1. Lokasi Penerapan PTT
Lokasi penerapan PTT terletak di desa Sambirejo di lahan masing masing
setiap kelompok tani yang telah menerapkan komponen model PTT. Penentuan
lokasi untuk penerapan PTT didasarkan pada persyaratan yaitu : a.
Lahan subur dan kondisi air terjamin b.
Lingkungan bebas dari gangguan hama dan penyakit terutama bukan daerah endemik hama wereng coklat dan penyakit virus tungro
c. Sebagai lokasi percontohan, maka dipilih lokasi yang strategis agar
mudah dilihat petani sekitar.
2. Komponen PTT
Teknologi yang telah dilaksanakan pada sistem usaha tani padi sawah di daerah penelitian adalah komponen model pengelolahan tanaman terpadu PTT
dengan 12 komponen yaitu : 1.
Varietas padi yang diperkenalkan pada awal pengenalan model PTT ini tehun 2008 di desa Sambirejo kecamatan Binjai kabupaten Langkat
adalah Varietas yang berdaya hasil tinggi tahan hama dan penyakit serta sesuai dengan kondisi lingkungan seperti varietas ciherang, ciboga, infari,
mengkongga. Dan pemilihan varietas ini sesuai dengan keinginan petani, namun yang terbanyak yaitu penggunaan varietas unggul Ciherang,
karena varietas tersebut cita rasa yang pulen sesuai dengan cita rasa masyarakat setempat dan dapat meningkatkan produksi, dimana rata-rata
7-8 Tonha. Hal inilah yang membuat petani untuk terus menerus membudidayakan varietas Ciherang, sehingga tanaman padi akhirnya
Universitas Sumatera Utara
menjadi resisten terhadap hama dan penyakit. Alasan tersebutlah yang mendasari petani tertarik menggunakan VUB Varietas Unggulan Baru .
2. Penggunaan Bibit Bermutu dan Sehat
Bibit bermutu dan sehat mempunyai beberapa manfaat diantaranya : • Menghasilkan bibit sehat dan
• Menghasilkan akar yang banyak • Menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan seragam ketika
ditanam pindah • Bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan tegar
• Benih yang baik akan menghasilkan hasil yang baik
Menurut kajian BPTP dalam memilih benih yang baik biasa digunakan dengan larutan garam 3 atau 1 larutan Za 3:1. Beberapa cara untuk
memilih benih bermutu, antara lain yaitu : • Penggunaan benih yang bersertifikat dan berlebel
• Gabah padi yang memiliki densitas tinggi DT • Seleksi benih menggunakan larutan Za 3:1, dimana caranya
adalah siapkan ember untuk membuat larutan, kemudian di isi air 3 liter masukan 1 kg Za ke dalam ember yang berisi air tadi,
kemudian diaduk sampai larut, baru dimasukan benih. Jumlah benih yang dimasukan disesuaikan dengan volume larutan Za
setelah benih dimasukan diaduk, kemudian dibiarkan setelah itu benih yang mengambang dan terapung dibuang. Pengadukan
dilakukan berulang-ulang sampai benih tidak ada yang mengambang lagi, kemudian dilakukan perendaman selama 24
Universitas Sumatera Utara
jam, setelah itu dilakukan pemeraman. Hal ini tergantung varietas, biasanya pemeraman berlangsung kisaran 36-48 jam,
dengan ditandai benih membengkak dan keluarnya calon lembaga berwarna putih. Untuk lokasi yang endemik hama
penggerek batang lakukan perlakuan benih dengan pertisida berbahan aktif fiproni dengan cara mencampurkan petisida
dengan benih pada saat benih ditiriskansebelum diperam dengan tekaran 5-100 kg benih padi.
3. Bibit Muda Umur 15-20 hari HSS
Bibit muda adalah bibit padi yang berumur 15-20 HSS
hari setelah sebar. Penamaan bibit muda 2-3 perumpun akan tumbuh dan berkembang lebih baik, sistem perakaran lebih intensif, anakan lebih
banyak lebih beradaptasi dengan lingkungan dibandingkan dengan bibit yang lebih tua. Pada daerah yang terbanyak keong mas dianjurkan
menggunakan umur yang lebih tua, untuk mendapat bibit yang baik, harus diperhatikan sebagai berikut :
Persemaian
1. Penyiapan Benih