BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Prostat
2.1.1. Embriologi Prostat
Sistem organ genitalia atau reproduksi pria terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan penis. Pada umumnya organ
urogenitalia terletak di rongga retroperitonial dan terlindung oleh organ lain yang berada disekitarnya, kecuali testis, epididimis, vas deferens, penis,
dan uretra Purnomo, 2011. Pada masa kehamilan bulan ketiga, kelenjar prostat mulai
berkembang dari invaginasi epithelial dari sinus urogenital posterior di bawah pengaruh mesenkim. Pembentukan normal dari kelenjar prostat membutuhkan
pengaruh 5α-dihidrotestoteron yang disintesa dari testoteron fetal oleh 5α - reduktase. Enzim ini dijumpai pada sinus urogenital dan genitalia eksternal.
Konsekuensinya, defisiensi 5£-reduktase akan menye babkan prostat yang mengecil atau sama sekali tidak ada, walaupun epididimis, vasa deferentia dan
vesikel seminal tetap normal Hammerich et al, 2009. Pada waktu lahir, kelenjar tersebut kecil dan tumbuh bersamaan dengan semakin tingginya produksi
androgen meningkat pada masa puber. Pada saat dewasa, kelenjar prostat masih stabil sampai umur 50 tahun yang selanjutnya mulai terjadi pembesaran Badan
POM RI, 2012.
2.1.2. Anatomi Kelenjar Prostat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah infe rior buli- buli, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah
kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari cairan
ejakulasi. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada saat
ejakulasi. Volume cairan prostat merupakan ±25 dari seluruh volume ejakulasi Purnomo, 2011.
Prostat dibagi menjadi lima buah lobus yaitu lobus anterior, lobus medius, lobus posterior, dan lobus lateralis. Lobus anterior yang terletak di depan uretra
dan menghubungkan lobus dexter dan lobus sinister . Bagian ini tidak mengandung kelenjar dan hanya berisi otot polos. L obus medius yang terletak di
antara uretra dan duktus ejakulatorius. Lobus ini banyak mengandung kelenjar dan merupakan bagian yang menyebabkan terbentuknya uvula vesikae yang menonjol
ke dalam vesika urinari bilalobus medius ini membesar. Sebagai akibatny a dapat terjadi bendungan aliran urin pada waktu buang air kecil. Lobus posterior yang
terletak di belakang uretra dan di bawah duktus ejakulatorius . Lobus lateralis terletak di sisi kiri dan kanan uretra Wibowo dan Paryana, 2009.
Prostat merupakan organ yang mendapat persarafan yang luar biasa. Dua bundle neurovaskular terdapat pada posterolateral kelenjar dan membentuk
pedicle superior dan inferior pada masing -masing sisi. Saraf-saraf ini penting untuk pengaturan fisiologi, morfologi dan pematangan k elenjar. Prostat mendapat
inervasi saraf simpatetik dan parasimpatetik dari saraf hipogastrik dan pelvis. Saraf ini penting untuk fungsi ereksi, sehingga mendapat perhatian khusus pada
operasi kanker prostat Hammerich et al, 2009. Prostat mendapatkan ine rvasi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus prostatikus atau pleksus
pelvikus yang menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis dua sampai empat dan simpatik dari nervus hipogastrikus T10 -L2 Purnomo, 2011.
Pembuluh darah prostat berasal dari arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media atau arteri rektalis inferior. Pembuluh vena membentuk plexus yang
terletak di antara kapsul dan faskia di sisi prostat. Vena ini bermuara pada vena iliaka interna dan juga pada plexus venosu s vertebra, sehingga dapat menerangkan
terjadinya metastasis dari karsinoma prostat ke vertebra dan otak Wibowo dan Paryana, 2009.