52
musim yang didasarkan pada arah angin utara, selatan, barat dan timur. Kelembaban udaranya sekitar 84 dengan temperatur terendah 23,0 C dan
tertinggi 31,8 C.
3.1.2 Kependudukan
Berdasarkan data Dinas Kependudukan Kota Tanjunginang, jumlah penduduk kota pada awal tahun 2003 adalah 127,623 jiwa WNI dan 401 WNA.
Total jumlah penduduk Kota Tanjungpinang adalah 128,024 jiwa. Jumlah penduduk diatas selanjutnya dapat dirinci berdasarkan kecamatan, kelurahan, jenis
kelamin dan kewarganegaraan seperti terlihat pada tabel berikut.
TABEL III.1. JUMLAH PENDUDUK KOTA TANJUNGPINANG
BERDASARKAN KECAMATAN, KELURAHAN, JENIS KELAMIN DAN KEWARGANEGARAAN
TAHUN 2003
WNI WNA
No Kecamatan
Kelurahan L
P L+P
L P
L+P WNI +
WNA
1. TPI BARAT
Tg. Pinang Barat 8.398
7.947 16.345
9 6
15 16.360
Kamboja 6.372
6.486
12.858 123
107 230
13.088 Kampung Baru
3.739 4.039
7.778 2
6 8
7.786 Bukit Cermin
4.476 4.540
9.016 9
5 14
9.030 2.
TPI TIMUR
Melayu Kt. Piring 3.285
2.867 6.152
6.152 Kampung Bulang
3.199 3.038
6.237 2
2 4
6.241 Air Raja
1.734 1.133
2.867 2.867
Batu IX 2.766
2.673 5.439
61 66
127 5.566
Pinang Kencana 995
915 1.910
1.910 3.
TPI KOTA
Tg. Pinang Kota 3.116
3.116 6.232
2 1
3 6.235
Kp. Bugis 3.433
2.158 5.591
5.591 Senggarang
1.818 1.781
3.599 3.599
Penyengat 1.047
1.125 2.172
2.172 4.
BUKIT BESTARI
Tg. Pinang Timur 3.863
3.621 7.484
7.484 Dompak
906 647
1.553 1.553
Tg. Aun Sakti 3.375
3.321 6.696
6.696 Sei. Jang
7.209 7.610
14.819 14.819
Tg. Unggat 5.696
5.179 10.875
10.875 65.427
62.196 127.623
208 193
401 128.024
Sumber : Dinas Kependudukan Kota Tanjungpinang Tahun 2003
53
Mobilitas sosial penduduk Kota Tanjungpinang berdasarkan data
Laporan Tahunan Pemerintah Tanjungpinang Tahun 2003 adalah: TABEL III.2
MOBILITAS PENDUDUK KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2003 JIWA
Datang Pindah
Lahir Mati
502 301
218 42
Sumber : Dinas Kependudukan Kota Tanjungpinang Tahun 2003
Berdasarkan pada data ini dapat disimpulkan bahwa penduduk yang datang menempati urutan tertinggi dari mobilitas sosial, melebihi dari jumlah
penduduk yang pindah. Tingginya mobilitas sosial penduduk yang datang dan pindah menunjukkan bahwa transportasi di daerah ini cukup lancar.
3.1.3 Sosial Budaya
Struktur masyarakat dan kebudayaan melayu melongar dan terbuka. Kelonggaran dan keterbukaan masyarakat serta kebudayaan melayu itu
disebabkan karena dalam tradisi terwujudnya kebudayaan Melayu terbiasa dengan kontak-kontak dengan dunia luar, proses pembauran, dan akulturasi unsur-unsur
kebudayaan sebagaimana ditunjukkan dalam sejarah mereka. Keterbukaan struktur kebudayaan Melayu memungkinkan untuk mengakomodasi perubahan-
perubahan kebudayaan yang berbeda-beda, sepanjang hal ini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama Islam, adat-istiadat, dan sopan santun Melayu.
3.1.4 Kondisi Perekonomian