BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASION AL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep penelitian ini adalah:
Variabel Dependent Variabel Independent
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2.
Definisi Operasional
Benign Prostatic Hyperplasia BPH adalah penyakit yang menyebabkan kelenjar periuretra mengalami pembesaran sedangkan jaringan prostat asli
terdesak ke perifer menjadi kapsul. BPH akan timbul seiring dengan bertambahnya usia, sebab BPH erat kaitannya dengan proses penuaan WHO,
2004. Adenokarsinoma prostat adalah tumor ganas epitel invasif yang terdiri dari
sel-sel sekretori. Karsinoma prostat merupakan keganasan paling sering diantara keganasan sistem urogenital pria dan biasanya ditemukan pada umur 50 tahun.
Beberapa tahun terakhir, tingkat insiden mencerminkan tidak hanya perbedaan dalam resiko penyakit, tetapi juga tingkat diagnosis kanker laten dan dengan
deteksi kanker laten pada jaringan yang diambil selama operasi prostaktetomi atau otopsi WHO, 2004.
Nilai PSA Tumor jinak
prostat Benign Prostatic
Hyperplasia BPH Tumor ganas
prostat Adenokarsinoma
prostat
PSA diproduksi oleh sel-sel epitel melapisi saluran -saluran prostat dan asinus yang disekresikan langsung kedalam duktus prostat. Gen PSA terletak di
kromosom 19. Hasil transkripsi diatur dalam biosintesis dari 261 asam amino PSA prekursor. Prekursor ini diaktifkan oleh pe mbebasan proteolitik dari fragmen
amino. Nilai PSA merupakan faktor penting dalam mendeteksi kanker prostat. Kadar serum di dalam PSA dianggap sebagai penanda prognostik. Peningkatan
nilai PSA pada pasien berhubungan dengan meningkatnya volume tumor dan prognostic yang lebih buruk. Nilai normal umum yang digunakan adalah 0 -4
ngml. Kerusakan pada arsitektur jaringan prostat normal seperti pada penyakit prostat, inflamasi atau trauma, akan menyebabkan banyaknya jumlah nilai PSA
yang masuk ke dalam sirkulasi . Konsentrasi nilai PSA lebih dari 12ngml selalu berhubungan dengan kela inan prostat. Kesulitan diagnosa ditemukan di antara
para pasien yang memiliki tingkat konsentrasi 5 -10 ngml karena mungkin keduanya berasal dari adenokarsinoma prostat atau pertumbu han berlebihan dari
prostat yang ringan WHO, 2004. Cara ukur dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai PSA pasie n
pada hasil pemeriksaan laboratorium. Skala ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ukur numerik. Alat ukur yang diguna kan adalah melalui
pemeriksaan laboratorium untuk melihat nilai PSA.
3.3. Hipotesis
Terdapat perbedaan nilai PSA pada kejadian BPH dengan nilai PSA pada kejadian Adenokarsinoma prostat.