdengar, musik dan sebagainya. Assael 2001:368 mendefinisikan sikap terhadap iklan sebagai kecenderungan konsumen menjawab dengan baik atau tidak baik iklan tertentu. Respon kognitif yang positif support arguments dan source bolstering umumnya akan menghasilkan sikap positif konsumen terhadap iklan: respon kognitif yang negatif counterarguments dan source derogation umumnya menghasilkan sikap negatif. Karena aspek afektif yang dominan maka sikap terhadap iklan diukur dalam afektif penerima pesan yang menilai baik-tidak baik, suka-tidak suka, menarik-tidak menarik, kreatif-tidak kreatif, informatif- tidak informatif. Universitas Sumatera Utara Sikap terhadap iklan selain dipengaruhi elemen-elemen iklan juga dipengaruhi oleh keadaan hati serta emosi terhadap iklan. Sikap terhadap iklan juga mempengaruhi sikap terhadap merek. Oleh karena itu, untuk membujuk konsumen agar membeli produk mereknya, pemasar harus membuat bermacam- macam iklan yang dapat mempengaruhi konsumen.

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan stimuli dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses diolah dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat kompleks, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli. Keputusan pembelian merupakan hasil dari suatu proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian sehingga jelas bahwa pemasar perlu fokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian Kotler,dkk, 2004:224. Universitas Sumatera Utara Tahap- tahap proses pengambilan dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber: Kotler dan Armstrong 2004:224 Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaannya yang aktual dan keadaannya yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun rangsangan eksternal. 2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhan yang telah ditentukan dengan baik itu berada di dekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan lalu membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka. 3. Evaluasi Alternatif Setelah melakukan pencarian informasi sebayak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Keputusan membeli Perilaku pasca pembelian Mengenali kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Universitas Sumatera Utara 4. Keputusan Membeli Setelah tahap pengevaluasian selesai, sekarang saatnya bagi pembeli untuk menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli atau tidak terhadap keputusan yang menyangkut harga, manfaat produk yang diharapkan, merek, kualitas dan lain sebagainya. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Pembeli yang puas akan kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk itu, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Sementara pembeli yang tidak puas akan memberikan tanggapan secara berbeda. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur.

2.2. Penelitian Terdahulu

Ferrinadewi 2008 dalam judul “Pengaruh threat emotion konsumen dan brand trust pada keputusan pembelian produk susu Anlene di Surabaya”. Dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukan bahwa variabel threat emotion dan variabel brand trust berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada produk susu Anlene. Rahardjo 2007 dalam judul ” Analisis Pengaruh Sikap Pada Iklan Axe Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Hasil penelitian terhadap 100 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip USU

2 110 81

Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mie Instan Merek Sedaap (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

3 37 86

Analisis persepsi konsumen tentang kepribadian merek induk dan merek-merek perluasan pepsodent; studi kasus pada merek pasta gigi, sikat gigi dan cairan pembersih mulut pepsodent di lingkungan mahasiswa UIN Jakarta

2 41 211

Analisis pengaruh pemanfaatan endoser, brand image, dan trust/kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian suatu produk: ( studi kasus pada mahasiswa UIN Jakarta konsumen tolak angin cair )

1 4 160

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK PADA PASTA GIGI PEPSODENT (STUDI PADA ANAK KOST DI JALAN KOPI KELURAHAN GEDUNG MENENG KECAMATAN RAJABASA) Oleh ARISA WULANDASARI

4 30 62

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 9 123

Hubungan iklan produk pasta gigi pepsodent di televisi dengan loyalitas merek produk pasta gigi pepsodent pada konsumen.

0 3 134

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 2

HUBUNGAN IKLAN PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI TELEVISI DENGAN LOYALITAS MEREK PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT PADA KONSUMEN

0 0 132